Mencapai Visi Misi Negeri Dengan Gizi

visi misi gizi

Health Heroes – Kesehatan gizi merupakan aspek yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam kehidupan. Kesehatan gizi menjadi penopang terhadap manfaat yang besar bagi tubuh, seperti mencegah penyakit, daya tahan tubuh yang kuat, dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dewasa ini, hidup bukan soal kesenjangan sosial, tetapi ini soal kolaborasi dalam menopang masyarakat sehat dan bergizi. Perbedaan satu dengan yang lain menjadikan penguatan bagi kita dalam berkontribusi menuju pilar kehidupan sehat dan sejahtera. Hal ini merujuk pada Sustainable Development Goals nomor 3 tentang menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Artinya, ini tidak hanya fokus pada kehidupan pribadi, tetapi mencakup kehidupan sosial yang saling mendorong dalam pemenuhan gizi masyarakat sekitar.

Sebelum membahas lebih jauh lagi. Coba kita lihat ke arah belakang apa yang terjadi. Kita harus tahu bahwa kasus prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Angka tersebut dikategorikan sebagai angka yang masih tinggi dalam kasus stunting di Indonesia. Tidak hanya itu, konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) masyarakat Indonesia masih mengkhawatirkan. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menunjukkan bahwa sebanyak 28,7% masyarakat melebihi batas konsumsi GGL yang dianjurkan. Secara rinci, tingkat konsumsi garam sebanyak 53,5% populasi masyarakat Indonesia mengonsumsi garam sebanyak 2.000 miligram per hari dan itu lebih besar dari batas seharusnya. Selain itu, populasi masyarakat mengonsumsi lemak sebanyak 24,24% dengan jumlah konsumsi 67 gram per hari dan populasi konsumsi gula sebanyak 5,5% dengan jumlah konsumsi 50 gram per hari. Berikutnya, mari kita lihat ke arah kanan terhadap pemahaman masyarakat dalam kesehatan, pangan, dan gizi. Pada dasarnya, permasalahan tersebut terjadi akibat beberapa faktor, yaitu kesadaran masyarakat akan kesehatan gizi masih rendah, kurangnya pemahaman atas informasi nilai gizi pada produk pangan, pemenuhan asupan nutrisi yang kurang, dan kebutuhan gizi yang masih belum tercukupi secara maksimal.

Lantas, apa dampak yang akan terjadi dengan permasalahan tersebut? Yuk kita ulik. Apabila ibu hamil kurang asupan nutrisi seperti vitamin, protein, kalsium, zink, dan nutrisi lainnya belum terpenuhi secara maksimal maka kemungkinan besar akan terjadi stunting pada anak. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan kondisi tinggi badan anak yang kurang dari seharusnya. Apakah masalah tersebut berdampak pada anak? Tentu sangat berdampak, yakin pada kondisi kecerdasan kognitif, motorik, dan intelektual anak yang kurang optimal, berpotensi keterlambatan perkembangan otak, dan risiko besar terjadi penyakit diabetes, obesitas, dan hipertensi. Selanjutnya, dampak terhadap mengonsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit diabetes melitus. hipertensi, dan obesitas. Jika dibiarkan begitu saja dan tidak cepat ditangani, hal ini dapat mengacu pada komplikasi penyakit, seperti serangan jantung, stroke, kesulitan bernapas, kardiovaskular, dan lainnya. Bukankah kita tidak ingin hal itu terjadi dan berdampak pada diri sendiri, orang tua, teman, dan saudara kita sendiri?

Maka dari itu, perlu upaya dan aksi yang dilakukan dalam mencegah terjadinya penyakit berlebih. Berangkat dari permasalahan tersebut, kita sebagai generasi muda bangsa tidak hanya membiarkan masalah itu terus terjadi dan terus meningkat setiap tahunnya, tetapi mari kita saling menopang dan bergerak untuk mewujudkan masyarakat sehat dan bergizi. Berdedikasi dan berkontribusi bagi negeri menjadi kunci dalam mendorong kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Segala bentuk upaya perlu kita galakkan dan satukan bersama karena kita yakin bahwa setiap langkah akan berdampak besar terhadap kebermanfaatan. Peran generasi muda menjadi elemen penting dalam menggali setiap permata gizi kehidupan.

Apa peran generasi muda terhadap kesehatan gizi di Indonesia? Generasi muda berperan utama dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat dalam konteks pentingnya kesehatan gizi. Generasi muda memiliki akses lebih baik terhadap teknologi dan media sosial, dimana hal itu dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya gizi dan pola makan yang seimbang, serta mengkampanyekan kesehatan gizi terutama pemahaman dalam informasi nilai gizi pada kemasan.

Dengan mengorganisir kampanye sosial, seminar, dan workshop sehingga dapat menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya gizi dalam menjaga kesehatan. Selain itu, generasi muda menjadi penopang dan penggerak dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program-program kesehatan gizi. Hal ini dapat membantu mengorganisir kegiatan-kegiatan seperti pelatihan memasak sehat, pemeriksaan gizi gratis, program pemantauan pertumbuhan anak-anak. Terjun lapang generasi muda dapat secara langsung membantu masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan praktik terkait kesehatan gizi.

Dalam upaya mendorong masyarakat sehat dan sejahtera terhadap kesehatan gizi, bukan hanya memberikan pemahaman saja, generasi muda juga perlu berperan aktif dalam mengurangi penyakit gizi. Banyak berbagai cara dalam berkontribusi terhadap mencegah atau meminimalisir penyakit, yaitu menciptakan inovasi produk pangan yang sehat dengan manfaat klaim pada kesehatan, menciptakan inovasi teknologi alat pendeteksi penyakit, melakukan gerakan aksi pencegahan penyakit, melakukan aksi pemberian asupan kesehatan pangan bersama dengan stakeholder seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan lainnya, dan juga berkolaborasi dengan lembaga kesehatan dalam upaya pengobatan. Selain itu, dapat membantu mendeteksi masalah gizi di masyarakat, seperti kurang gizi atau obesitas, dan melalui program penyuluhan, kampanye, dan pencegahan sehingga generasi muda dapat memainkan peran kunci dalam mengurangi angka penyakit gizi di masyarakat. Bentuk dalam mengembangkan solusi inovatif untuk masalah kesehatan gizi dapat memanfaatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih segar tentang tren dan perkembangan terkini dalam dunia kesehatan dan gizi. Tekad dan berkolaborasi dengan para peneliti menjadi solusi baru untuk meningkatkan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat, serta menyediakan akses yang lebih baik ke sumber gizi yang berkualitas.

Bagi mahasiswa atau pelajar dapat memanfaatkan fasilitas sekolah/kampus sebagai media kampanye dan pendorong terhadap kehidupan sehat dan sejahtera pada masyarakat. Dengan menciptakan dan membuat program yang mengarah pada pengabdian masyarakat sehingga diperoleh hasil masyarakat yang cerdas dan sehat. Generasi muda harus menjadi contoh dalam menjalani gaya hidup sehat dengan membawa bekal sehat dari rumah, mengonsumsi makanan dengan kemasan pilihan lebih sehat, dan menjangkau informasi nilai gizi dengan aplikasi pendeteksi, contohnya nutrihunt. Dengan demikian, setiap elemen yang hadir dan melekat pada generasi muda dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung dan menggali gizi di lingkungan sekitar. Hidup sehat bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk sesama dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.

Referensi :

Image by pikisuperstar on Freepik

Penting, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Konsumsi Gula, Garam dan Lemak (no date). https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-ini-yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-konsumsi-gula-garam-dan-lemak.

Putra, A.A. (2023) ‘Kemenkes: Saatnya Masyarakat Batasi Konsumsi Gula!,’ IDN Times, 5 June. https://www.idntimes.com/health/medical/alfonsus-adi-putra-2/kemenkes-saatnya-masyarakat-batasi-konsumsi-gula.

SDG Goal 3: Good health and well-being – UNICEF DATA (2023). https://data.unicef.org/sdgs/goal-3-good-health-wellbeing/.

Rokom (2022) Konsumsi Gula Berlebih, Waspadai Risikonya. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220927/2841159/konsumsi-gula-berlebih-waspadai-risikonya/.

Rokom (2023) Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/.

Rumah sakit dengan pelayanan berkualitas – Siloam Hospitals (no date). https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-stunting#:~:text=Stunting%20adalah%20kondisi%20yang%20ditandai,nutrisi%20selama%20masa%20pertumbuhan%20anak.

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »