Tahukah Sobat? Jajanan kaki lima atau juga dikenal dengan sebutan street food merupakan salah satu tren yang semakin berkembang di Indonesia sampai saat ini. Jajanan kaki lima menjadi pilihan yang populer di tengah padatnya aktivitas dan kehidupan kota yang terus berubah-ubah.
Tidak hanya harganya yang terjangkau, jajanan kaki lima menawarkan kemudahan akses dengan berbagai cita rasa menarik, membuatnya sangat diminati Sobat Remaja. Namun, apakah Sobat tahu, dibalik daya tariknya, terdapat kekhawatiran terkait dampak kesehatan yang harus Sobat Remaja perhatikan.
Seringkali Sobat Remaja mengabaikan aspek kesehatan karena faktor sosial lingkungan, gaya hidup, dan juga kurangnya kesadaran akan risiko yang akan Sobat hadapi. Jangan khawatir ya! Karena hal tersebut, kali ini MinRISE akan membahas mengenai bagaimana tanggapan Sobat Remaja terhadap jajanan kaki lima dan dampaknya bagi kesehatan.
Daya Tarik Jajanan Kaki Lima
Jajanan kaki lima sering kali menjadi pilihan utama bagi Sobat Remaja karena kepraktisan dan harganya yang terjangkau. Sebagian besar Sobat Remaja masih bergantung pada uang saku yang diberikan oleh orang tua, sehingga jajanan kaki lima menjadi solusi yang masuk akal bagi Sobat, di antara terbatasnya waktu dan anggaran. Dari segi rasa, jajanan kaki lima memiliki ciri khas yang menarik perhatian Sobat Remaja. Kebanyakan jajanan kaki lima menggunakan bumbu tambahan seperti micin, yang sangat digemari Sobat Remaja sampai saat ini.
“Jajanan kaki lima, baik makanan atau minumannya biasanya sudah siap saji, sehingga orang-orang dapat melihat apa yang dijual. Selain itu harganya lebih murah daripada makanan yang dijual di restoran. Bahkan cita rasa yang dihasilkan ada beberapa yang belum tentu bisa didapatkan di restoran”, ujar Selda (19), mahasiswi FIB UGM, saat diwawancarai di Food Court GOR Klebengan.
Selain itu, lokasi untuk menemukan jajanan kaki lima ini pun cukup mudah, karena biasanya para penjual berdagang di sekitar sekolah ataupun tempat nongkrong yang biasa dikunjungi Sobat Remaja. Namun, jangan lupa ya! Di balik kepraktisannya, jajanan kaki lima ini memiliki risiko kesehatan yang perlu lebih diperhatikan.
Sebagai contoh, seringkali penjual menggunakan minyak yang sudah berkali-kali dipakai atau menggunakan bahan-bahan yang kurang segar untuk membuat jajanan kaki lima. Pedagang menggunakan minyak secara berulang dan mengabaikan saran untuk mengganti minyak tersebut karena menganggapnya hal biasa (Sadia, dll. 2019)
Hal semacam ini sering kali tidak disadari oleh Sobat, ketika membeli jajanan kaki lima. Sobat Remaja akan cenderung fokus terhadap harga dan rasanya, tanpa mempertimbangkan komposisi dari bahan makanan yang akan kalian konsumsi.
Antara Sadar dan Tidak Peduli
Beberapa dari Sobat Remaja mungkin sudah menyadari bahwa jajanan kaki lima tidak seaman dengan makanan yang dibuat sendiri atau dari restoran, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan.
Menurut Kemenkes (2023), makanan yang aman adalah makanan yang higienis dan bergizi mengandung protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan aman bagi masyarakat, diperlukan syarat khusus antara lain pengolahan yang memenuhi syarat dan cara penyimpanan yang benar. Sedangkan jajanan yang aman alah jajanan yang dikonsumsi dengan nilai gizi yang baik untuk menunjang tumbuh kembang anak (Kemenkes, 2023).
“Jajanan kaki lima memang dijual di pinggir jalan, sehingga secara kesehatan memang perlu diperhatikan lagi karena makanan dan minuman yang dijual otomatis langsung terkontaminasi dengan debu, asap, atau udara dari ruang terbuka (pinggir jalan)”, jelas Selda (18).
Namun, sering kali kesadaran ini dikalahkan oleh rasa ‘ingin’ untuk menikmati dan faktor kepraktisan yang telah ditawarkannya.
“Sering melihat di trotoar-trotoar jalanan yang ramai, jadinya kepo, soalnya banyak pembeli, akhirnya ikut beli”, timpal Dhana (19), mahasiswi FIB UGM, saat saat diwawancarai di Food Court GOR Klebengan.
Sebagian Sobat Remaja masih berpikir bahwa risiko kesehatan seperti gangguan pencernaan, diare, atau keracunan makanan, hanyalah hal biasa yang sering terjadi. Sehingga tidak memerlukan perhatian yang lebih serius. Beberapa Sobat Remaja percaya bahwa selama makanannya dimasak di depan mata atau yang ramai oleh pembeli, sudah menjamin keamanan makanannya.
Padahal seharusnya kita menyadari bahwa faktor-faktor seperti kebersihan alat makan, kualitas bahan baku, serta kondisi lingkungan sekitar penjual juga memiliki peran penting dalam menentukan sejauh mana makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Risiko Penyakit Akibat Mengonsumsi Jajanan Kaki Lima
Menurut Permatasari, dll (2021), pedagang kaki lima juga cenderung mengabaikan higiene sanitasi makanan mulai dari kegiatan persiapan produksi, produksi, penyajian, dan pasca produksi. Hal tersebut dapat berisiko langsung pada kesehatan Sobat Remaja.
Menurut Ratih (2023), beberapa risiko yang mungkin muncul seperti:
- Keracunan makanan karena perilaku penjual dan lingkungan yang kurang bersih, sehingga makanan bisa tercemar berbagai jenis bakteri makanan, virus, dan kotoran. Gejalanya dapat berupa mual, muntah, dan diare.
- Mengalami gangguan pencernaan, hal ini dapat terjadi karena kebanyakan penjual menggunakan minyak yang berulang kali dipanaskan, serta bahan makanan yang digunakan tidak segar, dan mengandung bahan pengawet yang berlebihan. Konsumsi makanan yang terlalu berminyak atau pedas dapat memicu maag, masalah kesehatan yang saat ini sering dialami oleh Sobat Remaja.
- Jajanan kaki lima seperti, gorengan seringkali mengandung lemak jenuh, gula, dan kalori yang tinggi. Jika makanan demikian dikonsumsi secara berlebihan dapat memicu adanya peningkatan berat badan dan berisiko memiliki penyakit obesitas.
- Beberapa pedagang kaki lima mungkin menggunakan bahan-bahan yang mengandung zat kimia berbahaya seperti pewarna makanan sintetik, formalin, pengawet, pemanis buatan, dll yang jelas berbahaya bagi kesehatan Sobat Remaja.
Mungkin tanpa disadari, Sobat Remaja sudah mengalami salah satu gejala masalah kesehatan di atas. Berdasarkan pengalaman MinRISE, setelah memakan jajanan kaki lima yang dibeli dari pinggir jalan, beberapa menit kemudian perut MinRISE langsung sakit dan berujung diare loh! Untuk itu, Sobat Remaja harus lebih bijak ya dalam memilih makanan, agar tidak mengalami kejadian seperti MinRISE.
Media Sosial: Memperkuat Atau Menambah Abai Kesadaran Kesehatan?
Media sosial merupakan salah satu platform yang membentuk tren makanan, termasuk jajanan kaki lima. Pasti disini Sobat Remaja sudah tidak asing lagi dengan konten-konten jajanan yang sedang populer di media sosial seperti Instagram, You tube, dan Tik Tok.
Konten-konten semacam ini seringkali membuat Sobat Remaja tertarik untuk mencoba jajanan kaki lima tersebut, tanpa memperhatikan dampaknya bagi kesehatan. Jika Sobat Remaja sadari, media sosial memperkuat perilaku konsumsi jajanan yang didasarkan pada rasa, penampilan, popularitas, dan bahkan sampai dengan harganya yang murah daripada faktor keamanan yang lain.
“Dari keluarga dan teman. Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang sudah semakin canggih, saya mengetahui berbagai jajanan kaki lima dari sosial media seperti tiktok dan instagram, yang langsung menampilkan video dan juga suara, sehingga membuat orang-orang penasaran dan tertarik untuk datang terutama dengan iklan mereka yang meng-highlight harganya yang murah”, jelas Selda (18).
Sadar dan Kurangi Mengkonsumsi Jajanan Kaki Lima
Jajanan kaki lima memang cenderung menarik karena harganya yang murah dengan berbagai variasi rasa. Namun, Sobat Remaja juga perlu menyadari bahwa jajanan kaki lima memiliki dampak bagi kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, MinRISE mempunyai beberapa tips nih buat Sobat, agar bisa lebih bijak dalam memilih jajanan kaki lima yang tidak hanya enak, tetapi juga aman dan sehat.
Berikut tips dari Kemenkes (2023) yang sudah MinRISE rangkum:
- Pilihlah jajanan dalam kondisi yang baik, perhatikan kualitas jajanan
- Belilah jajanan di tempat yang bersih dan dalam keadaan tertutup, terhindari dari lalat
- Hindari jajanan dengan warna yang mencolok, rasa dan aroma yang menyengat
- Jika jajanan basah, perhatikan bau dan warna jajanan
- Amati label makanan jika ada, meliputi nama jajan olahan, daftar bahan yang digunakan, keterangan kadaluarsa, dan kandungan gizi
Selain itu, Sobat Remaja juga bisa loh coba memilih jajanan yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar, jus alami, atau jajanan tradisional yang rendah lemak dan gula. Sobat Remaja juga bisa coba membawa bekal dari rumah, yang sudah tentu terjaga kualitas dan keamanannya. Karena dengan begitu Sobat Remaja bisa mengurangi minat membeli jajanan kaki lima. Jangan lupa ya Sobat, pilihlah jajanan kaki lima yang aman dan lebih menyehatkan!
Penulis : Pradiva Cintia Paramitha
Referensi:
Kemenkes (2023). Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. [online] Kemkes.go.id. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2570/memilih-jajanan-yang-aman#:~:text=Belilah%20makanan%20ditempat%20yang%20bersih.%204.%20Memilih%20pangan [Accessed 22 Sep. 2024].
Nur Ismy Sadia, Jamaluddin Sakung and Nur Rismawati (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENJUAL JAJANAN DENGAN HIGIENE SANITASI MAKANAN YANG DIJAJAKAN DISEKOLAH DASAR DI PALU BARAT. Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1). doi:https://doi.org/10.31934/jom.v1i1.787.
Permatasari, I., Handajani, S., Sulandjari, S. and Faidah, M., 2021. Faktor perilaku higiene sanitasi makanan pada penjamah makanan pedagang kaki lima. Jurnal Tata Boga, 10(2), pp.223-233.
Ratih Ramadhany, D. (2023). 6 Risiko Jajan Sembarangan pada Kesehatan – Hello Sehat. [online] Hello Sehat. Available at: https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/jajan-sembarangan-bikin-sakit/ [Accessed 22 Sep. 2024].