Yang Manis Kadang Bisa Bikin Tragis

yang manis

Pagi itu aku ditelpon orang tua supaya segera pulang ke rumah. Masalahnya terlihat sederhana. Bapak terkena duri di depan rumah beberapa hari yang lalu. Tak biasanya orang tua menyuruhku pulang dengan tiba-tiba seperti ini. Tanpa pikir panjang aku berpamitan dengan teman satu asrama dan bergegas mencari transportasi untuk pulang.

Di perjalanan, pikiranku melayang ke mana-mana. Masa cuma karena duri tiba-tiba aku disuruh pulang dari asrama. Padahal jarak antara asrama dan rumahku cukup jauh. Kalau naik motor bisa ditempuh dengan empat jam perjalanan. Namun, jika pakai kendaraan umum, bisa seharian baru sampai rumah.

Karena naik kendaraan umum, aku sampai rumah jam delapan malam. Aku ketuk pintu rumah, lalu kusalami ibu, bapak, adik, dan nenekku. Aku sedikit lega karena bapak masih terlihat sehat. Ia hanya menceritakan kalau beberapa hari sebelumnya, ia terkena duri di kaki. Sampai sekarang rasa nyeri itu masih ada. Kulihat bekas lukanya dan memang hanya tergores sedikit.

Kupandangi kaki bapakku agak lama. Aneh, mengapa banyak cekungan hitam di kaki bapak yang semakin kecil ini. Semenjak aku berangkat kuliah empat tahun lalu, bapak memang mulai terkena penyakit diabetes. Dari cerita ibu, pola makan bapak memang agak sulit diatur. Padahal penderita diabetes punya banyak sekali pilihan makanan yang tidak boleh dikonsumsi untuk menstabilkan gula darah.

Besoknya, bapakku kuajak ke Puskesmas untuk cek kesehatan. Sulit dinalar, gula darah bapak terlampau tinggi. Bahkan alat pendeteksinya pun sudah tidak bisa mengeluarkan angka lagi. Dari sana hanya dibekali obat dan beberapa nasihat lainnya.

Beberapa hari di rumah, bekas luka kaki bapak tak kunjung sembuh. Bahkan bapak mulai tidak mampu berjalan. Aku khawatir karena luka kakinya terlihat semakin menjalar. Hitam di beberapa area kulit lainnya.

Setelah aku mengorek informasi dari internet, aku agak khawatir. Ternyata komplikasi dari diabetes atau penyakit gula ini sangat membahayakan. Apalagi jika lukanya sudah infeksi, bisa-bisa harus diamputasi supaya tidak menjalar kemana-mana.

Benar saja, setelah bapak yang sudah tidak berjalan kami bawa ke rumah sakit, ia harus melakukan operasi pengangkatan infeksi kaki. Operasi berjalan lancar. Namun, aku shock ketika hari besoknya perban di kaki bapak dibersihkan. Daging kaki yang diangkat meninggalkan cekungan yang cukup dalam. Di sana hanya ditambal dengan kain kasa yang dibalut dengan perban. Aku hampir tak percaya dengan realita di depan mataku ini. Tapi bagaimana lagi. Aku hanya bisa berharap semoga bapak lekas sehat nantinya.

Hari Diabetes Sedunia Upaya Meningkatkan Kesadaran Bersama

Diabetes memang penyakit yang cukup mengerikan. Seperti cerita di atas, goresan yang terlihat sederhana ternyata mampu meninggalkan bekas luka yang cukup dalam. Eh, hampir sama dengan patah hati, dong. Hehe…

Oleh karena itu, setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Pada tanggal tersebut merupakan kelahiran sosok Frederick Banting yang telah berjasa menemukan insulin bersama rekannya, Charles Best sebagai pengobatan diabetes. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap risiko penyakit diabetes.

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang cukup berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi. Mengutip data dari Institute for Health Metrics and Evaluation, pada tahun 2019 diabetes menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia, yakni sebanyak 57.42 kematian per 100.000 penduduk.

Pada tahun 2021, International Diabetes Federation mencatat bahwa jumlah penderita diabetes meningkat pesat. Indonesia menempati posisi kelima penderita diabetes terbanyak di dunia. Di mana sebanyak 19,47 juta dari 179,72 juta jiwa penduduk Indonesia menderita diabetes. Itu artinya prevalensi diabetes di Indonesia telah mencapai sebesar 10,6%. Bahkan tahun 2030 mendatang diperkirakan bahwa 30 juta jiwa di Indonesia rentan terkena penyakit ini.

Diabetes melitus atau yang sering disebut penyakit gula terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Padahal hormon ini berperan penting dalam mengendalikan kadar gula darah. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mampu mengubah glukosa (gula) menjadi energi sehingga terjadi penumpukan glukosa dalam darah. Jika kadar gula darah ini tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan komplikasi lainnya yang mengancam keberlangsungan hidup dari penderita diabetes itu sendiri.

Penyakit diabetes melitus paling banyak disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup sehat yang salah. Meskipun beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa faktor genetika termasuk penyebab dari penyakit ini pula. Mengkonsumsi gula (glukosa) terlalu tinggi, jarang bergerak atau olahraga, obesitas, dan menderita kolesterol adalah beberapa hal yang dapat memicu tingginya gula darah.

Biasanya jika kadar gula darah sedang tinggi, maka akan timbul gejala seperti mudah lapar, sering buang air, kaki sering kesemutan, berat badan menurun, pandangan mata kabur, tubuh lemas, dan memiliki luka yang sulit sembuh. Jika sudah kronis, dapat memicu penyakit komplikasi lainnya seperti serangan jantung, neouropatic diabetes, ulkus diabetic, bahkan amputasi. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita untuk menjaga pola makan dan gaya hidup sehat sejak dini untuk menghindari penyakit diabetes ini.

Pola Makan Sehat Bikin Hidup Lebih Nikmat

Bukan rahasia umum bahwa makanan selain menjadi sumber energi juga menjadi sumber penyakit. Betapa banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang salah, pemenuhan gizi yang tidak berimbang, dan makanan yang kurang sehat.

Makanan sehat tidak harus selalu mahal, enak, dan selalu bikin kenyang. Ada beberapa pemahaman terkait makanan yang salah kaprah, namun telah menjadi kebiasaan, baik di kota maupun desa. Menjamurnya fast food, junk food, dan berbagai produk pengawet dan sejenisnya menjadikan makanan menjadi minim nutrisi. Di lain sisi, hal tersebut kini telah menjadi lifestyle yang sering digaung-gaungkan oleh masyarakat urban.

Sementara itu, masyarakat desa yang dulu identik dengan olahan makanan yang berasal dari alam, kini juga telah mengalami pergeseran. Apapun makanannya yang penting bisa kenyang dan lanjut kerja lagi. Bayangkan ketika siang hari seusai membajak sawah, di bawah teriknya sinar matahari dan ditemani angin sepoi-sepoi, kamu pergi menepi dan menyantap kudapan yang telah disediakan oleh keluargamu. Sepiring nasi putih dengan lauk mie dan oseng kentang, ditambah dengan gorengan dan es teh jumbo. Begitu nikmat bukan?

Namun, bukankah nasi putih, mie, dan kentang mengandung karbohidrat semua? Di mana karbohidrat ini nantinya akan diproses menjadi glukosa (gula). Apalagi jika ditambah dengan gorengan yang mengandung kolesterol tinggi dan minuman manis yang jangan ditanya lagi kandungan nutrisi di dalamnya. Berapa banyak kadar gula yang dikonsumsi tubuh dari seporsi makanan yang kita makan? Bagaimana jika kita makan tiga kali sehari dengan menu yang kandungan nutrisinya seperti itu?

Padahal anjuran mengonsumsi gula sehari hanyalah 10% dari energi total (220 kkal) atau sebesar 50 gram yang setara dengan 4 sendok makan. Demikian inilah seharusnya menjadi kesadaran kita bersama saat ini.

Aku jadi teringat nasihat Imam Bushiry dalam burdahnya. Ia menyebutkan dengan syair yang sangat indah. Kira-kira begini artinya, “Betapa banyak kelezatan, justru bagi seseorang membawa kematian. Karena tanpa diketahui, adanya racun tersimpan dalam makanan”.

Syair tersebut cukup relevan jika disandingkan dengan realitas sekarang ini. Di mana banyak sekali makanan yang terlihat begitu lezat, namun ternyata justru di dalamnya mengandung racun yang mengancam jiwa. Racun di sini tidak hanya diartikan sebagai zat-zat berbahaya yang mematikan. Namun, juga bisa berasal dari kandungan nutrisi dan gizi yang dikonsumsi secara berlebihan menyalahi kadar aturan yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, mari kita mulai menerapkan gaya hidup sehat. Perhatikan makanan kita dan kandungan gizi yang ada di dalamnya. Kita sendiri yang paling tahu tentang diri kita, sayangilah ia. Mumpung kita masih muda, sedangkan untuk menderita diabetes tidak harus menunggu tua. Selalu jaga kesehatan, ya!

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »