Makan Enak Tapi Bahaya?

makan enak

Health Heroes – Makanan adalah kebutuhan pokok manusia, oleh sebab itu, manusia harus memenuhinya untuk keberlangsungan hidup. Tidak hanya sebagai konsumsi tubuh, makanan juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap akal dan tingkah laku seseorang. Salah satu perilaku masyarakat yang kian disoroti oleh sebagian ahli kesehatan adalah perilaku konsumsi masyarakat. Bahan makanan pokok merupakan peranan utama dalam memenuhi kebutuhan tubuh. Salah satunya yaitu mengkonsumsi nasi sebagai bahan makanan pokok. Akan tetapi seiring dengan perubahan zaman, teknologi saat ini semakin berkembang dengan cepat sehingga mengubah unsur budaya lokal. Tidak lain adalah terkait gaya hidup dan kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan.

Di era yang semakin pesat dan inovatif, pelaku bisnis sangat bersaing dan menciptakan berbagai makanan yang beraneka ragam. Saat ini penjual kuliner semakin banyak, bahkan di sepanjang jalan sering kita jumpai penjual makanan cepat saji atau familiar disebut junk food. Junk food ini merupakan makanan dengan gizi rendah dan tinggi lemak, gula dan garam. Makanan jenis ini dapat menjadi konsumsi dari berbagai kesempatan.

Siapa yang tak mengenal makanan cepat saji seperti : pizza, burger, donat, ayam goreng, kentang goreng. Kebanyakan makanan tersebut memuat lemak jenuh yang bisa menyebabkan obesitas dan gangguan kesehatan. Penambahan garam pada makanan cepat saji akan memperpanjang masa konsumsi makanan dan meningkatkan cita rasa pada makanan. Namun, tingginya asupan garam berhubungan dengan hipertensi. Kelebihan garam di dalam tubuh berakibat retensi air, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.

Banyak restoran bersaing untuk menyajikan makanan lezat supaya meningkatkan pelanggan mereka. Akhirnya banyak orang yang tertarik, terlebih pada para remaja. Pada usia remaja terjadi perubahan gaya hidup dan mencoba hal baru, di antara nya yaitu mencoba makanan. Remaja saat ini cenderung mengikuti pola makan teman sebayanya. Dan juga banyak tayangan yang beredar di media sosial tentang berbagai makanan cepat saji sehingga menimbulkan rasa ingin tahu untuk mencoba makanan tersebut. Kalangan remaja saat ini sering digiatkan dengan kegiatan fisik, sehingga banyak remaja yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji, selain rasa nya yang lezat, biasanya juga dapat meningkatkan mood para remaja. Kebanyakan remaja saat ini menginginkan sesuatu yang cepat dan instan terlebih dalam pemilihan makanan. Biasanya mereka bersama di tempat makan yang menyediakan makanan cepat saji.

Dengan berkembangnya era globalisasi di lingkungan masyarakat, menimbulkan pandangan dari beberapa masyarakat yang berpendapat bahwa makan di restoran cepat saji yang mewah akan terasa lebih enak dan bergengsi daripada di warteg atau warung warung di pinggir jalan yang menjual makanan asli nusantara. Makanan junk food memang sangat mudah di temui di mall, restoran dan toko-toko di pusat dan pinggiran kota. Dan juga telah membudaya dan menjadi santapan elit terutama bagi para remaja.

Kebiasaan makan merupakan cara cara individu dan kelompok dalam memilih, mengonsumsi dan menggunakan makanan  yang tersedia. Dampak yang sering terjadi akibat mengkonsumsi makanan tidak sehat atau junk food ini adalah menimbulkan anemia, obesitas, keletihan sebab kekurangan zat besi. Kebiasaan mengkonsumsi junk food harus di batasi secara maksimal dan tidak sebagai makanan sehari hari. Junk food yang umum nya kita ketahui yakni yang biasanya kandungan lemak dan minyak nya tinggi. Namun tak hanya itu, makanan kalengan berupa buah/daging, makanan asinan, makanan dging yang di proses, olahan keju, mie instan dan manisan kering juga termasuk dalam kategori Junk Food.

Mengkonsumsi junk food merupakan bagian dari budaya Amerika dan sekarang sudah hampir semua orang di lingungan sekitar kita lebih suka dengan makanan cepat saji. Di dalam tubuh, lemak akan mengalami berbagai macam proses. Antara lain: prosesauto oksidasi yang akan meningkatkan kadar radikal radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas ini aktif menyerang berbagai senyawa dan jaringan tubuh sehingga faktor pemicu terjadi nya penyakit degeneratif. Dengan demikian, junk food menjadi permasalahan yang perlu diminimalisir dalam mengkonsumsi nya, sebab dapat berbahaya bagi Kesehatan Masyarakat dan masa yang akan datang.

Jika anda cermati komposisi pada makanan cepat saji, tak lepas dari berbagai zat aditif seperti MSG (Mono Sodium Glutamat). Berbagai jenis pewarna sintetis juga seperti Natrium benzoat.

Faktor psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makanan berhubungan dengan kesehatan jiwa yang dapat berdampak gangguan dalam kebiasaan makan yang sehat. Stress psikologis sering di kaitkan dengan konsumsi makanan yang meningkat, terutama dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi.

Makanan yang sehat dan bergizi bagi seorang anak sangat bergantung pada pemberian makanan yang di berikan oleh orang tua pada anaknya. Banyak remaja yangn melewatkan makanan golongan sayuran, serta buah-buahan yang mengandung vitamin. Peran orang tua di sini sangatlah dibutuhkan untuk memegang peran penting dalam pola konsumsi pada anak anak nya. Apalagi dalam masa pertumbuhan, sangat lah penting dalam mengatur pola makan yang baik. Kebutuhan makanan perlu di atur, sehingga anak anak dan remaja saat ini mendapat asupan gizi yang di perlukan secara utuh dan sesuai dengan kebutuhannya. Tidak hanya mengkonsumsi makanan yang mengenyangkan saja, tetapi juga harus memperhatikan nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Setiap bahan makanan mempunyai zat gizi yang bervariasi baik jenis dan jumlahnya. Zat gizi sangat diperlukan tubuh untuk memperoleh energi. Zat gizi yang diperlukan tubuh dapat dikelompokkan menjadi enam macam yakni: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Energi yang diperlukan dapat diperoleh dari hasil pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak didalam tubuh Remaja sebagai bagian dari masyarakat yang masih rentan kesehatannya seharusnya tidak mengkonsumsi junk food yang dapat merusak organ tubuh. Dengan ini, sebagai generasi penerus, kita harus menjadi contoh bagi generasi mendatang untuk selalu membiasakan makan makanan yang bergizi dan menjaga pola makan.

Referensi

Image by storyset on Freepik

Lobo, V. et al. (2010) ‘Free radicals, antioxidants and functional foods: Impact on human health,’ Pharmacognosy Reviews, 4(8), p. 118. https://doi.org/10.4103/0973-7847.70902.

Rulliyati, N. (2017) FAKTOR-FAKTOR POLA MAKAN PADA REMAJA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA. http://eprints.uny.ac.id/53825/.

Zaini, M (2019) ‘Hubungan Stress Psikososial dengan Status Gizi pada Mahasiswa Kesehatan di Kabupaten Jember’ Jurnal Kesehatan, 8

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »