Sobat pasti pernah kan, mengeksplorasi menu diet yang ada di internet? Namun, alih-alih mendapatkan inspirasi metode diet, Sobat tidak jarang justru merasakan kebingungan setelahnya. Bagaimana tidak? menu-menu diet yang direkomendasikan di internet sering kali menuntut bahan-bahan pangan tertentu yang dirasa mahal dan sulit ditemukan di lingkungan sekitar. Apalagi kalau menu diet tersebut terinspirasi dari tren pola hidup sehat yang populer di negara lain.
Ketika situasi semacam itu terjadi, bukan tidak mungkin Sobat kehilangan motivasi untuk mencoba menerapkan diet. Terlebih jika Sobat adalah bagian dari kelompok remaja yang masih berusia pelajar atau mahasiswa dengan pendapatan dan pilihan bahan pangan yang terbatas.
Nah, sebenarnya Sobat tidak harus lho meniru rekomendasi menu diet ala Barat yang banyak tersebar di internet. Sobat boleh memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai subsitusi (pengganti) bahan pangan tertentu yang mungkin kurang relevan dengan kondisi lokalitas di Indonesia. Yuk, kupas satu per satu!
1. Bahan Pangan Lokal Berbasis Protein
Menu diet ala Barat yang tersebar di internet biasanya merekomendasikan kacang almond, dan ikan salmon sebagai pemasok protein. Masalahnya, kedua bahan tersebut relatif kurang terjangkau di Indonesia, baik dari segi ketersediaan atau harga.
Nah, sebagai subsitusi yang lebih terjangkau, Sobat bisa memafaatkan ikan kembung atau ikan tenggiri untuk menggantikan ikan salmon. Selain lebih mudah ditemukan di pasar lokal dengan harga yang lebih murah, keduanya sama-sama mengandung omega 3 dan tinggi protein yang tidak kalah dibandingkan ikan salmon. Sobat bisa mengolahnya dengan cara dikukus atau dibakar, lalu dimakan dengan sambal favorit.
Selain itu, Sobat juga bisa mengganti kacang almond dengan kacang tanah atau kacang kedelai, yang selain tinggi protein juga mengandung lemak sehat. Apabila ingin lebih variatif, Sobat juga bisa menggantinya tempe dan tahu yang direbus atau dibakar.
2. Bahan Pangan Lokal Berbasis Serat
Serat adalah bahan pangan utama di dalam sebuah menu diet. Kandungan gizi ini bisa didapat dari sayur dan buah. Menu-menu diet yang populer di internet umumnya merekomendasikan jenis-jenis sayuran yang relatif kurang populer di Indonesia.
Sebut saja seperti asparagus atau akar parsi; dan zucchini, sejenis mentimun yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Eropa. Selain itu, matcha juga direkomendasikan sebagai minuman diet. Sementara untuk buah, bahan-bahan pangan seperti zaitun, biji chia, atau beri-berian paling sering dibicarakan.
Nah, di Indonesia, Sobat dapat dengan mudah menggantinya dengan sayuran dan buah lokal. Misalnya saja, asparagus bisa diganti dengan buncis dan kacang panjang, dua bahan pangan yang terkenal akan tinggi serat.
Sementara zucchini bisa digantikan dengan timun lokal, dan matcha bisa digantikan dengan teh hijau lokal. Selain itu, Sobat juga bisa mencoba berbagai alternatif sayuran lokal lainnya, seperti bayam, daun pepaya, dan daun kelor.
Semua sayuran lokal tersebut dapat diolah ke dalam berbagai bentuk masakan, baik berbasis tumisan atau sekadar direbus dan diberikan seasoning, lalu dimakan bersama sambal favorit.
Kemudian untuk buah-buahan, Sobat bisa memanfaatkan jambu biji dan belimbing yang kaya akan vitamin C dan antioksidan, sehingga bisa menjadi subsitusi dari buah zaitun. Sementara buah beri-berian dapat diganti dengan buah naga atau manggis.
3. Bahan Pangan Lokal Berbasis Karbohidrat
Untuk menjaga asupan karbohidrat dan gula alami, pelaku diet umumnya mengganti nasi dengan bahan pangan lainnya yang dianggap lebih sehat. Untungnya, kebanyakan karbohidrat pengganti yang populer di internet juga relatif mudah ditemukan di Indonesia. Misalnya sebut saja seperti ubi, jagung, sagu, dan singkong. Dengan demikian, Sobat tidak perlu pusing untuk mencari subsitusi dan tinggal mengurangi porsi konsumsinya.
4. Tambahan: Dressing
Sementara itu, menu diet ala Barat yang tersebar di internet biasanya tidak jauh-jauh dari salad, dan karenanya sering kali menyarankan dressing atau semacam topping demi menambah cita rasa. Namun, sekali lagi, bahan pangan yang direkomendasikan untuk membuat dressing sering kali kurang populer dan terjangkau secara lokalitas.
Sebut saja seperti minyak zaitun, krim hewani, atau keju-keju jenis tertentu yang harganya relatif mahal. Nah, bahan-bahan pangan ini bisa dengan mudah digantikan misalnya dengan bumbu kacang serupa dengan gado-gado dan pecel, atau bisa juga dengan minyak kelapa dan yoghurt lokal.
Manfaat Memaksimalkan Pangan Lokal untuk Diet
Tahukah Sobat? Menerapkan diet berbasis bahan pangan lokal juga menyimpan berbagai manfaat. Secara praktis misalnya, diet akan terasa lebih mudah dan murah untuk dijalankan. Sobat tidak perlu lagi merogoh kocek terlalu dalam atau melipir ke hypermarket hanya demi meniru menu diet ala Barat. Sobat hanya tinggal memanfaatkan pasar tradisional dan warung terdekat dengan harga yang jauh lebih murah.
Selain itu, karena mudah didapatkan, bahan pangan lokal juga cenderung masih dalam kondisi segar ketika diolah. Artinya nutrisi yang terkandung di dalamnya masih terjaga dengan baik. Tentu berbeda halnya ketika Sobat memesan bahan pangan dari negara lain yang biasanya sudah disimpan dalam suhu dingin dalam waktu yang lama atau dikemas dengan sentuhan pengawet. Bukan tidak mungkin bahan pangan tersebut sudah mengalami penurunan nutrisi.
Manfaat lainnya, diet pun akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Biasanya, menu diet identik dengan olahan-olahan yang tawar dan membosankan. Dengan memaksimalkan bahan pangan lokal, Sobat bisa menjalankan pola hidup sehat tanpa sama sekali mengurangi pengalaman dalam mengonsumsi makanan. Terlebih, mengingat kekayaan rempah-rempah di Indonesia, Sobat bisa mengolah sayur dan daging dengan banyak pilihan resep.
Nah, itu dia beberapa rekomendasi bahan pangan lokal yang akan sangat berguna bagi Sobat yang mungkin merasa kesulitan mengadaptasi menu diet ala Barat yang beredar di internet. Dengan berfokus pada bahan-bahan pangan lokal, Sobat bisa menjaga kesehatan sambil mendukung keberlanjutan lokalitas ekonomi dan lingkungan di Indonesia. Yuk, manfaatkan bahan pangan yang ada di sekitar kita!