Bertani Tanpa Tanah: Potensi Hidroponik untuk Pertanian Berkelanjutan di Perkotaan

Siapa yang bingung ingin bertani tapi tak punya tanah karena tinggal di daerah perkotaan? Eits, jangan khawatir karena di tengah terbatasnya lahan untuk pertanian konvensional, kini sudah ada solusi ramah lingkungan lagi efisien yakni hidroponik. Sebagai salah satu inovasi dari pertanian modern, akuakultur ini menjadi langkah cerdas dalam metode budidaya tanaman di ruang terbatas, lho Sobat.

Sobat hanya perlu memanfaatkan air yang diberi larutan nutrisi untuk menyuplai kebutuhan tumbuhan. Terobosan ini bukan hanya menawarkan solusi atas masalah keterbatasan lahan, namun dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan. Hal tersebut terjadi karena ketersediaan pangan di daerah perkotaan harus terus disuplai imbas dari penduduk yang terus berkembang, sementara lahan dipakai untuk kebutuhan tempat tinggal serta industri.

Oleh karena itu, budidaya melalui tangki ini dapat membuka peluang bagi masyarakat perkotaan untuk terlibat langsung dalam produksi pangan, baik untuk konsumsi pribadi maupun distribusi lokal. Berbagai jenis tanaman seperti sayuran hijau, rempah-rempah, dan bahkan buah-buahan dapat ditanam secara hidroponik. Penasaran apa saja potensi dari hidroponik? Yuk bahas satu per satu!

Hidroponik bagi Keberlanjutan Lingkungan di Perkotaan

                                                                  Pexel/Quang Nguyen Vinh

Pertumbuhan populasi yang terus meningkat menuntut produksi pangan yang lebih banyak, lho Sobat. Di sinilah hidroponik memberikan solusi inovatif yang bisa diimplementasikan di berbagai jenis lahan, baik itu di perkotaan, lahan terkontaminasi, maupun daerah dengan kualitas tanah yang buruk. Maka dari itu, metode bertani tanpa tanah ini amat ideal untuk urban farming di kawasan perkotaan.

Penggunaan energi dalam budidaya tangki ini juga cenderung lebih efisien. Hal tersebut disebabkan karena sistem pertanian konvensional kerap membutuhkan mesin besar, traktor, dan alat lainnya yang mengonsumsi energi fosil dalam jumlah besar. Sementara itu, pada hidroponik yang menggunakan lampu LED atau pompa air untuk sirkulasi, konsumsi energi secara keseluruhan lebih rendah serta bisa dipenuhi dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya maupun angin.

Keunggulan lain dari metode bertani tanpa tanah ini ialah ketika pertanian konvensional selalu membutuhkan irigasi yang cukup banyak, hidroponik menggunakan air yang jauh lebih sedikit. Bahkan dalam sistem yang lebih terintegrasi, air yang digunakan bisa diputar kembali dalam siklus tertutup. Langkah tersebut dilakukan agar dapat mengurangi pemborosan di daerah dengan cadangan air terbatas. Tak hanya itu, budidaya tangki ini pun bisa meminimalisasi jejak karbon yang dihasilkan oleh proses distribusi bahan pangan dari daerah pedesaan ke perkotaan.

Terakhir, hidroponik bisa memangkas kerusakan yang sering terjadi pada ekosistem alami akibat konversi lahan untuk pertanian, lho Sobat. Tanah yang terus-menerus dieksploitasi dengan cara pertanian konvensional seperti penggunaan pupuk kimia, bisa berimbas pada kerusakan struktur tanah, pencemaran air, lagi penurunan keanekaragaman hayati. Dengan akuakultur kebutuhan akan penggunaan tanah berkurang, sehingga dapat fokus pada keberlanjutan jangka panjang. Hidroponik juga memungkinkan pertanian dilakukan di lahan terdegradasi atau tidak subur yang mustahil dilakukan oleh pertanian konvensional dengan media tanah.

Hidroponik sebagai Penyokong Kebutuhan Pangan

                                                                      Pixabay/Sippakorn

Apakah Sobat tahu jika urban farming yang terintegrasi di kota-kota besar berpotensi membuat hidroponik menjadi pilihan utama dalam mendukung ketahanan pangan lokal? Urban farming yang dilakukan dengan bertani tanpa tanah tidak hanya meningkatkan ketersediaan pangan sehat lagi segar, namun bisa mengurangi ketergantungan pada pangan impor yang kadang mengalami fluktuasi harga dengan tajam.

Hidroponik bukan hanya sebuah tren teknologi di bidang pertanian semata lho, namun sebuah langkah nyata menuju pertanian yang ramah lingkungan, lebih efisien dan solutif terhadap tantangan ketahanan pangan di masa depan. Melalui akuakultur, masyarakat perkotaan bisa memiliki peluang untuk menanam pangan mereka secara langsung.

Tentu saja dalam mewujudkan hal di atas diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, dunia pendidikan, serta sektor swasta untuk mewujudkan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan. Dengan dukungan yang tepat, pelatihan yang memadai, dan peningkatan akses terhadap teknologi yang lebih murah hidroponik dapat menjadi salah satu kunci untuk mendukung ketahanan pangan global di masa mendatang.

Meski metode bercocok tanam ini menjadi tantangan bagi sebagian orang dalam memanfaatkan keterbatasan lahan. Akan tetapi, bukan berarti bertani melalui hidroponik sulit dilakukan, lho. Sobat bisa mencari tahu cara membuat instalasi akuakultur melalui internet. Tak perlu menanam benih yang sulit, Sobat dapat mencoba dulu dengan sayuran-sayuran seperti: kangkung, sawi, atau pakcoy. Setelah itu, bisa beralih pada varietas buah juga rempah. Jadi, tak perlu pusing-pusing lagi untuk memutuskan menu masakan lagi mencari bahan pangan berkualitas, Sobat sudah bisa panen secara mandiri.

Nah, dari beberapa hal yang sudah dipaparkan, apakah Sobat mulai tertarik untuk bertani melalui hidroponik? Sebab, seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai keberlanjutan lingkungan, potensi akuakultur ini bisa menjawab tantangan ketahanan pangan di daerah perkotaan. Jadi tunggu apa lagi? Ayo mulai bertani tanpa tanah di rumahmu sendiri!

#RuangKata

Facebook
X
Threads
LinkedIn

2 Responses

  1. Bener banget, Mbakk. Aku juga mau mulai coba nanem pake hidroponik. Sekarang itu ke pasar jauh terus tukang sayur enggak ada. Akhirnya pengin coba hidroponik biar bisa panen sayur organik. Semoga mudah yaa

  2. Informastif sekali, dulu kupikir hidroponik itu bisa bikin becek. Eh ternyata banyak bangett manfaatnya buat lingkungan. Jadi pengen coba di rumah hihihi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »