Kopi: Solusi Instan atau Bencana Tersembunyi untuk Kesehatan Mental Mahasiswa?

Sebagian besar mahasiswa menganggap kopi adalah sahabat setiap disaat tugas menumpuk dan ujian mendekat. Secangkir kopi terasa sungguh ampuh mengusir kantuk, mentransfer energi, dan menambah fokus. Tapi, pernah nggak kamu bertanya-tanya, apa sih efeknya buat kesehatan mental?

Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa

Kesehatan mental merupakan kondisi saat seseorang mencapai kesejahteraan pada dirinya sehingga mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup, mampu bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi dilingkungannya.Dewasa ini, kesehatan mental mulai menjadi perhatian besar tertuma pada anak remaja.Menurut Data dari Penelitian Divisi Psikiatri Anak dan Remaja Fakultas Kesehatan di Universitas Indonesia pada tahun 2021  menemukan bahwa remaja Indonesia usia 16-24 tahun rentan menggalami gangguan kecemasan. Mahasiswa merupakan salah satu golongan yang masuk  kedalam rentang usia tersebut, mereka tentunya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hambatan yang dapat menjadi potensi terkena kesehatan mental.

 

Kopi: Solusi Sementara untuk Produktivitas

Banyak mahasiswa yang menemukan “way to comfort” mereka melalui kopi. Bagi banyak mahasiswa, secangkir kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga ritual yang menandai awal hari atau menemani mereka saat belajar. Dalam sebuah survei, 9 dari 10 mahasiswa memilih kopi sebagai alat untuk meningkatkan semangat dan produktivitas, terutama saat perkuliahan. Kopi adalah pilihan yang mudah diakses: harganya relatif murah, mudah ditemukan, dan dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Rasa dan aroma kopi dapat memberikan kenyamanan, terutama saat merasa lelah atau stres.Banyak yang memilih untuk mengunjungi kedai kopi setelah perkuliahan atau saat begadang menyelesaikan tugas, menjadikannya sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi.

Namun, di balik kebiasaan ini, penting bagi mahasiswa untuk menyadari potensi dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental dan fisik mereka, terutama jika konsumsi kopi dilakukan secara berlebihan.

Apa Dampak Konsumsi Kopi Berlebih?

Konsumsi kopi yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, gangguan tidur, dan bahkan ketergantungan. Meskipun kafein dapat memberikan dorongan energi sementara, terlalu banyak mengandalkannya dapat mengganggu ritme alami tubuh dan meningkatkan stres. Selain itu, efek diuretik dari kafein dapat menyebabkan dehidrasi, yang pada gilirannya dapat memengaruhi konsentrasi dan daya ingat. Awalnya, kopi mungkin dipandang sebagai senjata yang ampuh dalam meningkatkan produktivitas tapi ternyata jika dilihat dari sisi lain, kopi juga bisa menjadi pisau bermata dua lho buat kesehatan fisik dan menta kamu. Dalam banyak kasus, ketergantungan pada kopi dapat menciptakan siklus di mana mahasiswa merasa terjebak, terus mencari secangkir kopi berikutnya untuk mengatasi kelelahan yang sebenarnya bisa diatasi dengan istirahat yang cukup.

Selain berdampak pada kesehatan mental, kopi yang biasa dikonsumsi mahasiwa cenderung merupakan jenis kopi susu yang mengandung kurang lebih 20-40ml gula. Hal ini juga memiliki dampak kesehatan yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan gula yang ditambahkan ke dalamnya dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan.

Pertama, konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas. Saat gula ditambahkan ke dalam kopi, kalori tambahan ini bisa menambah asupan harian tanpa disadari, terutama bagi mereka yang mengonsumsi kopi berkali-kali dalam sehari. Seiring waktu, kelebihan kalori ini dapat berkontribusi pada penumpukan lemak dan penurunan kesehatan secara keseluruhan. Kedua, gula dapat memengaruhi kadar gula darah, konsumsi kopi yang manis dapat menyebabkan lonjakan cepat dalam kadar glukosa, diikuti oleh penurunan yang tajam, yang bisa menyebabkan rasa lelah dan ketergantungan pada makanan manis lainnya. Ini menciptakan siklus yang tidak sehat dan berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, gula juga berdampak negatif pada kesehatan gigi.Jika kopi manis sering dikonsumsi, sisa-sisa gula dapat menyebabkan kerusakan gigi dan masalah gusi, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Yuk, Sehat!

Sebagai mahasiswa, penting untuk memahami batasan konsumsi gula agar tetap sehat dan bugar selama menjalani rutinitas akademik yang padat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar asupan gula tambahan tidak melebihi 10% dari total kalori harian, yang setara dengan sekitar 50 gram atau 12 sendok teh gula. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan gigi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatur asupan kopi dengan bijak, menemukan keseimbangan yang tepat, dan mempertimbangkan alternatif lain yang dapat mendukung kesehatan mental, seperti meditasi, olahraga, atau pola tidur yang baik. Dengan demikian, kita dapat menikmati manfaat kopi tanpa mengorbankan kesejahteraan mental kita, menciptakan pengalaman belajar yang lebih positif dan produktif.

 

Yuk, Rawat Kesehatan Mental dan Fisik Kita Bersama!

 

Referensi Artikel

Maspul, K. A. (2023). Brewing Community, Cultivating Mindfulness: The Intersection of Specialty Coffee and Mental Health. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK)5(2), 4536-4551.

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »