Health Heroes – Akhir-akhir ini, terdapat banyak tren diet yang digandrungi oleh remaja. Alasan dalam melakukan dietnya pun bermacam-macam : ingin kurus, ingin terlihat cantik, dan masih banyak lagi. Terdapat berbagai macam diet yang kerap dijadikan opsi oleh remaja jika ingin mulai melakukan perubahan pola makan. Intermittent fasting, defisit kalori, dan yang terkenal ‘sehat’ ialah diet vegetarian. Tren ini pun ditemukan semakin meningkat pada kelompok remaja dengan rentang umur 11-21 tahun.
Vegetarian sebenarnya merupakan suatu pola makan yang berfokus pada makan-makanan berbasis tumbuhan dan menghindari bahan makanan olahan hewani. Terdapat beberapa cerita terkait asal mula kebiasaan vegetarian ini muncul. Masyarakat mesir kuno dikenal melakukan kebiasaan ini karena mereka percaya adanya reinkarnasi (kehidupan baru setelah kematian), dan dengan menghindari konsumsi daging, mereka dapat bereinkarnasi dengan baik. Beda perihal dengan masyarakat India. Masyarakat India memiliki alasan religius karena melihat bahwa sapi adalah hewan yang suci. Tak hanya itu, di dataran eropa, era sebelum kristiani, masyarakat mempercayai bahwa perilaku membunuh makhluk hidup lain untuk dijadikan sebagai makanan akan memberikan pengaruh buruk bagi pikiran seseorang, yang nantinya akan berdampak pula pada jiwa dan tubuhnya.
Terlepas dari sejarah bagaimana pola makan vegetarian ini muncul, ternyata vegetarian ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe. Hal ini bergantung pada seberapa ketat diet vegetarian tersebut. Ada apa saja kira-kira?
Flexitarian
Mereka masih mengonsumsi daging beberapa kali tetapi biasanya hanya dilakukan seminggu sekali.
Pescatarian
Mereka menghindari segala jenis daging kecuali ikan-ikanan dan hewan laut.
Ovolactovegetarian
Mereka menghindari segala jenis daging tetapi masih mengonsumsi produk yang berasal dari hewan seperti telur dan produk susu seperti yogurt
Vegetarian
Vegetarian di sisi lain benar-benar menghindari segala jenis daging dan juga produk olahan yang berasal dari hewan
Vegan
Menariknya, vegan tidak hanya perihal pola makan saja tetapi juga tentang gaya hidup. Seorang vegan tidak hanya menghindari segala jenis makanan berbasis daging atau hewan, tetapi menghindari segala jenis pakaian, benda, kosmetik, atau apapun yang berasal dari hewan.
Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang akhirnya memutuskan mengikuti pola makan dan hidup ala vegetarian, dan salah satu yang paling kuat ialah alasan etik. Menyadari bahwa ada hewan yang tersakiti untuk konsumsi manusia dianggap oleh para vegetarian sebagai konsep yang tidak baik secara moral. Motivasi penting lain yang mendorong seseorang ingin melakukan pola makan vegetarian adalah kesehatan dan dampak manfaat. Lalu, yang terakhir adalah alasan religius. Adanya kepercayaan bahwa dengan menghindari konsumsi daging dan kekhawatiran terkait dampak terhadap lingkungan akibat produksi daging-dagingan menjadi alasan yang cukup kuat yang membuat seseorang menjadi seorang vegetarian.
Namun, kembali ke pertanyaan awal. Apakah diet ini adalah diet yang tepat untuk diadopsi oleh seorang remaja? Eliminasi produk hewani dari pola makan harian dapat berdaampak pada kesehatan khususnya bagi remaja yang pertumbuhannya masih belum selesai. Sehingga, sebagai remaja yang masih bertumbuh dan berkembang, ada baiknya untuk tetap memperhatikan asupan makanan yang cukup dan utamanya mengonsumsi gizi yang seimbang.
Referensi
Image by Freepik
Reynolds, C.J.; Buckley, J.D.; Weinstein, P.; Boland, J. Are the dietary guidelines for meat, fat, fruit and vegetable consumption appropriate for environmental sustainability? A review of the literature. Nutrients 2014, 6, 2251–2265. [Google Scholar] [CrossRef]
Wanapat, M.; Cherdthong, A.; Phesatcha, K.; Kang, S. Dietary sources and their effects on animal production and environmental sustainability. Anim. Nutr. 2015, 1, 96–103. [Google Scholar] [CrossRef]
