Health Heroes – Akhir-akhir ini, terdapat trending di sosial media khususnya aplikasi tiktok tentang penyakit tumor dan kista. Tidak hanya satu, namun berbagai akun turut memebicarakan terkait permasalahan yang hampir sama : penyebab dari penyakit tersebut yakni pola makan. Kreator tersebut membagikan cerita yang dialami secara pribadi. Pola makan yang disebutkan pada konten tersebut mengenai makanan yang tidak sehat seperti junk food, bakso, seblak, dan mie instan. Disamping itu, kreator juga meynyampaikan beberapa faktor lain seperti jarang olahraga dan bangun siang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa akibat daari kehidupan yang dijalani tidak seimbang antara makanan yang dikonsumsi, kurangnnya olahraga, dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan ia mengidap tumor dan kista.
Saat konten ini diunggah, banyak pengguna media sosial tiktok tertarik untuk berdiskusi dan membagikan pengalaman serupanya berupa komentar dan video. Sejak saat itulah topik hangat ini dibicarakan oleh pengguna media sosial. Bahkan, beberapa dokter juga turut membuat konten berisi video yang lebih rinci terkait fenomena tersebut. Melihat hal tersebut, ternyata pola makan yang tidak baik memang menjadi faktor yang memicu munculnya kista atau tumor.
Jika dilihat berdasarkan angka kejadian, pada tahun 2015, terdapat 23.400 orang di Indonesia yang mengidap kista ovarium dan sebanyak 13.900 orang meninggal akibat kasus tersebut. Angka kematian tertinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awal bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan ketika sudah terjadi metastasis (sel kanker sudah menyebar ke beberapa jaringan tubuh) sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut (Kemenkes, 2015). Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia, angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan sering terjadi pada wanita berusia 20- 40 tahun, pada masa pubertas atau kurang dari 20 tahun jarang terjadi (Wiknjosastro, 2005). Dan Lenny menambahkan, pada 2020, jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker, dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa (Globocan WHO, 2020).
Dari data tersebut sudah terlihat bahwa perlu ada perubahan pola makan yang buruk untuk menekan angka penyakit kista atau tumor. Namun pada faktanya, tidak ada perubahan yang signifikan karena tidak ada gebrakan yang besar dan koordinasi kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
Amati, tiru, dan belajar dari Negara lain
Beberapa negara memiliki persentase penyakit kista dan tumor yang lebih rendah. Dilanisir oleh Netshark, Profesor Jant Plant, China yang memiliki peluang lebih kecil mengalami kanker payudara. Setelah melakukan penelitian selama berpuluh-pluh tahun dan dibantu Peter yaitu suaminya ditemukan hasil bahwa wanita China tidak banyak makan produk susu. Penemuan ini mereka aplikasikan ke pasien dengan cara diet produk susu . Ia menggantikan produk susu yang tinggi lemak dengan keju rendah lemak dan susu skim. Hal tersebut membuahkan hasil yaitu adanya penyusutan pada benjolan di payudara. Kemudian Plant menyimpulkan bahwa hubungan kanker payudara dengan produk susu kaya lemak adalah seperti hubungan kanker paru-paru dengan merokok.
Melihat China yang mampu menangani kasus tersebut dengan baik dan dapat mengurangi persentase orang yang mengidap penyakit tersebut, seharusnya beberapa strategi yang digunakan oleh China dapat diterapkan di negara Indonesia. Seperti setiap lembaga kesehatan seperti rumah sakit menerapkan diet susu yang mengandung tinggi lemak kepada pasien. Hal ini bukan berupa tindakan ketika sudah terjadi saja tetapi harus “sedia payung sebelum hujan” yag artinya kita bisa menyebarkan informasi ini melewati kegiatan seminar atau edukasi kepada masyarakat. Nah dalam hal ini peran remaja sangat dibutuhkan terutama bagi mahasiswa kesehatan untuk menyebar luaskan secara langsung ataupun lewat media sosial.
