Gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk kebutuhan metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangannya. Secara sederhana, gizi berarti zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan yang kita konsumsi.
Zat gizi ini dibedakan menjadi 6 kelompok utama, yaitu:
1. Karbohidrat: sumber energi utama bagi tubuh. Contoh: nasi, roti, dan kentang.
2. Protein: berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan sel serta jaringan tubuh. Contoh: daging, telur, tahu, dan tempe.
3. Lemak: memberi cadangan energi dan bantuan penyerapan vitamin larut lemak. Contoh: minyak goreng, mentega, dan keju.
4. Vitamin: dibutuhkan dalam jumlah kecil tapi sangat penting. Contoh: vitamin A, B, C, D.
5. Mineral: dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan dan fungsi organ tubuh. Contoh mineral Ca, Fe, Zn, dll.
6. Air: pelarut zat gizi lainnya dan berperan mengatur suhu tubuh.
Jadi gizi adalah komponen esensial makanan yang menentukan status kesehatan seseorang. Gizi yang seimbang penting untuk tumbuh kembang optimal.
Anak adalah generasi penerus yang kelak akan menentukan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, kualitas dan kapabilitas anak saat ini akan sangat berpengaruh pada kemajuan Indonesia di masa mendatang.
Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan adalah gizi dan kesehatan anak generasi sekarang. Anak yang kekurangan gizi berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Memenuhi kebutuhan gizi anak sejak dini sangatlah penting. karena gizi yang cukup dan seimbang sangat dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Jika perkembangan anak tidak optimal akan berdampak serius bagi anak itu sendiri karena dapat meberikan efek sangat buruk. Berikut beberapa dampak yang akan terjadi jika gizi tidak terpenuhi:
1. Pertumbuhan terhambat. Anak bisa mengalami stunting atau tubuhnya pendek dibandingkan anak seusianya. Hal ini akan membuat anak kesulitan dalam bergaul bahkan dapat menumbuhkan rasa tidak percaya diri karena kondisi tubuhnya.
2.
Perkembangan otak tidak optimal. Kekurangan gizi membuat anak sulit berkonsentrasi dan daya tangkapnya lambat. Ini berdampak buruk bagi intelegensi dan prestasi akademiknya. Hal ini akan menjadi kesulitan bagi anak untuk mencetak prestasi.
3. Rentan sakit. Daya tahan tubuh anak mudah drop sehingga mudah terserang penyakit infeksi yang berulang-ulang.
4. Produktivitas rendah saat dewasa. Malnutrisi sejak dini berisiko menurunkan produktivitas saat anak tumbuh dewasa.
5. Obesitas atau kegemukan. Kurang gizi juga bisa berujung pada berat badan berlebih dan risiko penyakit tidak menular lain di masa depan.
6. Dampak antar generasi. Anak kurang gizi cenderung juga melahirkan anak dengan berat lahir rendah atau stunting juga yang kelak akan menyebabkan generasi kita menjadi tertinggal.
Mengatasi hambatan-hambatan tersebut dibutuhkan kerja sama berbagai pihak agar pemenuhan gizi anak dapat optimal dan berkelanjutan demi tumbuh kembang anak yang lebih baik serta meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Anak yang tumbuh dengan gizi baik cenderung lebih sehat, cerdas dan produktif. Mereka siap menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas tinggi dan meningkatnya kecerdasan dan produktivitas bangsa.
Dengan kemampuan kognitif dan fisik yang baik karena gizi terpenuhi sejak kecil, anak-anak Indonesia bisa lebih inovatif dan kompetitif dalam menggerakkan perekonomian dan berkurangnya angka kemiskinan dan ketimpangan.
Gizi baik yang dimulai dari dini berdampak pada tingginya produktivitas dan pendapatan masyarakat saat dewasa serta berkurangnya beban dan anggaran kesehatan Indonesia. Tingkat kesakitan akibat kurang gizi bisa diturunkan sehingga menghemat pengeluaran negara di bidang kesehatan.
Gizi yang baik juga meningkatkan ketahanan dan keamanan bangsa. Anak sehat dan cerdas yang tumbuh besar dengan gizi baik diyakini bisa menjadi generasi tangguh yang siap bela negara. Selain itu, anak muda dengan gizi yang baik mampu mendongkrak citra dan kepercayaan global terhadap Indonesia sebagai negara maju dengan SDM berkualitas tinggi.
Upaya yang bisa dilakukan untuk memenuhi gizi pada anak antara lain:
1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan sampai 2 tahun atau lebih. ASI mengandung zat gizi terbaik untuk tumbuh kembang bayi.
2. Pemberian MPASI bergizi seimbang sesuai usia dan kebutuhan gizi anak. Gunakan bahan makanan beragam untuk memenuhi kecukupan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
3. Pemberian suplemen gizi seperti vitamin A, zat besi atau kalsium jika diperlukan. Namun hindari pemberian suplemen secara berlebihan.
4. Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit yang dapat mengganggu penyerapan zat gizi.
5.
Menerapkan pola makan teratur dengan porsi yang cukup, tidak terlalu banyak, atau terlalu sedikit.
6.
Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan agar anak terhindar dari penyakit infeksi.
7.
Memantau pertumbuhan anak melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala secara berkala.
8. Melakukan edukasi dan konseling gizi kepada orang tua agar bisa memberikan asupan gizi seimbang untuk anak-anak mereka.
Namun, ada beberapa hambatan yang dapat terjadi dalam pemenuhan gizi anak antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi seimbang untuk anak. Banyak orang tua yang belum paham apa saja zat gizi yang dibutuhkan anak serta bagaimana cara pemenuhannya.
2. Keterbatasan ekonomi keluarga. Pada keluarga kurang mampu kemungkinan terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pangan seringkali berdampak pada kurang gizinya anak-anak.
3. Pola asuh yang salah, seperti pemberian makanan instan berlebihan, jajan sembarangan, dan kesalahan dalam teknik menyusui bayi.
4. Penyakit infeksi yang diderita anak, sehingga nafsu makan berkurang dan penyerapan zat gizi terganggu.
5. Kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.
6. Bencana alam dan kondisi darurat lain yang menghambat ketersediaan dan distribusi makanan bergizi.
7. Gangguan pencernaan pada anak, sehingga proses penyerapan zat gizi tidak optimal.
Kesimpulannya adalah investasi pemenuhan gizi anak kini akan berbuah manfaat jangka panjang bagi kemajuan Indonesia di masa depan. Oleh sebab itu, menjaga gizi anak sejak dini hingga tumbuh dewasa merupakan investasi jangka panjang Indonesia untuk mempersiapkan SDM unggul di masa mendatang yang siap menghadapi zaman.
Dengan memastikan terpenuhinya gizi anak, Indonesia dapat menyiapkan generasi emas yang tidak hanya sehat dan cerdas, tapi juga produktif dan mampu bersaing di kancah global. Merekalah harapan Indonesia untuk menjadi negara maju. Hal ini karena anak-anak yang tumbuh dengan nutrisi yang tepat cenderung menjadi orang dewasa yang lebih sehat dan produktif.
Jika orang dewasa sehat dan produktif, kemungkinan besar mereka akan mewariskan generasi yang sehat kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, pola makan seimbang sejak dini berperan penting dalam menghasilkan generasi masa depan yang lebih sehat. Oleh karena itu, gizi seimbang pada anak merupakan isu mendesak dan penting yang memerlukan tindakan segera untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas bagi negeri ini.