Beberapa waktu belakangan ini banyak sekali isu mengenai mental health (kesehatan mental) yang beredar ditengah-tengah masyarakat, terutama kalangan muda. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Indonesia-National Adolescent Mental Health pada tahun 2022, didapatkan hasil bahwa 34,9% (15,5 juta) remaja mengalami masalah mental dan 5,5% (2,45 juta) remaja mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6% yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kesehatan mental dan kaitannya dengan gizi seimbang, yuk kenali terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan kesehatan mental, masalah mental, dan gangguan mental!!
Kesehatan mental merupakan kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan dirinya sendiri dan dengan alam sekitar secara umum, sehingga merasakan senang, bahagia, hidup dengan lapang, berperilaku sosial secara normal, serta mampu menghadapi dan menerima berbagai kenyataan hidup.
Orang yang memiliki masalah kesehatan mental adalah orang dengan kualitas hidup yang buruk sehingga berpotensi mengalami gangguan mental, sedangkan yang dimaksud dengan gangguan mental, yaitu orang yang memiliki gangguan dari pikiran, sikap, maupun emosional, sehingga menimbulkan beberapa gejala, atau perubahan sikap yang signifikan, dan pada akhirnya mengakibatkan penderitaan dan ketidakmampuan menjalankan fungsi normal sebagai seorang manusia.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, dimana informasi bisa didapatkan dengan mudah melalui berbagai platform. Hal ini tentunya memberikan pengaruh pada berbagai bidang kehidupan, salah satunya pada kesehatan mental.
Melalui media sosial, banyak orang yang menunjukkan kehidupan mereka yang terlihat sukses, bahagia, atau kehidupan sempurna lainnya. Hal ini dapat berdampak positif pada beberapa individu, seperti munculnya motivasi dan semangat dalam diri setelah melihatnya, akan tetapi pada beberapa individu lain, hal ini justru dapat memberikan dampak negatif pada diri mereka.
Ketika seseorang tidak mampu mengendalikan pikiran dan emosinya, maka tayangan seperti itu dapat menimbulkan rasa insecure, rendah diri atau bahkan gangguan kecemasan, pada diri mereka. Untuk itu kemampuan mengontrol diri dan pikiran sangat penting pada era sekarang ini.
Berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak akan lepas dari buruknya perspektif masyakarat. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa “masalah mental itu hanya karena kurangnya iman”, kalimat ini masih banyak dijumpai pada kolom komentar suatu postingan yang membahas masalah kesehatan mental.
Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa mempunyai penyakit mental itu adalah aib, bahwa pergi ke rumah sakit jiwa itu memalukan, padahal penyakit mental itu sama saja dengan penyakit lainnya, dia bisa menggerogoti manusia hingga tahap kematian, sama hal nya dengan kanker atau penyakit mematikan lainnya.
Buruknya perspektif masyakarat terhadap penyakit mental, menyebabkan kurangnya perhatian dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental, bahkan tak jarang banyak penderita penyakit mental yang tidak sadar bahwa mereka tengah menderita dan kalaupun sadar banyak yang lebih memilih untuk menyembunyikan dan mengabaikan kesehatan mentalnya karena takut dipandang aneh oleh orang-orang sekitarnya.
Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental, mulai dari jenis, ciri-ciri, faktor yang mempengaruhi, hingga cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental adalah gizi makanan. Gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, yaitu jenis kelamin, umur, dan status kesehatan.
Makanan dengan gizi seimbang dapat mengurangi resiko terjadinya depresi. Depresi merupakan gangguan kesehatan mental, dimana penderitanya memiliki perasaan sedih yang mendalam sehingga kehilangan minat dalam beraktivitas sehari-hari, dan juga mempengaruhi cara berpikir, serta perilaku penderitanya.
Contoh hubungan gizi seimbang dengan depresi, dapat dilihat pada studi kasus orang yang melakukan diet ekstrim, contohnya diet yang hanya memakan satu jenis makanan. Meskipun pada awalnya mungkin saja orang tersebut menyukai menu dietnya, tetapi untuk mengkonsumsinya dalam jangka waktu lama, dan berulang-ulang maka dapat menimbulkan rasa depresi pada orang tersebut. Padahal masih banyak pilihan makanan yang bisa menjaga bentuk tubuh dan tetap hidup sehat.
Berdasarkan studi literatur, berikut adalah beberapa contoh makanan dan kandungannya yang telah terbukti dapat memberikan manfaat pada kesehatan mental, dan bisa menjadi alternatif menu diet diantaranya.
1. Kacang-Kacangan
Pada kacang-kacangan biasanya terkandung selenium, yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh. Selenium dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati seseorang.
2. Ikan
Di dalam ikan, terdapat banyak kandungan Omega-3. Mengonsumsi makanan yang mengandung Omega-3, dapat meningkatkan fungsi otak dan menjaga selubung myelin yang melindung sel-sel saraf.
3. Daging sapi
Kandungan dalam daging sapi yang dapat bermanfaat bagi kesehatan mental, yaitu vitamin B12. Vitamin B12 dapat melindungi serta memelihara sel saraf, sehingga mampu membantu untuk mengurangi risiko gejala gangguan suasana hati (mood).
4. Yoghurt
Pada yoghurt terdapat bakteri baik (probiotik), yang bermanfaat bagi usus. Adanya mikrobiota usus yang sehat dapat membantu mengurangi gejala serta risiko munculnya depresi. mikrobiota berperan penting dalam mengatur berbagai aspek perilaku dan kesehatan mental, serta komorbiditas yang terkait dengan gangguan makan dan metabolisme.
Makanan-makanan seperti yang disebutkan diatas, hanyalah beberapa contoh dari banyaknya makanan yang memiliki berbagai manfaat yang ada disekitaran kita. Dengan berbagai jenis makanan disekitar, sangat mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
“You are what you eat“, istilah itu sangat cocok untuk menggambarkan beda pentingnya pilihan makanan bagi kehidupan seorang manusia. Makananmu membentuk dirimu, baik secara fisik, pikiran, maupun mental.
Selain itu, asupan gizi seimbang dan kesehatan mental saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya saja pada orang yang menderita depresi, ketika seseorang menderita depresi maka akan berakibat pada hilangnya nafsu makan yang berimbas pada keseimbangan gizi. Contoh lainnya saat seseorang merasa stres.
Nafsu makan seseorang dapat meningkat apabila sedang stres atau merasa tertekan, hal ini dapat dikarenakan saat stres tubuh akan akan memproduksi hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan sehingga muncul keinginan untuk makan atau disebut juga sebagai stres eating, hal ini bisa berujung pada penyakit obesitas.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan, bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental, karena “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”, begitupun sebaliknya.
Untuk Indonesia yang lebih sehat, mulailah dengan makanan bergizi seimbang!!