Self Reward Berujung Opname

self reward

Dengan wajah pucat dan selang infus di tangannya, ia tertidur lelap di atas ranjang rumah sakit kala itu.

Gadis Sekolah Menengah Atas (SMA) berumur 17 tahun itu sedang beristirahat cukup panjang karena ulah lucunya. Bukan hal yang lumrah ketika self reward menjadi kebiasaan yang harusnya bermanfaat, tapi justru menjadi malapetaka baginya.

Aku dan ke-empat temanku kala itu datang ke kamar Anggrek nomor tiga, melihat ia sedang tidur bersama Ibu yang menjaga di sampingnya. Kami masuk dan memberi sedikit bingkisan. Ia pun tersenyum receh saat melihat kedatangan kami.

Duduk di bawah ranjang dalam ruangan yang cukup besar dan mendengarkan hal yang terjadi pada dirinya membuat kamu berbagi tawa di tengah kebisingan rumah sakit saat itu.

Bagaimana tidak? Dia mengatakan, “Tidak ada angin, tidak ada hujan. Nyatanya aku harus tetap berada di atas ranjang ini.”

Terang saja, ini adalah pengalaman pertama kali dalam hidupnya merasakan opname karena ketidaksadaran terhadap dirinya. Kami ikut tertawa ketika dia menceritakan kronologi kejadian.

Kala itu, ia berniat memberikan self reward kepada dirinya karena deadline tugas telah usai: ia ingin mengurangi stress dan kondisi keuangan juga sedang baik. Saat malam itu, ia memakan makanan favoritnya yaitu seblak yang terdiri dari kerupuk setengah matang yang ditambah rasanya yang sangat pedas. Tidak berhenti di situ. Saat di sekolah, ia lanjut memakan cemilan bakso goreng (basreng)dengan rasanya yang gurih dan pedasnya sangat nagih sekali.

Selama sehari penuh, tidak ada satu pun nasi yang masuk ke dalam perutnya. Sepulang sekolah, karena perutnya masih berbunyi lapar, ia memakan salah satu makanan yang banyak disukai Gen Z saat ini yaitu Mie Gacoan level 8. Baru setelah itu, dia pulang ke rumah. Ia merebahkan tubuhnya dan tertidur setelah merasa lelah.

Malam pun datang. Tiba-tiba, perutnya merasakan kesakitan dan timbul rasa ingin muntah. Ia berlari ke kamar kecil hingga kesekian kalinya. Ibunya yang panik dengan sigap membawanya ke rumah sakit terdekat. Pada akhirnya, dokter menyarankan opname karena ia terkena diare dan sakit lambung akibat makan makanan pedas tanpa nasi sedikit pun.

Tertawa dengan wajah tidak bersalah dan tanpa penyesalan, kami berempat menggelengkan kepala. Aku melihat ibunya tersenyum palsu mengingat apa yang terjadi kepada anak gadisnya itu.

Kami berempat pun saling memberikan nasihat dari cerita tersebut. “Jangan diulangi lagi, ya. Seharusnya kamu tidak tertinggal pelajaran, sekarang malah jadi repot akibat self reward yang berujung sakit diare dan lambung menjadi tidak sehat.”

Kembali kami bersenda gurau, memecah keheningan rumah sakit dengan tawa. Tanpa terasa, jam menunjukkan pukul empat sore. Kami berempat pamit untuk pulang.

Setelah satu bulan berlalu, ia sembuh dari sakitnya. Ia-pun kembali menikmati basreng kesukaannya. Nasihat yang teman-teman sampaikan kala itu hanya menjadi angin lalu di telinganya. Saat pulang sekolah, ia kembali memakan Mie Gacoan, walau pun kini bukan level 8 tetapi level 2.

Aku sangat menyayangkannya. Kesehatan itu sangat penting, baik itu kesehatan fisik dan mental. Pada dasarnya, self rewardbertujuan untuk menyehatkan mental. Namun, hal itu menjadi tidak berguna jika membuat tubuhmu sakit karena memakan makanan tidak sehat.

Kejadian ini menyadarkanku bahwa edukasi kepada teman sebaya memang sulit. Namun, hal ini bukan menjadi alasan bagi kita untuk lelah dalam melakukannya. Justru, ini menjadi hal yang penting untuk terus dilakukan.

Dengan mengedukasi teman sebaya, mereka dapat menjadi remaja yang sehat.  Hal ini karena remaja adalah penentu arah negara ini di masa depan.

REFERENSI
2. Dwi Rahmawati, Andi Annisa. “Pencinta Makanan Pedas! Ini 7 Bahaya Sering Makan Pedas Menurut Penelitian”. food.detik.coom, 05 April 2022, https://food.detik.com/info-sehat/d-6015907/pencinta-makanan-pedas-ini-7-bahaya-sering-makan-pedas-menurut-penelitian 
3. Retno Wulandari, Larastining. “7 Akibat makan pedes yang mungkin terjadi”. hellosehat.com, 08 November 2022, https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/efek-makan-makanan-pedas-dan-manis/ 
4. Purtiantini. “Gizi seimbang pada remaja”. yankes.kemkes.go.id, 25 Mei 2023, https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2487/gizi-seimbang-pada-remaja  
Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »