Mengenal Ciplukan; Beri Emas yang Kaya Manfaat

 

(Gambar: Dokumentasi Pribadi, 2024)

Pernahkan Anda Mengenal Tanaman Ciplukan?

Ciplukan mungkin terdengar asing di telinga masyarakat namun kaya akan sejuta potensi bermanfaat apabila terus kita gali.

Tumbuhan Ciplukan atau dikenal dengan nama lokal Cecendet (Sunda) merupakan salah satu tanaman semak liar yang umumnya tumbuh di daerah tropis. Popularitas ciplukan masih belum mengalahkan tumbuhan lokal lainnya akibat sering dianggap tumbuhan pengganggu dan tidak memiliki nilai ekonomis karena kurangnya pengetahuan masyarakat untuk membudidayakannya (Herdianti, et al., 2021). Meskipun begitu, potensi ciplukan sebagai tanaman komersial cukup tinggi karena kaya akan manfaat yang mengagumkan. Selain itu, harga buah ciplukan di pasaran juga masih tergolong tinggi karena masih minimnya produsen pembudidaya tumbuhan ini. 

 

Mengenal Lebih Dekat si ‘Beri Emas’

Ciplukan memiliki batang utama yang tidak mencolok dengan percabangan tajam, berusuk, dan berongga. Daun ciplukan berbentuk tunggal dan bertangkai, dengan variasi bentuk dari bulat telur hingga lanset, serta ukuran 5-15 cm x 2,5-10,5 cm. Bunga tumbuh tunggal di ujung atau ketiak daun, berwarna lembayung dengan panjang 8-23 mm, dan kelopak berbentuk lonceng berwarna hijau. Mahkota bunga berwarna kuning cerah dengan bercak coklat dan memiliki rambut pendek berbentuk V. Buahnya berbentuk telur, berukuran hingga 14 mm, berwarna hijau saat muda dan kuning saat matang, serta dilindungi oleh kelopak buah (Latifah, et al., 2008).

 

Menilik Potensi Emas Ciplukan

Akar tanaman ciplukan umumnya digunakan sebagai obat untuk cacing dan penurun demam. Daunnya dimanfaatkan untuk menyembuhkan patah tulang, busung air, bisul, borok, memperkuat jantung, mengatasi keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan sering dikonsumsi untuk mengobati epilepsi, masalah kencing, dan penyakit kuning. 

Ciplukan memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya, seperti mencegah kanker dan tumor, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan mata, membantu penurunan berat badan, serta menstabilkan kadar gula darah dan hormon dalam tubuh. Buah Ciplukan kaya akan air, fosfor, dan vitamin C, sehingga diakui sebagai salah satu superfood (Sundayani, 2020).

Langkah Budidaya Ciplukan

Ciplukan tumbuh optimal di tanah yang kaya humus, memiliki drainase yang baik, dan mendapat sinar matahari yang cukup. Meskipun tanaman ini cukup tahan terhadap kondisi yang kurang menguntungkan, namun dengan memberikan perawatan yang baik, pertumbuhan dan produksi buahnya akan lebih maksimal. 

Budidaya Ciplukan dimulai dari tahap persemaian. Wadah semai yang digunakan dapat berupa nampan, tray, polibag, pot, dan lain sebagainya dengan lubang pada dasar wadah untuk sirkulasi air yang baik. Media semai dapat diisi campuran tanah, pasir atau sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1: 1: 1 atau 2: 1: 1 (Andra Farm, 2017). Buatlah lubang semai dengan kedalaman yang cukup untuk pertumbuhan akar lalu tebarkan benih 1 atau 2 benih perlubang. Lakukan penyiraman secara rutin 1-2 kali sehari pada pagi dan sore atau disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman. Biasanya benih akan bertunas setelah 7-14 hari setelah semai. Setelah bibit memiliki 2-6 helai daun, bibit dapat dipindah tanamkan ke media yang lebih besar. 

Budidaya tanaman ciplukan dapat dilakukan di pot maupun lahan terbuka. Perawatan tanaman seperti penyiraman, pemupukan, pemasangan ajir, dan pengendalian hama dan penyakit sangat dibutuhkan. Penyiraman perlu dilakukan dengan frekuensi yang rutin namun tidak begitu sering. Pemupukan dapat menggunakan pupuk komersial di pasaran dengan dosis disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Adapun pemupukan disarankan ketika tanaman mulai menyentuh vegetatif akhir sebagai pembekalan ke fase generatif awal. Ketika tanaman sudah tumbuh sekitar 16-24 cm, maka direkomendasikan untuk membuat ajir untuk menyokong pertumbuhan tanaman. Lakukan perawatan lanjutan seperti penyiangan gulma dan pemberantasan hama dan penyakit. Ciplukan siap dipanen ketika sudah berusia 70 – 95 hari setelah tanam dengan indikator buah sudah menguning. 

Kesimpulan

Tanaman ciplukan, meskipun sering dianggap sebagai tanaman liar yang tidak memiliki nilai ekonomis, menyimpan potensi besar yang patut untuk digali lebih dalam. Dengan manfaat kesehatan yang melimpah, seperti mencegah kanker, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menstabilkan kadar gula darah, ciplukan layak disebut sebagai superfood. Selain itu, harga buahnya yang masih tinggi di pasaran menunjukkan peluang komersial yang menjanjikan bagi para pembudidaya.

Proses budidaya ciplukan relatif sederhana dan dapat dilakukan baik di pot maupun lahan terbuka, dengan perawatan yang tepat untuk memaksimalkan hasil. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai manfaat dan cara budidayanya, masyarakat dapat mulai menghargai ciplukan sebagai sumber daya alam yang berharga. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang ciplukan agar potensi tanaman ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Referensi 

Hardianti, E., Yumiati, Y., & Fariadi, H. (2021). Analisis peluang usahatani ciplukan (Physalis peruviana L) di Kota Bengkulu. Jurnal Agroqua, 19(1): 175-180.

Latifah, N., Hidayati, A. A., Yunas, S. R., & Sulistyorini, E. (2008). Ciplukan (Physalis angulata L.). CCRC Farmasi UGM. Diakses dari https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-antikanker/c/ciplukan/

Sundayani, Eka. Y, (2020). Kemitraan Bisnis Untuk Meningkatkan Dan Menjaga kontinuitas Ciplukan (Physalis Angulata. L) Di Waaida Farm Kabupaten Sumedang. Project Repost. IPB University.

 

Penulis : Syifa Djuita Putri (Lalab Heroes Koperasi MILFA)

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »