Ubah Harga Baju Menjadi Harga Sehat

baju

Masa transisi dari usia anak-anak menuju dewasa yang merupakan suatu tahapan usia penting ialah di usia remaja. Pada masa sekarang, jarang ditemui perilaku makan baik yang diterapkan oleh kalangan remaja. Menurut Bobak (2005) bahwa perilaku makan baik adalah perilaku konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Keseimbangan gizi dapat dicapai oleh setiap orang sehingga kita harus mengonsumsi minimal satu jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku makan baik adalah ekonomi. Di kalangan remaja, mereka beralasan tidak menerapkan perilaku makan baik dengan alasan bahwa daya beli makanan bergizi cukup mahal. Memang benar bahwa kondisi sosial ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi asupan makanan bergizi.

Namun, disisi lain, remaja di domisili tempat tinggal saya yaitu Surabaya memiliki gaya hidup berbelanja. Mereka memiliki gaya hidup gemar berbelanja karena dalam dunia perkuliahan selain bersaing dalam hal akademik juga bersaing dalam hal tren pakaian. Gaya hidup hedonistik mendorong kebiasaan pembelian melalui online.

Jika dihubungkan antara perilaku makan baik dengan tren berbelanja maka akan mendapatkan hasil yang berbanding terbalik. Para mahasiswa dan remaja rela menghabiskan uang untuk tren baju daripada memilih makanan sehat. Padahal untuk membeli 1 baju saja dapat untuk membeli makanan bergizi dalam jangka waktu 3 hari. Bayangkan jika harga baju minamal 100 ribu rupiah, hal tersebut dapat diubah untuk membeli pangan yang bergizi. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Intan Rahayu dan Faridha Nurhayati berjudul “Perbandingan Asupan Gizi dan Status Gizi antara Mahasiswa Angkatan 2015 dengan Angkatan 2016 Jurusan Pendidikan FIO Unesa” bahwa ditemukan rata-rata asupan gizi mahasiswa Unesa angkatan 2015 mempunyai mean 2815,67 kalori dan mahasiswa angkatan 2016 mempunyai mean 1893,94 kalori. Untuk mahasiswa angkatan 2015, angka ini tergolong lebih dan untuk mahasiswa angkatan 2016, angka ini tergolong kurang bila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi sesuai rekomendasi Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 2250 kalori.

Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa gizi remaja di sekitar kita sangat perlu diperhatikan. Kita perlu untuk memperhatikan apa yang kita gunakan, tetapi kita tidak harus selalu mengikuti tren pakaian. Kita juga harus bisa berpikir, bahwa jika kita membeli baju maka dapat digunakan maksimal lima tahun, sedangkan makanan sehat yang kita konsumsi dapat bermanfaat lebih dari lima tahun.

Generasi Z perlu memperhatikan gizi yang masuk dalam tubuh. Gizi yang masuk dalam tubuh akan mempengaruhi kemampuan kognitif dan kemampuan otak kita yang kemudian akan mendukung nilai akademis kita sebagai mahasiswa. Remaja yang gemar membeli baju harus pintar menata keuangan. Pada hakikatnya, mahasiswa merantau bertujuan untuk belajar, bukan untuk bersaing baju. Sebagai mahasiswa, sudah seharusnya selalu mengutamakan kesehatan diatas kepuasan pribadi. Kesehatan sangat berpengaruh pada pendidikan maupun karir dimasa depan. 

Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan makan dan perilaku makan suatu masyarakat. Pada remaja yang mempunyai pengetahuan baik tentang gizi diharapkan mempunyai status gizi yang baik pula. (Almatsier, 2010). Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih makanan yang sehat. Remaja juga harus paham bahwa beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa dapat  diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran tentang kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat.

Pengetahuan keuangan juga sangat penting untuk mencegah masalah keuangan akibat kurangnya kesadaran remaja saat ini. Gaya hidup hedon dapat mendorong seseorang berbuat boros dan tidak memperhatikan hal lain. Literasi finansial berdampak pada perilaku belanja mahasiswa yaitu mampu mengetahui dampak dari gaya hidup dan perilaku konsumtif terhadap keuangan pribadi. Kita sebagai mahasiswa harus mampu menyeimbangkan antara keinginan dan kemampuan finansial serta mampu mengambil keputusan keuangan dengan bijaksana. 

Referensi:

Nurhayati, F dan I. Rahay. 2019. Perbandingan asupan gizi dan status gizi antara mahasiswa angkatan 2015 dengan angkatan 2016 jurusan pendidikan olahraga fio Unesa. J. POK. 7(2): 1-5.

Rahmalia, S., Arneliwati dan Pujiati. 2015. Hubungan antara perilaku makan dengan status gizi pada remaja putri. J. Online Mahasiswa. 2(2): 1-8.

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »