1 langkah hidup sehat yang perlu dipahami oleh remaja adalah tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Di tengah zaman yang semakin modern, kesehatan mental remaja menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan. Masa remaja adalah masa yang sangat rentan karena mereka akan menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan fisik, emosional, dan lingkungan sosial. Para remaja dapat mengalami kelabilan dan merasa kehilangan identitas yang membuat mereka kelelahan secara mental.
Mengapa Remaja Perlu Memahami Pentingnya Kesehatan Mental ?
Para remaja perlu memahami pentingnya kesehatan mental agar mereka mampu mengendalikan dirinya dengan baik saat menghadapi berbagai tantangan hidup. Pengetahuan tentang kesehatan mental sangat penting untuk diketahui oleh remaja. Dengan pengetahuan tersebut, mereka akan lebih peduli untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Hubungan Kesehatan Mental dengan Hak Atas Pangan dan Gizi (HAPG)
Kesehatan mental merupakan kondisi dimana seorang individu dapat memahami potensi dirinya, melakukan kegiatan yang produktif, dan mampu mengatasi permasalahan hidupnya secara normal. Kesehatan mental seringkali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental menjadi aset yang sangat berharga untuk setiap orang.
Kesehatan mental yang terganggu dapat menghambat aktivitas sehari-hari, seperti mudah lelah, stres, dan bosan. Para remaja memiliki banyak tuntutan hidup, baik dari segi akademik maupun lingkungan sekitarnya. Banyaknya aktivitas yang harus dilakukan di tengah waktu yang terbatas seringkali membuat mereka kelelahan dan menimbulkan stres atau kecemasan yang berlebih.
Stres atau kecemasan berlebih merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang sering dialami oleh remaja. Kondisi tersebut terkadang membuat mereka mengalami penurunan nafsu makan. Di tengah aktivitas yang padat, mereka hanya bisa makan seadanya dan mengabaikan pola makan yang baik. Mayoritas dari mereka akan memilih makanan cepat saji, karena dapat menghemat waktu mereka yang sibuk. Nafsu makan yang menurun dan pola makan yang buruk dapat menyebabkan asupan nutrisi dan gizi seimbang untuk kebutuhan tubuh menjadi berkurang.
Setiap remaja memiliki hak atas pangan dan gizi (HAPG) yang seimbang. Keseimbangan gizi dapat dicapai ketika kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dapat terpenuhi. Hak atas pangan dapat juga di istilahkan rights not to be hungry (Asnamawati dkk., 2023). Ketersediaan pangan sangat erat kaitannya dengan status gizi. Jika ketersediaan pangan tercukupi, maka kebutuhan gizi yang baik pun dapat tercapai.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik saja, makanan yang bergizi juga dapat memberikan dampak pada kesehatan mental (Kasingku, 2023). Menurut Putri dkk. (2024), makanan memberikan kontribusi penting untuk perkembangan, pengaturan, dan pencegahan masalah kesehatan mental tertentu seperti depresi, defisit perhatian, dan gangguan hiperaktif. Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi dan gizi yang seimbang dapat membantu mendukung perkembangan mikroba baik di dalam sistem pencernaan. Keberadaan mikroba baik di dalam sistem pencernaan ini dapat memengaruhi produksi neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati dan menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kesehatan mental kita perlu memilih makanan yang sehat dan berserat, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan lainnya. Kita perlu menghindari atau mengurangi makanan cepat saji yang dapat merusak kesehatan tubuh kita.
Menyuarakan Kesehatan Mental dengan Hak atas Pangan dan Gizi (HAPG) di Kalangan Remaja
Masih banyak remaja yang menganggap sepele tentang kesehatan mental. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Setiap remaja perlu diberikan edukasi agar mereka lebih peduli tentang isu kesehatan mental. Jika mereka sudah mengetahui betapa pentingnya kesehatan mental, mereka dapat lebih mengantisipasi, mencegah, dan menemukan solusi terbaik saat menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya.
Di era modern yang sudah serba digital ini, edukasi terkait kesehatan mental dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat. Menggunakan platform digital, remaja dapat diajak untuk memahami isu kesehatan mental dengan cara yang kreatif dan informatif. Di dalam platform digital tersebut, mereka dapat membentuk dan bergabung dengan komunitas yang bergerak di isu kesehatan mental. Selain mendapatkan pengetahuan, keterlibatan mereka di dalam komunitas juga dapat menjadi wadah untuk menyuarakan keresahan yang berkaitan dengan isu kesehatan mental.
Keberadaan komunitas dapat menjadi media interaksi untuk mempromosikan pentingnya kesehatan mental pada generasi muda. Jika para remaja sudah menyadari tentang pentingnya kesehatan mental, mereka akan mulai menerapkan pola makan dan hidup yang sehat untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Remaja yang bergerak aktif dalam menjaga kesehatan mental akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengatasi stres, kecemasan yang berlebih, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Daftar Pustaka :
Asnamawati, L., Herawati, I. E., Yuliawati, & Rasoki, T. (2023). Peran penyuluhan: sebuah upaya dan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam ketahanan pangan. AGRITEPA, 10(2), 413–430.
Kasingku, J. D. (2023). Peran makanan sehat dalam meningkatkan kesehatan fisik dan kerohanian pelajar. Jurnal Pendidikan Mandala, 8(3), 853–859. http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index
Putri, D. A., Ridho, A. A., Rahmawati, O., Septiana, R., & A, L. D. D. (2024). Pengaruh pola makan terhadap kesehatan mental peran nutrisi pada mahasiswa. Jurnal Mahasiswa Ilmu Farmasi dan Kesehatan, 2(3), 39–55.