Sumber : Dokumentasi Pribadi (2024)
Halo teman-teman! Apa teman-teman mengetahui mengenai lalapan? Mungkin, tidak terdengar asing tentang lalapan ini, tapi aku akan menambahkan sedikit penjelasan mengenai lalapan ini. Lalapan adalah sayuran yang dapat dimakan secara mentah dan disajikan sebagai pelengkap utama makanan. Biasanya yang sering dimakan teman-teman sebagai lalapan itu mentimun, selada, kol, dan kangkung, tapi, ternyata masih banyak loh tumbuhan lain yang dapat dijadadikan sebagai lalapan salah satunya jelantir. Yuk kepoin tentang jelantir ini !
Karakteristik Jelantir
Jelantir atau monyenyen memiliki nama latin Erigeron sumatrensis merupakan gulma yang berasal dari keluarga Asteraceae. Monyenyen memiliki ciri khas secara morfologi, kemampuan hidup, dan cara perbanyakan. Batang jelantir berbulu halus, bunga majemuk berbentuk limas, dan daun berbentuk lanset berwarna hijau keabu-abuan (Rahmawati et al., 2024). Biji tumbuhan ini berbiji tunggal dengan pappus berduri halus berwarna kuning jerami (Setyawati et al., 2015).
Budidaya Jelantir
Tumbuhan jelantir dapat tumbuh dengan mudah dimana saja bahkan di lahan pertanian loh sehingga, sering kali dianggap gulma oleh para petani dan karena keberadaannya yang cukup mengganggu pertumbuhan tanaman sehingga, tumbuhan ini dicabut dan dibuang. Minimnya pengetahuan dan kesadaran mengenai khasiat dari jelantir membuatnya belum banyak diolah. Oleh karena itu, agar tumbuhan jelantir dapat dikenal oleh masyarakat luas setiap masyarakat perlu mengetahui mengenai cara budidaya jelantir.
Perbanyakan jelantir ini menggunakan biji dan penyebarannya dibantu oleh angin. Jelantir dapat tumbuh di tempat yang memiliki iklim panas dan lembab dan mampu untuk hidup pada ketinggian 3150 mdpl (Karyati & Adhi, 2018). Tumbuhan ini tersebar di berbagai negara seperti Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Filipina, Nugini, Kepulauan Fiji, Kepulauan Tonga.
Manfaat dan Cara Mengonsumsi Daun Jelantir
Daun jelantir memiliki kandungan polifenol, flavonoid, tanin, saponin, minyak atsiri, dan steroid yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri penyebab jerawat Propionibacterium acnes (Herawati et al., 2024). Manfaat lain dari jelantir ini diantaranya dapat mengobati nyeri akibat rematik, menyembuhkan luka, dan dimanfaatkan sebagai produk kosmetik. Dilansir dari Diba Syahab, masyarakat sunda mengonsumsi jelantir sebagai obat herbal dengan cara daun jelantir direbus atau membuat ekstrak daunnya seperti teh yang dikeringkan lalu diseduh. Selain itu juga, daun jelantir dapat dijadikan sebagai lalapan mentah dengan paduan sambal terasi (Hernawati, 2022). Sebelum jelantir ditambahkan ke dalam masakan, jelantir dicuci menggunakan lemon ataupun cuka agar mengurangi residu pestisida (Rizal, 2022).
Referensi Artikel
Herawati, I. E., Tristiyanti, D., & Kartikawati, E. (2024). Perbandingan Aktivitas Antibakteri Daun Tempuh Wiyang (Emilia sonchifolia L.) dan Daun Situduh Langit (Erigeron sumatrensis Retz.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes ATTC 1223. Journal of Pharmacopolium, 6(3), 18–27. https://doi.org/10.36465/jop.v6i3.1202
Hernawati. (2022). Tumbuhan Lalapan Masyarakat Sunda. BRIN.
Karyati, & Adhi, M. A. (2018). Jenis-Jenis Tumbuhan Bawah di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. In Mulawarman University Press. Samarinda.
Rahmawati, T., Anggraeni, W., & Mustahiq Akbar, R. T. (2024). Inventarisasi dan Studi Dispersal Gulma Asing Invasif di Kebun Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1), 1–15. https://doi.org/10.32938/jbe.v9i1.5995
Rizal. (2022). Begini 6 Cara Mencuci Sayur agar Bebas dari Pestisida. https://www.halodoc.com/artikel/begini-6-cara-mencuci-sayur-agar-bebas-dari-pestisida?srsltid=AfmBOorjdwa3VIlSAh5pMIp1iuJVaoDaxleOBbMhN9O5mH2zrBaPM6zl
Setyawati, T., Narulita, S., Bahri, I. P., & Raharjo, G. T. (2015). A Guide Book to Invasive Alien Plant Species in Indonesia. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Penulis : Meutia Rizki (Lalab Heroes Koperasi MILFA)