Remaja dan Kesehatan mental menjadi kata yang tidak bisa dipisahkan. Kehidupan remaja yang cukup kompleks mengenai pertumbuhan dan perkembangan yang dialami menyebabkan aspek mental menjadi salah satu pondasi yang mesti dijaga. Survey dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada tahun 2022, menyebutkan satu dari tiga remaja Indonesia mengalami masalah Kesehatan mental. Selain itu, hanya 2,6% saja para generasi muda menggunakan layanan Kesehatan mental untuk menanggulangi permasalahannya. Untuk itu, kalangan remaja harus mendapatkan akses dan layanan Kesehatan mental yang lebih masif dan optimal guna mencapai kondisi Sejahtera dan menyadari kemampuan yang dimiliki pada dirinya serta menjadi pribadi yang produktif. Perlu diingat, permasalahan Kesehatan mental cukup beragam dan memiliki tingkatan sesuai dengan diagnosisnya. Sehingga, dibutuhkan berbagai cara dan pendekatan yang pas untuk mengatasi dan menjaga agar Kesehatan mental tetap stabil. Berikut tips menjaga Kesehatan bagi Gen Z.
Mengatur Kebiasaan dalam berselancar di Internet
Februari 2024, Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menemukan, jumlah pengguna internet menyentuh angka 221.543.479 jiwa. Untuk segmentasi usia, kalangan Gen Z (1997-2012) menduduki posisi teratas dengan angka 34,40%, mengalahkan generasi milenial, Gen X hinga baby boomers. Sementara itu, kominfo menyebut angka screentime Masyarakat Indonesia mencapai 7 jam dalam sehari. sedangkan, waktu ideal untuk kategori remaja dan dewasa dalam penggunaan gadget adalah 4 jam per hari. Mengakses internet secara berlebihan dapat mengganggu Kesehatan mental bagi remaja. Seperti mudah insecure, gangguan kecemasan, munculnya perilaku phubbing, hingga depresi. Untuk itu, remaja disarankan untuk mengakses internet sesuai dengan keperluan dan secukupnya agar tidak mengganggu kegiatan dan produktivitas.
Istirahat yang cukup untuk mencapai Mindfullness
Merebaknya café ataupun resto menjadi tempat bagi remaja untuk berkumpul dan bercengkerama hingga larut malam. Aktivitas berjumpa dengan teman memang tidak dilarang, namun perlu diingat adanya waktu-waktu tertentu yang tidak baik untuk Kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Seringkali remaja yang pulang larut malam seusai nongkrong bersama rekan sejawat sehingga membuat jam tidur menjadi berantakan. Idealnya, waktu yang diperlukan untuk tidur bagi seseorang adalah 8 jam. Apabila waktu tidak dapat dipenuhi, maka gejala yang dapat menghinggap adalah kelelahan, kondisi emosi yang tidak stabil, hingga mudah marah. Tentu hal ini tidak baik jika dilakukan secara terus menerus. Mulai saat ini, sayangi Kesehatan mental dengan menerapkan pola hidup sehat dari hal sederhana seperti menjaga kualitas tidur. Sambut sang mentari di pagi hari dengan rasa senang dan menjalani hari dengan positive vibes.
Perhatikan Makanan yang dikonsumsi
Aktivitas remaja yang berkutat dengan bermain dan belajar tentunya akan menguras energi dan tenaga yang ada di dalam tubuh, serta energi sosial atau sering disebut sebagai social energy. Interaksi remaja yang membutuhkan banyak energi ini perlu diisi Kembali sesuai dengan porsi dan kandungan makanan ataupun minuman yang dikonsumsi. Namun, zaman yang begitu cepat ini juga menyebabkan keinginan para remaja mengenai makanan instan. Seperti memesan makanan cepat saji, mengkonsumsi makanan dan minuman berpemanis yang tinggi akan kadar gula. Kalangan remaja semestinya tidak boleh acuh dan bersikap abai untuk kebutuhan primer mereka sebagai pemenuhan Hak Atas Pangan dan Gizi (HAPG). Kini, remaja dapat beralih dan mengubah pola makan yang buruk kepada makanan sehat dan bergizi. Seperti Mengganti minuman perasa dengan jus buah, atau subtitusi makanan ringan kepada konsumsi buah dan sayur, yang berperan dalam menjaga fisik dan kondisi mental agar tetap stabil dan prima. Asupan makanan kaya serat dan vitamin dapat meningkatkan kemampuan kognitif, menjaga konsentrasi, serta menjaga suasana hati.
Ketiga poin tersebut dapat dilakukan oleh remaja dalam menjaga kondisi Kesehatan mental. Tentu, meraih hal tersebut, generasi muda wajib disiplin, konsisten dan yakin usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia jika memang diniatkan untuk kebaikan diri sendiri.
4 Responses
Pendosa butuh keteladanan bukan kritikan…
Kesehatan mental bukan masalah spele, sangat di anjurkan adanya tindak lanjut
Mantapp, salam interaksi
Kerenn nopp