Memaksimalkan Potensi Budaya Pangan Lokal : sebagai Salah Satu Cara Mencegah Terjadinya Masalah Gizi

Potensi Pangan Lokal

Pernahkan teman-teman menyadari bahwa pangan lokal di Indonesia sangat beragam jenisnya? Mungkin, bagi teman-teman, hal itu sudah tidak asing lagi didengar. Akan tetapi, pernahkan teman-teman berpikir bahwa di setiap pangan lokal yang ada di pasaran, terdapat potensi kandungan zat gizi yang mungkin saja memiliki fungsi yang sangat baik untuk tubuh kita? Bahkan, mungkin sangat baik untuk golongan umur yang rentan dan berisiko masalah gizi, seperti ibu hamil, balita, dan remaja? Oleh sebab itu, pembahasan pangan lokal menjadi satu hal yang menarik untuk diteliti.

Lalu, apakah teman-teman pernah berpikir bahwa pangan lokal yang ada disekitar kita dapat kita sulap menjadi produk untuk mencegah terjadinya masalah gizi? Indonesia merupakah negara yang kaya akan keanekaragaman pangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi produk pangan yang lebih beragam dan bergizi seimbang, lho. Bahkan, kita dapat belajar dari program pemerintah yang berkaitan dengan pemanfaatan pangan lokal, lalu kita modifikasi untuk diterapkan di skala rumah tangga. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai peran pangan lokal secara luas dan potensi pangan lokal untuk mencegah terjadinya masalah gizi.

Pemerintah sendiri sudah mencoba untuk memanfaatkan pangan lokal yang berkaitan dengan penanganan masalah gizi, yaitu dengan membuat program pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal bagi ibu hamil dan balita. Tujuan pemberian tambahan pangan lokal ini adalah sebagai perbaikan status gizi dan peningkatan berat badan bagi balita yang berat badan tidak naik, berat badan kurang, balita gizi kurang, dan peningkatan berat badan ibu hamil sesuai usia kehamillanya bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan ibu hamil berisiko mengalami Kurang Energi Kronis (KEK).

Program pemberian makanan tambahan lokal untuk balita dan ibu hamil, yaitu berupa makanan siap santap, dalam bentuk makanan lengkap atau makanan selingan/kudapan kaya protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang. Program pemberian makanan tambahan lokal balita dan ibu hamil bukan sebagai pengganti makanan utama, tetapi hanya tambahan makanan untuk memperbaiki status gizinya.

Berdasarkan narasi diatas, penggunaan bahan pangan lokal sudah dapat dimanfaatkan dalam skala nasional, tetapi, sebenarnya kita dapat modifikasi ke dalam skala rumah tangga, seperti memanfaatkan pangan lokal yang tersedia untuk dibuat menjadi produk makanan di rumah tangga, yang mengandung tinggi zat gizi yang sesuai dengan usia. Dengan tersedianya makanan rumah tangga berbahan pangan lokal yang seimbang dan mengandung tinggi zat gizi yang sesuai dengan usia, maka dapat mencegah terjadinya masalah gizi. Selain itu, penggunaan bahan pangan lokal cenderung menekan pengeluaran membeli pangan, karena bahan pangan lokal cenderung memiliki harga yang murah dibandingkan bahan pangan lain.

Indonesia memiliki banyak potensi pangan lokal, baik dari hewani atau dari nabati. Potensi pangan lokal di Indonesia dapat dijadikan sumber pangan potensial untuk mencegah masalah gizi. Memangnya bagaimana caranya yaa? Simak pembahasannya sebagai berikut:

  1. Mengetahui Zat Gizi Penting yang Dibutuhkan sesuai Usia

Zat Gizi

ISKNews.com

Untuk mengetahui zat gizi yang diprioritaskan sesuai usia, diperlukan pemahaman mengenai pemenuuhan zat gizi sesuai usianya. Dewasa ini, sudah banyak penyuluhan, konseling online, webinar, atau bahkan hanya bermodalkan dari internet, kita sudah bisa mendapatkan ilmu mengenai pentingnya pemenuhan zat gizi. Pentingnya mengetahui zat gizi ini diperlukan untuk memaksimalkan potensi pangan lokal untuk pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh, usia balita (bawah lima tahun) terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Pada usia-usia tersebut, terjadi perkembangan sistem organ, seperti sistem organ syaraf. Gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini cenderung bersifat permanen. Maka, diperlukan pemberian makanan yang sesuai dari segi jumlah dan keberagaman pangan.

Pada usia balita, diperlukan makanan seimbang dengan tinggi protein, utamanya adalah protein hewani. Protein memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, asupan seng atau zat besi memiliki prioritas yang sama pentingnya untuk balita. Seng memiliki fungsi untuk meng-aktivasi hormone pertumbuhan, sedangkan besi memiliki fungsi sebagai komponen untuk pembentukan sel darah merah. Dari narasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa zat gizi yang diprioritaskan adalah zat gizi yang memiliki fungsi krusial yang memang sangat dibutuhkan pada usia-usia tersebut.

  1. Mengetahui Potensi Pangan Lokal yang Ada di Sekitar

Kuliner Indonesia

Pinterest/Graphic_attack

Setelah mengetahui zat gizi penting sesuai dengan golongan usia, teman-teman penting untuk mengetahui pangan lokal apa yang tersedia di sekitar lingkungan teman-teman. Pangan lokal biasanya mudah dijumpai, tersedia melimpah di sekitar, dan harganya murah. Bahkan, biasanya terdapat peternak atau petani yang memang membudidayakan pangan lokal tersebut.

Mengetahui potensi pangan lokal yang ada disekitar merupakan hal yang penting, lho, temen temen. Mengapa demikian? Dengan mengetahui potensi pangan lokal yang ada disekitar, lalu mengetahui  zat gizi penting yang dibutuhkan sesuai usia, dapat menjadi langkah awal untuk membuat suatu produk yang bergizi dan mudah untuk dibuat. Produk yang bergizi ini dapat menjadi produk untuk mencegah terjadinya masalah gizi. Sebagai contoh, di Kabupaten Bandung Barat, ketersediaan perikanan air tawar cenderung melimpah, seperti ikan nila atau ikan patin. Ikan nila dan ikan patin dapat diolah dengan bahan pangan lokal lainnya, menjadi suatu produk dengan kandungan zat gizi penting yang tinggi. Sebagai contoh, ikan nila atau ikan patin yang menjadi pangan lokal potensial di Kabupaten Bandung Barat dapat diolah dengan pangan yang lain menjadi suatu produk tinggi protein, besi, dan seng, seperti fish cake, nugget ikan, gyoza ikan, bakso ikan, dan stik berbahan dasar tepung ikan dan kacang-kacangan. Makanan dengan produk berbahan pangan tersebut mengandung protein dari hewani, seng, dan besi yang tinggi.

  1. Membuat dan Mengembangkan Produk dari Pangan Lokal yang Ada di Sekitar

Pinterest/Librarc Art

Setelah teman-teman mengetahui zat gizi penting yang dibutuhkan sesuai usia dan mengetahui potensi pangan lokal yang ada di sekitar, maka teman-teman dapat membuat suatu produk dari pangan lokal yang ada di sekitar. Membuat atau mengembangkan suatu produk, diperlukan pengetahuan mengenai resep makanan. Resep makanan tersebut kemudian dilakukan modifikasi menjadi resep makanan baru dengan pangan lokal dan kandungan gizi yang penting sesuai usia. Resep makanan dapat dimodifikasi dengan cara penambahan suatu bahan pangan untuk meningkatkan kadar zat gizi yang diperlukan. Sebagai contoh, bubur nasi dapat dimodifikasi menjadi bubur ikan jagung dengan kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan bubur nasi saja.

Berdasarkan narasi diatas, dapat disimpulkan dengan mengetahui zat gizi penting yang dibutuhkan sesuai usia, lalu mengetahui potensi pangan lokal yang ada di sekitar, maka kita dapat membuat dan mengembangkan suatu produk dari pangan lokal yang ada disekitar, menjadi produk dengan nilai manfaat dari sisi gizi yang lebih tinggi. Dengan bantuan resep makanan asli, lalu resep tersebut dimodifikasi dengan cara penambahan atau menggantikan bahan makanan pada resep asli dengan makanan pangan lokal yang ada disekitar, dapat menjadi suatu produk yang memiliki manfaat dari sisi gizi yang lebih tinggi. Produk tersebut dapat dijadikan makanan lokal dengan kontribusi gizi yang baik yang dapat mencegah terjadinya masalah gizi dengan harga yang relatif lebih murah.

#RuangKata

Facebook
X
Threads
LinkedIn

9 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »