Kita hidup di zaman yang mengharuskan untuk serba cepat karena kesibukan-kesibukan dan tuntutan. Hal ini membuat gaya hidup perlahan berubah menjadi serba praktis. Yang mengakibatkan makanan cepat saji dan kemasan sering menjadi pilihan utama dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak punya waktu untuk memasak? Mie instan kerap menjadi solusi. Padahal mie instan mengandung garam yang tinggi. Konsumsi garam berlebih dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit hipertensi.
Atau saat siang terik dan tenggorokan sangat kering. Dibandingkan jika mengkonsumsi air putih saja, kita cenderung lebih suka membeli teh plastik di pinggir jalan dengan kandungan gula yang tinggi. Konsumsi gula yang tinggi dalam jangka waktu lama tanpa aktivitas fisik yang memadai dapat menyebabkan obesitas.
Contoh lain adalah ketika kita tidak mempunyai waktu untuk membeli buah asli. Sehingga terkadang kita membeli minuman dengan embel-embel tinggi vitamin C untuk memenuhi vitamin C harian. Tidak banyak orang tahu bahwa minuman kemasan seperti itu mengandung gula yang tinggi. Jika dikonsumsi secara terus menerus akan berdampak pada kesehatan diri.
Dari hal tersebut kita harus membuka mata dan mulai menyadari pentingnya kesadaran kritis dalam memilih makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Kesadaran kritis memberikan kita wawasan dan inspirasi yang lebih baik dalam memilih makanan sehat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Dalam masyarakat komersial modern, kita sering ditipu oleh klaim iklan yang menarik tentang berbagai makanan. Dikatakan juga kaya nutrisi dan baik untuk kesehatan. Namun, fakta berkata sebaliknya. Sehingga kita akhirnya menjatuhkan keputusan berdasarkan iklan-iklan yang menggiurkan.
Sebagai contoh di iklan terklaim bahwa suatu produk tinggi vitamin C. Kita cenderung tergiur dengan produk tersebut tanpa menilik kembali komposisi produk tersebut. Bisa saja produk tersebut tinggi kandungan gula maupun dalam satu botol/kemasan tercantum dua takaran saji. Hal tersebut kerap tidak diperhatikan oleh kita.
Kita semestinya berhenti mengandalkan klaim-klaim pemasaran semata dan mulai menjadi konsumen yang kritis. Kesadaran kritis akan memungkinkan kita untuk melihat melampaui klaim tersebut dan menyerap apa yang sebenarnya terdapat dalam makanan yang kita konsumsi. Kita harus membaca label produk dengan seksama dan memahami arti dari bahan-bahan yang tercantum di dalamnya.
Kita harus memikirkan seberapa benar klaim tersebut dan apakah makanan tersebut benar-benar memberikan manfaat yang menyehatkan bagi tubuh kita. Kita semestinya tidak terjebak dalam klaim produk tersebut.
Contoh kesadaran kritis yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah mengecek kemasan, label pangan, izin edar, dan mengecek tanggal kedaluarsa pada produk kemasan pangan. Hal ini dikenal dengan Cek KLIK (Kemasan, Label Pangan, Izin Edar, dan Kedaluarsa) yang dipopulerkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Saat kita akan mengkonsumsi produk kemasan, langkah pertama untuk menanamkan kesadaran kritis adalah mengecek kemasan. Apakah kemasan produk tidak rusak, tidak cacat, dan lainnya. Hal ini dikarenakan jika kemasan produk rusak maka kandungan produk akan menurun.
Langkah kedua adalah mengecek label pangan. Kita dianjurkan untuk mengecek informasi pada label pangan. Sesederhana pakah produk tersebut mengandung alergen bagi tubuh kita. Atau kita juga dapat mengecek kandungan gula, garam, lemak, dan takaran saji pada kemasan pangan.
Langkah ketiga adalah mengecek izin edar. Apakah produk sudah mendapatkan izin dari pemerintah setempat (P-IRT) atau BPOM. Jika muslim, sesimpel mengecek logo Halal pada produk. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan kita terhadap produk. Langkah terakhir adalah mengecek tanggal kedaluarsa produk. Biasanya berada di bagian bawah kemasan pangan. Mengecek tanggal kedaluarsa dapat meminimalisasi keracunan akibat pangan kedaluarsa.
Namun kesadaran kritis tidak terbatas pada membaca label produk saja. Kita perlu memperluas pengetahuan kita tentang nutrisi dan pola makan sehat. Sebagai konsumen yang cerdas, kita perlu memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan tubuh kita dan memilih makanan yang memenuhi kebutuhan tersebut. Kita perlu memahami nilai gizi makanan dan membandingkannya dengan kebutuhan harian kita.