Di Manggarai Barat khususnya di Desa Golo Bilas, masih ada banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Masyarakat lebih suka untuk menggadaikan atau menyewakan lahan mereka kepada pendatang daripada menggunakan lahan tersebut untuk bercocok tanam atau menanam sayur.
Masyarakat pendatang seperti dari Bima, Nusa Tenggara Barat telah banyak menyebar di Desa Golo Bilas sebagai petani sayur. Namun, lama kelamaan jumlah petani sayur dari Bima menjadi lebih banyak daripada petani sayur asli yang berasal dari Desa Golo Bilas itu sendiri.
Fenomena ini cukup memprihatinkan mengingat besarnya potensi dari lahan kosong yang bisa dimanfaatkan oleh warga setempat. Dampak dari pengelolaan lahan kosong yang didominasi oleh pendatang adalah masyarakat setempat menjadi sangat bergantung dalam hal kebutuhan sayur dan hasil bumi lainnya.
Sebagian besar sayur yang dijual dan dikonsumsi merupakan hasil dari petani sayur pendatang. Maka dari itu, masyarakat di Desa Golo Bilas lebih sering membeli sayur dari orang yang mereka gadaikan tanahnya tersebut.
Hal ini juga terjadi di kampung saya yaitu kampung Capi di mana petani sayur yang ada sebagian besar merupakan warga pendatang dari Bima. Mereka mampu melihat peluang dan potensi dari lahan kosong yang ada dan kemudian menjadikannya sebagai kebun sayur atau tanaman lainnya.
Bahkan mereka juga banyak mempekerjakan masyarakat di kampung saya sebagai tenaga harian oleh orang Bima untuk membersihkan rumput-rumput di lahan, membersihkan sayuran seperti kangkung, sawi, dan sayur lainnya untuk kemudian dijual di pasar.
Penduduk lokal di kampung Capi menjadi pekerja di tanah mereka sendiri, sementara para pendatang yang mengelola lahan mendapatkan keuntungan lebih besar. Kondisi ini mencerminkan rendahnya kesadaran dan inisiatif masyarakat lokal untuk memanfaatkan potensi lahan yang mereka miliki.
Tanah yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri, justru lebih banyak memberikan keuntungan bagi orang luar yang datang merantau ke Labuan Bajo untuk mencari nafkah.
Pemanfaatan lahan kosong untuk pertanian sebenarnya bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat Desa Golo Bilas. Saya sangat berharap masyarakat di Desa Golo Bilas dapat membuka matanya lebar-lebar bahwa dengan banyaknya lahan yang kosong dapat menjadi potensi besar bagi masyarakat baik dari segi pertanian dan ekonomi.
Dengan memanfaatkan lahan kosong, masyarakat dapat mendapatkan penghasilan tambahan dari penjualan sayur yang sebelumnya didominasi oleh pendatang. Maka dari itu, masyarakat tidak perlu lagi membeli sayur di pasar atau orang-orang yang berjualan keliling.
Di sisi lain, lahan yang telah ditanami sayur tersebut juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat. Selain dari segi ekonomi, dengan menanam sayuran sendiri dapat memberikan manfaat kesehatan bagi warga setempat.
Mengkonsumsi sayuran hasil panen sendiri menjadi lebih aman dan sehat karena proses penanaman dan perawatannya bisa dikontrol sendiri. Masyarakat bisa memastikan bahwa sayuran yang mereka konsumsi bebas dari pestisida berlebihan atau pupuk kimia yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Melihat banyaknya dampak positif dari pemanfaatan lahan kosong bagi masyarakat setempat, masyarakat perlu menyadari potensi tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.
Lahan kosong tersebut dapat dimanfaatkan menjadi kebun sayur-sayuran, padi, jagung, dan lainnya. Maka dari itu, penting untuk memberikan edukasi dan penyuluhan bagi warga setempat untuk memahami cara pengelolaan lahan kosong di sekitar mereka.
6 Responses
Menarik 😇
Sangat bermanfaat
Sangat bermanfaat 😊
Trima kasih 🤗
Nice artikel👍
Thank you 🤗