Ekspektasi Dalam Mencapai Standar Kecantikan “Body Goals”

body goals

Halo Sobat Health Heroes!

Health Heroes – Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang penerapan beberapa tindakan dalam menjalankan pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Pengalaman dalam mengalami peningkatan berat badan yang membuat merasa diri tidak nyaman, membuat saya tertarik dan penasaran untuk melakukan diet dengan ekspektasi bisa mencapai standar kecantikan untuk mengejar sebuah tren “body goals”.

Namun ternyata, beberapa tindakan yang saya lakukan sebelumnya itu menunjukkan diet tidak tepat dan berisiko untuk berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Hal ini menyadarkan saya akan pentingnya untuk memahami bahwa setiap tubuh individu unik dan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda.

Maka dari itu, melalui tulisan ini saya ingin berbagi beberapa informasi yang sudah saya terapkan dalam mencapai “body goals” sehat melalui pola hidup dengan gizi seimbang.

Mari Kita Jalani Diet dengan T-E-P-A-T

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencapai pola hidup sehat dengan tepat dan efektif.

[T] – Terapkan pengukuran antropometri di awal.

“Apakah kalian tahu apa itu pengukuran antropometri?”

Antropometri merupakan pengukuran berbagai dimensi tubuh dan komposisi dasar tubuh manusia yang bervariasi seiring pertumbuhan dan status gizi individu.

Mengapa perlu melakukan pengukuran antropometri sebelum memulai program diet?

Pengukuran ini menjadi kunci untuk mengidentifikasi overweight atau obesitas melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang (LiPi), dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Hal ini menjadi langkah awal dalam proses evaluasi individu, terutama dalam melakukan tindakan diet. Jika hasil pengukuran menunjukkan angka di bawah atau di atas rentang normal, perlu diambil tindakan untuk membantu tubuh mencapai nilai yang normal dalam parameter tersebut.

[E] – Eliminasi bahan makanan yang tidak berkualitas.

“Siapa nih yang sering konsumsi atau jajan sembarang?”

Ternyata penting bagi kita untuk memilih makanan yang diproses dengan mempertimbangkan wujud aslinya. Sebagai contoh, jika ingin menikmati ayam goreng, lebih baik untuk memasaknya sendiri dengan membeli bahan segar. Begitu pula, jika kita ingin mengonsumsi jus buah sebaiknya membuat jus buah sendiri secara langsung dari bahan asli daripada dalam bentuk kemasan. Bukan berarti jus kemasan dilarang, namun perlu diperhatikan informasi nilai gizi dan komposisi yang terdapat dalam kemasannya. Beberapa jus buah kemasan hanya mengandung sedikit jus buah asli. Disarankan untuk memilih jus buah kemasan yang berlabel “100% fruit juice”. Proses pemilihan tersebut juga dapat diterapkan saat memilih makanan dan minuman ringan dan berat dalam bentuk kemasan dengan tetap memperhatikan informasi nilai gizi pada kemasannya.

Perlu diketahui juga bahwa konsumsi makanan cepat saji terlalu sering dapat meningkatkan risiko individu mengalami berbagai masalah kesehatan seperti kurang gizi, obesitas, gangguan pencernaan dan berbagai penyakit tidak menular lainnya (diabetes, penyakit jantung, stroke dan kanker). Oleh karena itu, kita perlu membatasi konsumsi dan pandai dalam memilih produk baik dari jenis makanan cepat saji.

[P] – Pahami prinsip gizi seimbang.

“Diet bukan berarti tidak makan. Ingat, tubuh perlu gizi seimbang!”

Pembatasan pada jumlah makanan yang dikonsumsi tidak senantiasa memberikan dampak baik, terutama dalam mencapai “body goals”. Tindakan diet ekstrem melalui pembatasan kalori yang berlebihan dan penggunaan suplemen tanpa pengawasan medis dapat mengakibatkan efek buruk bagi tubuh.

Faktanya, kejadian anemia pada remaja dapat disebabkan oleh diet tidak tepat yang mengakibatkan kekurangan gizi. Keadaan ini seringkali terjadi ketika asupan zat besi, vitamin B12, folat, dan nutrisi penting lainnya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh dalam fase pertumbuhan dan perkembangan remaja. Kondisi kekurangan gizi tersebut dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia pada remaja.

Tidak hanya masalah kekurangan gizi yang mungkin akan terjadi, tetapi juga masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan makan. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimalisasi pada asupan gizi dengan memilih makanan yang kaya akan zat besi dan nutrisi penting lainnya sehingga dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan seperti kekurangan gizi dan membantu dalam meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.

[A] – Aktif dalam melakukan kegiatan fisik.

Diet menjadi salah satu aspek yang seringkali dikaitkan dengan mencapai “body goals”. Namun, perlu diingat bahwa diet tidak hanya sebatas pemilihan makanan. Ikut aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti olahraga juga menjadi bagian dari upaya mencapai keseimbangan tubuh yang sehat. Aktivitas fisik, seperti berolahraga secara teratur, dapat membantu mencapai “body goals” dengan cara yang lebih berkelanjutan.

[T] – Tingkatkan literasi mengenai gizi seimbang.

Bukan hanya ahli gizi atau tenaga kesehatan yang perlu aktif mencari informasi mengenai pentingnya menjalani pola hidup dengan gizi seimbang, namun remaja juga berperan penting sebagai pelopor dalam mencari informasi yang akurat untuk lebih memahami konsep gizi seimbang. Inisiatif ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan literasi melalui akses ke website terpercaya, buku, atau jurnal hasil penelitian yang dapat diakses secara gratis. Langkah ini juga bermanfaat dalam mengurangi disinformasi, terutama terkait dengan menjalankan diet yang tepat untuk mencapai mencapai tujuan kebugaran secara sehat.

Itulah beberapa informasi yang dapat saya bagikan kepada Sobat Health Heroes dalam menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang.

Ayo bersama menjadi pahlawan gizi, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang terdekat kita. Ikut mengajak menerapkan perilaku hidup sehat dengan gizi seimbang menjadi langkah positif yang dapat kita terapkan untuk membawa perubahan kesehatan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Mari kita akhiri tindakan untuk mengejar “body goals” dengan diet yang tidak tepat dan merangkul perubahan positif untuk lebih sadar akan pentingnya kesehatan. Melalui kesadaran akan pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, dan pemilihan makanan yang berkualitas, kita dapat mencapai “body goals” yang lebih berkelanjutan dan mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Salam sehat sobat Health Heroes!

Referensi

Kurniawati, Y., & Lestari, S. (2021). Beauty Bullying or Body Shaming? Upaya Pencegahan Body Shaming Pada Remaja. PLAKAT (Pelayanan Kepada Masyarakat), 3(1), 69. https://doi.org/10.30872/plakat.v3i1.5483

Palupi, K. C., Handi, L., Gifari, N., & Dewanti, L. P. (2022). Pengaruh edukasi gizi “EMPIRE” terhadap asupan zat gizi makro, serat, dan gula pada wanita dengan gizi lebih. Ilmu Gizi Indonesia, 6(1), 9. https://doi.org/10.35842/ilgi.v6i1.288

Briawan, D., & Miskiyah, A. (2022). Kualitas Diet, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Remaja, Selama Masa Pandemi Covid-19 di Kota Bogor (Diet Quality, Physical Activity, and Nutritional Status of Adolescents During the Covid-19 Pandemic in Bogor City). Jurnal Gizi Dietetik, 1(1), 8–15. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizidietetik 

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »