BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. Makanan bergizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk menjaga fungsi organ dan memastikan kinerjanya. Secara umum, jenis makanan yang tergolong dalam kelompok makanan bergizi mengandung berbagai nutrisi.
Sebagai negara berkembang Indonesia berupaya untuk melakukan peningkatan kesehatan masyarakat. Contohnya adalah perbaikan gizi masyarakat, karena gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Namun pada masa sekarang ini tak jarang dijumpai warga indonesia yang belum mendapatkan gizi seimbang. Dilansir dari CNN Indonesia, Center For Indonesian Policy Studies(CIPS) menyebut ada 21 juta warga Indonesia yang kekurangan gizi dan 21,6 persen anak mengalami stunting. Bahkan Indeks Ketahanan Pangan Global 2022 menempatkan Indonesia di urutan 84 untuk ketersediaan pangan dan 44 untuk keterjangkauan dari total 113 negara.
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi. Dewasa ini Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium).
Berdasarkan paparan di atas, maka saya ingin mengkaji lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Masyarakat Indonesia belum mendapatkan gizi seimbang.
B. Rumusan Masalah
- Apa saja masalah gizi yang ada di Indonesia?
- Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat Indonesia mengalami kekurangan gizi?
- Apa yang dilakukan pemerintah dalam mengurangi masalah kekurangan gizi?
C. Maksud dan Tujuan
Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat bagi kita dan pemerintah indonesia akan maraknya gizi buruk di negara kita. Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas akan pentingnya keseimbangan gizi bagi tubuh kita.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang cukup umum di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama, umumnya karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Gejala-gejala yang terjadi dalam stunting adalah sebagai berikut:
- Postur tubuh lebih pendek
- Berat badan kurang daripada anak seusianya
- Pertumbuhan tulang tertunda
Pada 2013 sebanyak 37,2% balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini seringkali dianggap normal karena alasan keturunan. Padahal stunting mempengaruhi perkembangan otak dan mengurangi produktivitas seseorang di usia muda.
2. Gizi kurang
Masalah kekurangan gizi di Indonesia sudah bisa dialami sejak bayi itu lahir. Ciri utamanya adalah bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Bayi dikatakan mengalami BBLR bila berat badannya ketika lahir kurang dari 2.500 gram (2,5 kilogram).
Bayi yang lahir dengan BBLR umumnya memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik. Pasalnya, kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit infeksi.
Kekurangan gizi dimulai sejak awal kehidupan dan bisa berlanjut hingga dewasa. Beberapa resiko yang berawal dari masalah gizi ini adalah:
- Malnutrisi
- Kekurangan vitamin
- Anemia
- Osteoporosis
- Penurunan kekebalan tubuh
- Masalah pertumbuhan dan perkembangan yang banyak terjadi pada anak dan remaja.
3. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh seseorang mengalami penurunan atau jumlah sel darah merah yang ada di dalam tubuh berada di bawah batas normal. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya hemoglobin di dalam tubuh, sehingga mempengaruhi jumlah produksi sel darah merah.
B. Faktor-Faktor Penyebab Masyarakat Indonesia kekurangan gizi
Terdapat beberapa indikator penyebab terjadinya penduduk Indonesia mengalami kekurangan gizi. Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab Masyarakat Indonesia mengalami kekurangan gizi:
1. Pemerataan Pangan Yang Belum Maksimal
Luasnya wilayah nusantara menjadi titik vital tidak tersebarnya pangan yang bergizi ke seluruh penjuru negeri. Meski Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam namun pengelolaan yang tidak baik justru membuat masyarakat sendiri mengalami kekurangan gizi yang seimbang.
2. Ekonomi Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan satu hal yang dapat berdampak terhadap berlangsungnya kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri masih sering dijumpai keluarga yang berada di garis kemiskinan sehingga mereka tidak terlalu mempedulikan gizi dari makanan yang mereka konsumsi setiap harinya. Faktor ini juga yang kemudian menjadi salah satu penyebab yang sangat mempengaruhi keseimbangan gizi masyarakat. Dilansir dari CNBC Indonesia kategori miskin di Indonesia memiliki peneluaran sebesar Rp 17.851 /hari yang memaksa setiap keluarga tidak terlalu memikirkan kualitas gizi makanan yang dikonsumsi.
3. Imunisasi Tidak Lengkap
Saat umumnya balita akan mendapatkan imunisasi untuk menghindarkan balita dari berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Namun, masih banyaknya keluarga yang tidak mampu secara ekonomi menyebabkan imunisasi pada saat balita ditinggalkan, padahal imunisasi tergolong penting untuk menghindari banyak penyakit yang dapat membahayakan balita. Imunisasi juga dapat menjadi faktor pendorong kecerdasan balita kedepannya.
C. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Gizi Buruk
Dalam upaya menuntaskan masalah gizi buruk, pemerintah melakukan serangkaian kegiatan. Diantaranya mengadakan program penyuluhan gizi, program pemberdayaan keluarga sadar gizi dan program revitalisasi posyandu. Pemerintah juga telah memberikan banyak bantuan pangan kepada masyarakat salah satunya adalah penyaluran Beras Bervitamin (Beras Fortivit) kepada 2.150 balita dan ibu hamil di 6 Provinsi.
Upaya pemerintah dalam penanganan gizi buruk juga telah tertuang pada Undang-Undang, diantaranya:
- Pasal 28H ayat 1 UUD 1945 menyatakan ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan.” Berdasarkan ayat tersebut negara diwakili oleh pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan warga negara, salah satunya melalui peningkatan mutu gizi setiap warga negara.
- Menurut UU no 39 tahun 2006 pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, secara merata dan terjangkau.
- Pasal 5 Permenkes no 23 tahun 2014.
- Perpres no 72 tahun 2021 Pasal 2 ayat (1) dan (2) tentang Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kualitas makanan sejatinya menjadi faktor penting untuk menghasilkan masyarakat yang berkualitas. Dengan terkendalinya kualitas masyarakat maka akan berdampak pada kemajuan bangsa dan perkembangan peradaban manusia. Oleh karena itu, kualitas gizi makanan yang kita konsumsi sangat perlu untuk diperhatikan. Sebelum lebih jauh memberikan edukasi tentang pemilihan pangan yang baik, saran kepada pemerintah untuk memberikan akses mudah kepada masyarakat dalam memperbaiki kesehatannya demi generasi kedepannya yang lebih baik.
REFERENSI
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/12/17-juta-warga-ri-kurang-gizi-tertinggi-di-asia-tenggara#:~:text=Belasan%20juta%20penduduk%20Indonesia%20diperkirakan%20masih%20mengalami%20kekurangan,Food%20and%20Agriculture%20Organization%20%28FAO%29%20pada%20Rabu%20%286%2F7%2F2022%29.
- https://www.kompas.com/food/read/2022/01/26/170300375/masalah-kurang-gizi-kronis-di-indonesia-semakin-parah-saat-pandemi