Yang kedua yaitu ada negara jepang yang memiliki rahasia kesehatan yaitu latihan fisik dan makanan rendah kolesterol. Diet Jepang biasanya terdiri dari nasi, ikan dan rumput laut, yang dapat mengurangi risiko kanker seperti tumot atau kista. Di Jepang, ruang senam kebugaran dibuat dengan sangat modis. Beberapa generasi bangsa Jepang telah menjalani kehidupan yang ‘ramping’, seperti yang telah dinyatakan dan dipromosikan oleh program negara, yang menyediakan kegiatan olahraga selama jam kerja dan sebelum bekerja. Program ini didanai oleh pemerintah. Orang Jepang menganggap makanan Barat sebagai ancaman kesehatan yang serius, karena secara tradisional mengandung banyak lemak.
Selain diet di Jepang juga menerapkan kebugaran dengan cara olahraga, strategi tersebut perlu diterapkan di Indonesia dengan konsisten dan perlu adanya aturan yang jelas. Karena ketika ada aturan yang menegakkan setiap lembaga atau perusahaan akan mengaplikasikannya. Meskipun pada tahap awal mungkin cenderung terpaksa karena belum terbiasa, tetapi dari terpaksa tersebut bisa membuat hidup mereka sehat. Karena pada dasarnya hidup dengan makan sehat itu tidak cukup, perlu adanya olahraga untuk menyeimbangkan kondisi kesehatan. Dalam hal ini peran pemerintah dibutuhkan untuk memberikan gebrakan secara lantang terhadap masyarakat. Ketika sudah ada gebrakan peran masyarakat pun sangat diperlukan untuk berpartisipasi secara optimal demi menuju Indonesia sehat. Karena kerjasama dalam hal ini sangat dibutuhkan agar ada feedback dan hasil.
Agent of Change
Remaja atau biasanya disebut dengan Gen Z diberi julukan sebagai Agent Of Change karena memiliki peran sebagai pelaku perubahan yang lebih baik untuk kedepannya. Tokoh Agent Of Change dalam hal ini diperlukan dimulai dari pola makan. Remaja harus sadar dan menanamkan kepada diri sendiri “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Selain dalam diri sendiri diharapkan remaja bisa menyebarluaskan edukasi mengenai pola hidup sehat ini di masyarakat. Gebrakan yang bisa dilakukan yaitu seperti membangun sebuah organisasi atau memakai organisasi yang ada untuk menjadi media penyebar, penyalur, dan pemberi aspirasi kepada pemerintah. Penyebaran ini yang nantinya akan memberikan pengetahuan berupa informasi kepada masyarakat awam terutama. Setelah itu harus ada feedback dari masyarakat awam untuk mengeluarkan keluh kesah atau alasan mereka selama ini hidup tidak sehat. Kemudian sebagai penyalur aspirasi yaitu menyalurkan aspirasi mereka masyarakat awam dan pendapat dari tokoh Agent Of Change tersebut ke pemerintah melalui platform yang disediakan atau juga bisa melewati kegiatan-kegiatan yang ada. Hal ini bertujuan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang strategi pola hidup sehat yang bisa menjadi jalan keluar untuk penyakit kista atau tumor.
Semoga kedepannya Indonesia mampu memperbaiki cara pola hidup sehat, sehingga persentase penyakit di Indonesia tidak lagi kembali besar terutama penyakit kista atu tumor. Diharapkannya juga ada rasa kerjasama antara pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dan masyarakat yang turut andil dalam menerapkannya untuk mewujudkan Indonesial lebih sehat.
Referensi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2015) Kista Ovarium. Tersedia di : http://www.medinuc.com/
Anas, A. (2017) ‘Rahasia Kenapa wanita Tiongkok jarang terkena kanker Payudara,’ liputan6.com, 12 January. https://www.liputan6.com/citizen6/read/2822841/rahasia-kenapa-wanita-tiongkok-jarang-terkena-kanker-payudara.
Globocan (2012) Breast Cancer Estimated Incidence, Mortality, and Prevalence Worldwide in 2012. Tersedia di : http://globocan.iarc.fr/Pages/ fact_sheets_cancer. aspx
Handayani, L. (2000) ‘Mengenal Foshu Jepang’, Media Litbang Kesehatan, X(1), 30-36
Wiknjosastro, H. (2005) Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.