Siapa yang suka banget makan gorengan? Aku percaya bahwa hampir semua di antara kalian suka dengan menu satu ini. Gorengan adalah makanan sejuta umat yang dapat kalian temukan dengan sangat mudah. Mulai dari angkringan, warteg, snack hajatan, atau bahkan suguhan di rumah tetangga.
Makanan ini sangat cocok dimakan pas lagi hangat-hangatnya sambil minum segelas teh hangat di sore hari. Betul nggak? Menu satu ini memang nggak ada duanya dan disukai semua umur: mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Gorengan dapat menjadi menu tambahan yang baik bagi tubuh. Namun dapat menjadi bahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Bagi kalian yang bertanya-tanya mengapa gorengan dapat menyebabkan bahaya di balik kelezatannya, kalian berada di halaman yang tepat untuk mencari tahu mengenai hal ini.
Kandungan Gizi pada Gorengan
Kandungan gizi pada gorengan dapat bervariasi tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan dan cara penggorengannya. Secara umum, gorengan cenderung tinggi lemak dan kalori. Sementara serat, vitamin, dan mineral seringkali rendah. Gorengan umumnya mengandung lemak jenuh yang tinggi. Lemak ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (jika dikonsumsi secara berlebihan).
Kandungan lemak pada gorengan dapat bervariasi tergantung pada jenis minyak yang digunakan dalam proses penggorengan. Pada minyak kelapa dan sawit mengandung lemak jenuh yang tinggi. Nah, karena gorengan mengandung lemak jenuh, maka sangat tidak disarankan bagi penderita asam lambung atau gerd untuk mengkonsumsi gorengan dalam jumlah yang banyak.
Aku termasuk salah satu penderita gerd yang dapat dikatakan akut karena sensitif saat mulai memasukkan satu gigitan gorengan di mulutku. Kandungan minyak yang ada pada gorengan menyebabkan perut kembung, perih, dan terasa begah.
Jadi, bagi kalian yang memiliki riwayat asam lambung atau gerd, pastikan kalian menghindarinya ya. Jangan sampai gegara secuil gorengan kamu jadi menghabiskan uangmu untuk cek ke dokter atau alternatif penyembuhan lainnya. Jujur, sangat meresahkan, Sobat!
Selain mengandung lemak, gorengan juga tinggi akan kalori. Konsumsi kalori yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Tidak sedikit orang yang mengalami obesitas dikarenakan makan gorengan yang berlebihan. Jika hal ini dilakukan hampir setiap hari berarti sudah waktunya berhenti. Kebiasaan pola makan yang kurang baik akan sangat berdampak bagi tubuh.
Fenomena Penggunaan Minyak pada Gorengan
Indikator higienis atau tidaknya sebuah gorengan bisa dipengaruhi dari minyak yang dipakai untuk menggorengnya. Coba kita ingat-ingat saat membeli gorengan di pinggir jalan, apakah minyaknya masih jernih atau sudah keruh? Sayangnya, biasanya aku menemukan jenis minyak yang sudah keruh tapi masih dipaksakan untuk menggoreng. Tidak cuma penjual gorengan saja, tapi juga warung penyetan yang menjual aneka macam lauk hasil dari proses menggoreng.
Memastikan kondisi minyak ketika menggoreng adalah hal yang wajib dilakukan sebelum secuil gorengan masuk ke mulut kita. Kesadaran dari sudut pandang penjual juga seharusnya menjadi perhatian. Mereka biasanya kurang memperhatikan hajat kesehatan orang banyak. Asal barang dagangan mereka laku banyak, minyak keruh bukan termasuk masalah. Namun, sudah pasti menjadi masalah bagi kita sebagai konsumen. Ya, memang paling aman jika memakan gorengan buatan sendiri sih.
Meskipun gorengan cenderung tinggi lemak dan kalori, ada beberapa cara untuk membuatnya lebih sehat tanpa mengorbankan rasa. Berikut adalah beberapa solusi agar gorengan tetap menjadi makanan yang lebih sehat:
1. Gunakan Minyak yang Sehat
Jika kamu memutuskan untuk mengolah gorengan sendiri, maka salah satu tips yang perlu diperhatikan adalah mempertimbangkan jenis minyak yang baik untuk kesehatan. Salah satu indikator minyak yang baik adalah tidak terlalu mengandung lemak jenuh. Misalnya minyak zaitun, minyak kanola, atau minyak biji rami yang mengandung lemak tidak jenuh tunggal atau lemak tak jenuh ganda yang lebih baik untuk kesehatan jantung.
Kemudian, pastikan minyak yang sudah dipakai untuk menggoreng tidak dipakai berkali-kali. Proses penggorengan dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat merangsang iritasi pada dinding lambung, terutama jika minyak yang digunakan berulang kali dan menjadi teroksidasi. Hal ini dapat memicu produksi asam lambung sebagai respons pertahanan tubuh.
2. Kontrol Porsi
Selain mempertimbangkan penggunaan minyak, kontrol porsi adalah hal penting. Tidaklah baik untuk mengkonsumsi tiga gorengan sekaligus di waktu yang berdekatan. Selain memicu obesitas juga dapat berakibat fatal pada kesehatan lambung dan kondisi kolesterol.
Kemudian, waktu mengkonsumsi gorengan juga sangat dipertimbangkan. Waktu yang paling tidak sesuai untuk mengkonsumsi gorengan adalah di malam hari dikarenakan saat malam hari kita sudah tidak terlalu banyak beraktivitas. Konsumsi gorengan pada malam hari berpotensi pada lambatnya proses pencernaan yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan mungkin meningkatkan risiko refluks asam. Selain itu, konsumsi gorengan di malam hari dapat mengganggu kualitas tidur bagi beberapa orang. Makan makanan yang memberikan energi berlebih sebelum tidur dapat membuat sulit untuk rileks dan tidur nyenyak.
3. Perhatikan Gaya Hidup yang Seimbang
Mengingat bahwa gorengan adalah makanan tambahan, maka pastikan untuk memiliki pola makan seimbang dengan memasukkan berbagai jenis makanan yang kaya nutrisi, termasuk buah, sayuran, sumber protein berkualitas, dan sumber karbohidrat kompleks. Jenis makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh harusnya lebih diprioritaskan untuk dikonsumsi sehari-hari. Selain itu, kita harus menyeimbangkan gaya hidup antara pola makan dan olahraga agar proses metabolisme tubuh kita maksimal.
Gorengan tetap menjadi salah satu makanan lezat yang bisa nikmati di waktu santai kita. Namun, harus kita ingat bahwa kandungan gizi pada gorengan meliputi lemak, protein, dan beberapa kandungan lainnya yang berpotensi menjadi bahaya untuk tubuh kita. Penggunaan minyak untuk menggoreng menjadi salah satu faktor penting dalam proses penggorengan. Selain itu, kita harus mengontrol porsi dalam mengonsumsi gorengan agar tidak berlebihan.
Lalu, kita harus tetap memperhatikan gaya hidup yang seimbang antara pola makan dan olahraga. Terutama bagi kalian yang sedang menjalani proses diet. Jangan sampai agenda kalian gagal gegara tergoda kenikmatan gorengan. Akhir kata, kesehatan kita tergantung pola makan kita ya, Sobat!