healtheroes.id – Fenomena diet semakin marak di kalangan remaja putri. Banyak remaja putri yang tidak puas dengan Indeks Masa Tubuhnya(IMT), hal ini sebenarnya disebabkan oleh banyak sekali faktor. Selah satu faktornya adalah beauty standard yang kian meningkat didorong oleh masuknya budaya asing di Indonesia. Minimnya literasi dan pengetahuan membuat banyak sekali remaja putri yang melakukan diet tanpa prosedur. Diet yang akhirnya mengantarkan malapetaka pada gizi remaja putri.Oleh karena itu, pada tulisan ini aku akan share tips diet yang dibagikan pada acara ulang tahun Burgreens.
Pada hari kamis, 8 November 2023, Health Heroes Facilitator mendapatkan undangan untuk menghadiri seminar yang diadakan oleh Burgreens dalam rangka merayakan ulang tahun Burgreens yang ke-10. Seminar tersebut mengusung tema “Planetary Health Diet” yang kemudian kita semua ketahui Burgreens mengundang sejumlah Narasumber kompeten dibidangnya, yaitu ada dr. Susianto Tseng yang merupakan Ketua Forum Vegetarian Indonesia dan sering dikenal dengan sebutan dokter tempe, Willy Nathanael Yonas, BHM, ACSM-CPT, Max Mandias yang merupakan seorang chef dan juga CIO&Co-Founder Burgreens dan Green Rebel, dan banyak Narasumber lainnya.
Burgreens sendiri merupakan sebuah restoran yang mengusung tema vegan dengan identitas rasa yang telah disesuaikan dengan lidah Asia, bahkan lidah Indonesia.Ulang tahun ini menandakan sudah 10 tahun lamanya Burgreens sukses bertahan dengan konsep bisnisnya. Tentunya tujuan mulia dari owner juga mengantarkan Burgreens pada kesuksesan.
Seminar dengn tema “Planetary Health Diet” ini merupakan sebuah fresh idea karena mengusung konsep lunch dengan menu diet yang dianjurkan. Dimana hal ini sangat menarik para audiensnya, karena tak hanya mendengarkan insight baru tetapi juga jump in pada konsep yang dibawakan.
Lalu mengapa diet ini dinilai tak hanya untuk tubuh tetapi juga untuk bumi? Fakta yang baru saja aku ketahui dari seminar ini adalah bahwa ternyata sektor makanan merupakan sektor penyumbang polusi terbesar. Bahkan setelah ditiadakannya sektor-sektor lain seperti transportasi, fashion, dan sebagainya sektor makanan tetap dapat menyebabkan lapisan bumi semakin menipis. Hal ini diakibatkan dari banyaknya tenaga serta sampah yang dihasilkan dari proses pengolahan makanan terutama makanan yang berasal dari hewani.Sementara itu banyak sekali penelitian yang membuktikan bahwa gaya hidup vegan dapat mengurangi emisi karbon dan mengatasi global warming. Namun apa hubungan dari Planetary Health Diet dengan kedua fakta tersebut? Yuk Simak!!
Planetary Health Diet, menekankan pola makan nabati di mana biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan polong-polongan merupakan sebagian besar makanan yang dikonsumsi. Daging dan produk susu merupakan bagian penting dari pola makan namun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan polong-polongan.
Para remaja tidak lagi khawatir akan diet yang menimbulkan mala petaka. Planetary Health Diet datang sebagai solusi, karena meskipun jumlah konsumsi hewani kita berkurang tentunya gizi dan asupan yang dibutuhkan oleh manusia tetap akan terpenuhi. Dalam beberapa kasus justru makanan nabati mengandung nutrisi berkali kali lipat diatas maknan hewani. Salah satunya adalah tempe dan wijen yang mengandung kalsium jauh lebih tinggi dari susu sapi. Oleh karena itu, pola makan ini dinilai sangat baik untuk mengurangi berat badan dan mendapatkan tubuh sehat yang ideal. Selain itu juga kita sebagai manusia secara tidak langsung dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon.