Food waste atau limbah makanan adalah masalah yang makin serius di Indonesia. Timbunan sampah di Indonesia mencapai 33.541.026 ton, dengan komposisi terbesar berasal dari sampah makanan (39,37%) dan plastik (19,56%). Sampah ini sebagian besar bersumber dari rumah tangga (50,8%) dan pasar (16,68%) (SIPSN,2024). Sebagai nutritionist yang berfokus pada makanan sehat dan penerimaan baik di katering, mengurangi food waste bukan hanya soal efisiensi biaya, tapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan
Kenapa food waste di katering itu penting ?
Di lingkungan kerja, makanan yang disajikan sering kali berlebih demi memastikan semua pekerja mendapatkan porsi yang cukup. Hal ini berisiko menghasilkan limbah makanan berlebih jika tidak habis. Namun, makanan yang dibuang, seperti membuang sumber daya, air, energi, dan waktu yang juga terbuang sia-sia.
Langkah cerdas mengurangi food waste
Untuk mengatasi masalah ini, Kami dan management menerapkan beberapa langkah :
Perencanaan menu yang efektif
- Lakukan survei untuk memahami preferensi pekerja. Ini membantu dalam penyusunan menu planning dengan menyajikan makanan yang lebih disukai sehingga dapat mengurangi sisa makanan.
- Gunakan data konsumsi sebelumnya agar porsi yang disajikan lebih akurat
Penyajian bertahap
Penyajian bertahap agar makanan yang berlebih bisa dialokasikan dengan baik.
Kolaborasi dengan warga sekitar
Bekerja sama dengan Karang Taruna menjadi solusi bijak. Dengan menerapkan penyajian bertahap, makanan yang masih layak konsumsi belum disalurkan ke pekerja. Tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga membantu warga lokal yang membutuhkan.
Pengomposan dengan metode Takakura
Kami juga melakukan kegiatan Takakura atau pengomposan pada makanan sisa yang sudah tak layak pakai, kulit buah dan sampah sayuran. Ini membantu mengolah limbah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lingkungan.


Edukasi Pekerja
Sosialisasi tentang pentingnya menghabiskan makanan yang diambil, akan menanamkan kesadaran terhadap kesehatan dan lingkungan