Dilema Ayam Geprek: Murah Tapi Membuat Susah?

ayam geprek

Health Heroes – Sore itu, rasanya sangat campur aduk. Pusing, mual, perut nyeri, dan terasa melilit. AC ruangan yang normal bahkan tidak mampu menghalangi keringat yang meluruh dari pelipisku. Botol minumku bahkan sudah kosong karena kuhabiskan dalam satu kali tegukan.

Mata kuliah sore baru saja dimulai, bahkan akan ada praktikum di malam hari. Jika bukan karena praktikum nanti malam, mungkin aku sudah berada di kamar kos detik ini juga. Rasanya tak mampu menahan gejolak perut ini.

Kuingat-ingat kembali, apa yang kukonsumsi sebelumnya.

“Buk, pesan gepreknya 1 ya, dimakan disini,” ujarku pada ibu pemilik warung geprek. Ya, aku mengingatnya. Pagi sekitar pukul 10.00, aku makan bersama beberapa temanku di kantin fakultas. Mereka memesan menu lain dan aku memesan ayam geprek karena harganya yang murah dengan porsi yang cukup banyak. Bermodalkan 8000 rupiah, sudah mendapatkan nasi, ayam geprek, sambal, dan es teh.

Ketika dikunyah, tekstur ayam geprek kala itu memang terasa sedikit berbeda daripada biasanya. Terasa sedikit kurang matang dibagian dalam dan tidak ada bau khas ayam goreng pada umumnya.

Aku tersadar dari lamunanku. Terhitung sudah tujuh kali aku bolak-balik kamar mandi di hari ini. Kuhubungi keluargaku untuk mengeluhkan apa yang kurasakan saat ini dan keluargaku pun menyarankan untuk meminum obat diare. Setelahnya aku pun meminum beberapa obat yang dapat meringankan gejala itu.

Selang sehari berlalu, ketika aku sedang santai dan melihat story teman-temanku, aku terfokus kepada salah satu story dimana temanku, Icha menuliskan di akunnya dengan kalimat ‘Geprek kiamat’.

Aku tertarik untuk bertanya, “Ada apa Cha?” Tak lama, dia pun menjawab, “Habis makan geprek perutku langsung gak enak banget.”

“Eh beli dimana? Jangan bilang kantin fakultas.”

Lho kamu juga? Kukira perutku saja yang lemah.” Dia pun melanjutkan, “Temanku juga diare semalam. Sampai ga kuliah.”

Disitu pula aku mulai menemukan titik terang, dimana mungkin permasalahan ini berasal dari makanan yang kukonsumsi.

Kutelusuri kebenaran dari spekulasi yang mulai bersarang dibenakku. Kutanyai beberapa temanku yang pernah makan disana, tapi tak ada yang merasakan hal yang sama.

Kemungkinannya hanya dua.

Daging ayam yang bermasalah di hari itu? Atau kebersihan dari proses masakannya?

Entahlah. Yang jelas, jangan gampang tergiur dengan makanan yang harganya murah. Namun, perhatikan dengan baik: apakah bahan yang digunakan dan kebersihannya terjaga. Apabila penanganan bahan pangan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan hingga penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik dan tepat, maka berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap konsumen yaitu keracunan makanan.

Jadi, ayo mulai selektif dalam berbelanja! Kamu adalah pemilik otoritas atas apapun yang masuk ke dalam tubuhmu.

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »