Kebiasaan Makan Sambil Bermain Gadget Tingkatkan Resiko Obesitas? Cegah dengan Mindful Eating!

You Are What You Eat

Kalimat diatas merupakan ungkapan yang  umum terdengar untuk menggambarkan bahwa keadaan tubuh seseorang bergantung dengan apa yang mereka makan. Biasanya, seseorang yang memiliki pola makan yang baik dan seimbang cenderung akan memiliki kondisi kesehatan yang baik dan status gizi yang ideal. Begitu pun sebaliknya, seseorang dengan pola makan yang buruk dan tidak seimbang akan lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan. Hal ini pernah diungkap melalui jurnal yang dirilis oleh The Lancet. Berdasarkan survei yang dilakukan di hampir 195 negara, didapatkan data bahwa pola makan yang buruk menjadi pembunuh terbesar dibanding rokok dan kini menjadi penyebab 1 dari 5 kematian di seluruh dunia. Namun ternyata, status gizi seseorang bukan hanya dipengaruhi dari apa yang mereka makan namun juga perilaku mereka saat makan. Bagaimana bisa?

Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat termasuk penggunaan gadget. Saat ini, gadget merupakan barang yang hampir dimiliki oleh setiap kalangan masyarakat tak terbatas umur dan status sosial. Bahkan, Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan pengguna gadget terbesar di dunia (Simamora, 2016). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Data.ai didapatkan hasil bahwa masyarakat Indonesia menggunakan gadget  lebih dari enam jam perhari. Pengaruh penggunaan gadget ini hampir memasuki semua lini kehidupan masyarakat dan menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga malam hari. Mungkin kita tidak sadar, tapi coba mulai perhatikan berapa jam sehari kamu menatap layar handphonemu? Apakah kamu terbiasa makan sambil bermain gadget? Secara tidak sengaja teknologi dan sosial media merubah preferensi, pola pikir, dan pandangan kita terhadap sesuatu tidak terkecuali makanan.

Hal menarik ini pernah diungkap melalui penelitian yang dilakukan oleh Fayasari, dkk (2022) tentang perilaku menonton mukbang dan preferensi makanan mahasiswa di Jakarta. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makan pada mahasiswa. Beberapa penelitian menyatakan bahwa menonton video mukbang mungkin memiliki dampak negatif bagi penonton seperti peningkatan konsumsi makanan, perubahan persepsi, dan kecenderungan untuk makan berlebihan. Tidak hanya tentang itu, berdasarkan penelitian  oleh Trends in Food Science & Technology diungkapkan bahwa kebiasaan makan sembari bermain handphone akan mengganggu sinyal kenyang dari otak ke perut sehingga seseorang sulit untuk mengatur berapa banyak makanan yang sedang mereka konsumsi. Apabila kondisi ini terus terjadi, maka dapat mendorong seseorang untuk mengalami kondisi obesitas.

Lalu bagaimana mengatasinya?

source: vecteezy

Dalam dunia kesehatan dikenal istilah Mindful Eating (ME). Istilah ini berangkat dari kata mindfulness yang artinya proses memusatkan perhatian seseorang atau dalam kata lain proses penerapan perhatian penuh pada perilaku makan (Mustakim dkk., 2024). Dalam menerapkan perilaku ini, seseorang tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun saat makan. Seseorang harus memusatkan pemikirannya terhadap apa yang mereka makan. Lebih jauh, mindful eating mencangkup kesadaran akan rasa lapar dan kenyang, menghilangkan gangguan makan, mengetahui akibat dari makan sembarangan, memilih makanan yang menarik dan bergizi, serta menilai berapa banyak makanan yang harus ia makan (Logfren, 2015). Metode ini terbukti efektif dalam beberapa penelitian untuk pengobatan pasien obesitas dan menunjukkan tren yang positif.

Bagaimana cara memulainya?

Mindful eating mungkin terdengar mudah untuk dilakukan, namun percaya atau tidak metode ini sulit untuk diimplementasikan. Kebiasaan yang telah dilakukan bertahun-tahun tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengubahnya. Mulailah dengan membiasakan diri untuk meluangkan waktu dan tempat khusus untuk makan setiap harinya. Pilihlah tempat yang tenang dan jauh dari jangkauan televisi, komputer, ataupun gadget. Sisihkan waktu setidaknya 15 menit setiap kali makan untuk menikmati makananmu. Mulai nikmati setiap gigitan makanan yang masuk ke dalam mulut dan tubuhmu dan lakukan bertahap setiap harinya. Mungkin tidak akan mudah, tapi lakukanlah dengan perlahan dan konsisten untuk mendapatkan manfaatnya.

Metode ini secara tidak langsung mengubah kebiasaan makan dan status gizi penulis. Dahulu saat SMA, penulis adalah penderita obesitas tingkat 1. Kebiasaan makan yang tertanam sejak kecil menciptakan pola pikir bahwa makanan adalah sebuah “hadiah” setelah melakukan aktivitas yang melelahkan setiap harinya. Pola pikir ini menyebabkan penulis mengkonsumsi makanan dengan porsi besar di setiap waktu makan. Namun, menginjak bangku perkuliahan penulis berfikir untuk mulai merubah pola makan demi tubuh yang lebih sehat. Kebiasaan makan sembari menonton food vlogger seperti Ria SW, Tanboy Kun, Ken and Grat, dan food vlogger lain perlahan ditinggalkan. Ternyata kebiasaan makan ini lambat laun menuntun penulis untuk melakukan pembatasan kalori atau calorie restriction. Perilaku ini mendorong untuk memiliki pola makan yang teratur, berhenti makan sebelum kenyang, lebih selektif terhadap apa yang dimakan dan kebiasaan baik lainnya yang secara perlahan memperbaiki status gizi penulis. Oleh karena itu, mulai saat ini mari luangkan waktu dan tempat untuk menikmati makanan setiap harinya. Jadikan waktu makan menjadi kesempatan yang spesial untuk mulai memahami dan mencintai diri sendiri. Pilih makanan seimbang dan bergizi untuk kamu konsumsi dan rasakan manfaatnya di kemudian hari.

Referensi

  • Fayasari., dkk. 2022. Perilaku Menonton Mukbang dan Preferensi Makanan Mahasiswa di Jakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(2): 220-227.
  • Mustakim., dkk. 2024. Hubungan Mindful Eating (ME) dan Healthy Eating Literacy (HEL) dengan Status Indeks Masa Tubuh (IMT) pada Remaja di Kota Tanggerang Selatan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 13(1): 66-71.
  • Logfren IE. 2015. Mindful Eating. Am J Lifestyle. Med. 9: 212-216.

 

#InternationalYouthDay2024 #IYDbersamaRISE #RISEForYouth

 

 

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »