Mengenal Glikasi: Ternyata Gula Mampu Sebabkan Penuaan Dini

Mengenal Glikasi

Gula adalah zat yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Gula digunakan sebagai bahan masakan agar tidak hambar, campuran teh di pagi hari, hingga pada dessert favorit kita. Gula sangat identik dengan rasanya yang manis. Tak heran, banyak dari kita yang menyukai makanan yang mengandung gula tinggi. Es krim, roti, cokelat, permen, hingga minuman kemasan! Rasa manis yang ada pada gula memiliki sifat adiktif yaitu membuat ketagihan. Makanya, jika kita memakan makanan manis: tak cukup hanya satu potong.

Hal yang jarang orang ketahui ternyata gula mampu menyebabkan penuaan dini. 

Apa Itu Penuaan?
Penunaan adalah proses hilangnya atau berkurangnya kemampuan suatu jaringan untuk memperbaiki maupun mempertahankan struktur serta fungsi secara normal. Pada kulit, berarti berkurangnya kemampuan kulit dalam aspek kekencangan. Tanda dari penuaan adalah adanya kerutan, kulit yang kendur, keriput, penipisan pada kulit, kulit kering, warna tidak merata, dan volume yang berkurang.

Penyebab Penuaan
Terdapat dua jenis penuaan yaitu penuaan intrinsik dan ekstrinsik. Pada penuaan intrinsik biasanya disebabkan oleh bertambahnya usia, misalnya pada kakek atau nenek. Ciri penuaan intrinsik adalah adanya kerutan halus dan adanya lapisan kulit yang menipis. Penuaan ini adalah hal yang wajar akibat bertambahnya usia. Sedangkan penuaan ekstrinsik ditandai oleh adanya kerutan pada dalam kulit, adanya kelemahan kulit, hingga hiperpigmentasi. Penuaan ekstrinsik dapat terjadi akibat paparan sinar matahari, gaya hidup, rokok, status hormon seseorang, hingga polusi lingkungan.

Penuaan ekstrinsik dapat disebabkan oleh gaya hidup yaitu pola makan. Pola makan tinggi gula dapat menyebabkan penuaan dini: yang tidak memandang usia. 

Hubungan Gula Dengan Penuaan Dini
Ternyata, konsumsi gula yang terlalu banyak dapat menyebabkan reaksi glikasi. Reaksi glikasi (reaksi Maillard) adalah reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amina pada protein, lemak, maupun asam nukleat sehingga menghasilkan produk amadori (Budiarti et al., 2019). Hidayat et al., (2016) menyatakan bahwa glikasi pada kolagen mampu menyebabkan penuaan pada kulit. Reaksi glikasi ini terjadi pada penuaan intrinsik maupun ekstrinsik. Secara sederhana, gula yang dikonsumsi secara berlebihan menyebabkan kelebihan gula akan bergabung dengan senyawa protein dan membentuk senyawa AGEs (Advances Glication End-products). Senyawa AGEs ini yang menyebabkan adanya kerusakan pada kolagen, elastin, serta serat protein. Kolagen merupakan struktur utama protein yang terdapat pada kulit dan berhubungan dengan kekencangan kulit. Kolagen, elastin, dan serat protein yang dirusak oleh AGEs dapat terputus sehingga kekencangan kulit jadi menurun. Akibatnya, kulit menjadi keriput, kendur, hingga terjadi kerutan.

Semakin banyak konsumsi gula, maka akan lebih banyak AGEs yang terbentuk sehingga kerusakan kolagen akan semakin banyak pula. Selain itu, senyawa AGEs juga dapat menonaktifkan antioksidan alami pada tubuh sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.

 

Bagaimana Cara Mencegah Penuaan Dini?
Akibat konsumsi gula berlebih, maka proses penuaan dapat terjadi secara dini. Sehingga, bagaimana cara untuk mencegah penuaan dini? Pertama adalah batasi penggunaan gula harian. Kemenkes menyarankan untuk mengkonsumsi gula sebanyak 50 gram (4 sendok makan) saja per-hari. Kedua adalah lakukan restriksi diet (ubah pola makan) dengan mencegah adanya reaksi kecoklatan pada protein (terjadi jika makanan yang mengandung protein dibakar, goreng, atau panggang). Lebih baik, kita memakan makanan yang direbus atau dimasak berbasis air (kukus) (Prakoeswa dan Saari, 2022).

Meskipun konsumsi gula berlebih mampu menyebabkan penuaan dini, tetapi hal ini dapat dicegah dengan pengubahan pola makan dan pola hidup. Siap untuk tetap awet muda? 

Referensi:
Budiarti, E., P. Budiarti., M. A. Aristri dan I. Batubara. 2019. Kolagen dari limbah tulang ayam (Gallus gallus domesticus) terhadap aktivitas anti aging secara in vitro. J. Peneitian Kimia. 15(1): 44-56.

Loanda, E dan E. L. Margaret dan J. Hidayat. 2016. Asupan gula harian dari bahan-bahan pelengkap masakan. J. Majalah Kedokteran Andalas. 39(1): 21-27.

Prakoeswa, F. R. S dan W. A. Sari. 2022. Penuaan kulit dan terapi yang aman bagi geriatri: artikel review. J. Sains dan Kesehatan. 4(5): 557-568.

https://asuransireliance.com/health/artikel/penuaan-dini-karena-konsumsi-gula-berlebih/

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »