Pangan lokal, siapa yang tidak asing mendengar dua kata itu? Saya memiliki pengalaman yang menarik memgenai hal tersebut. Waktu itu saya mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan diri di Tanah Borneo, tepatnya di Dusun Badat Baru, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat selama 50 hari. Hal yang paling menarik bagi saya adalah cara mereka bertahan hidup dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka, dari alam dan akan kembali ke alam. Salah satunya adalah ketrampilan mencari dan memproduksi bahan pangan, serta mengolahnya menjadi panganan lokal yang siap makan. Siapa bilang hal ini mudah untuk dilakukan? Perlu kerja cerdas dalam melakukannya. Sebagai contoh, masyarakat harus dapat berfikir dengan cerdas dalam mempertimbangkan kapan sayur tersebut dapat diambil, seberapa banyak, dan dititik mana saja. Jika tidak ada pemikiran demikian, akan terjadi ketimpangan bagi warga masyarakat yang lain atau kita harus menunggu dalam waktu yang sedikit lama lagi untuk dapat menikmatinya karena habisnya populasi sayur yang siap untuk dipetik. Begitu pula saat mengolah bahan pangan menjadi panganan lokal siap makan. Apalagi ketika masak dalam porsi yang besar seperti pada gambar, perlu manajemen tim yang baik dan ketrampilan yang tepat untuk dapat menghasilkan panganan lokal yang memiliki ciri khas unik.
Hal ini berkaitan dengan pangan lokal dan gastronomi berkelanjutan. Dengan mengonsumsi pangan lokal, kita turut andil dalam upaya menciptakan sistem pangan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Mengapa demikian? Karena apa yang kita makan berasal dari lingkungan kita sendiri yang mana terawasi oleh kedua mata. Merujuk pada contoh keadaan yang terjadi di Dusun Badat Baru, dapat dikatakan masyarakat belum memiliki banyak pengaruh makanan dari luar, apalagi mengenal istilah fast food yang kian waktu kian menjadi tren masyarakat, khususnya bagi para pemuda. Hal tersebut merupakan salah satu dampak positifnya hidup di daerah pedalaman, dimana kita masih dapat mengontrol apa yang kita makan selama ini. Dengan mengonsumsi panganan lokal secara tidak langsung kita juga ikut mendukung berkembangnya ekonomi lokal dan dapat melestarikan keanekaragaman hayati serta budaya masyarakat.
#InternationalYouthDay2024 #IYDbersamaRISE #RISEForYouth