Gizi yang Baik, Untuk Mental yang Sehat

Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Gizi di definisikan sebagai salah satu unsur terpenting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi yang cukup dan seimbang adalah kunci untuk menjaga tubuh agar tetap berfungsi dengan baik, mencegah berbagai penyakit, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Defenisi ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa fungsi tubuh untuk bekerja secara lebih baik sangat dipengaruhi oleh gizi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.

Dalam pengertian yang lebih sederhana, Gizi bisa dipahami sebagai elemen yang terdapat dalam makanan serta dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh. Zat gizi yang juga disebut nutrisi meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Tubuh sangat membutuhkan semua elemen tersebut, terlebih pada balita yang masih dalam tahap pertumbuhan.

Menurut Permenkes No 41 Tahun 2014, saat ini pedoman tentang gizi dikenal dengan 4 (empat) pilar gizi seimbang. Gizi seimbang dijelaskan sebagai susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.

Karena ada nutrisi yang harus di penuhi oleh tubuh, kekurangan asupan atau kebutuhan gizi akan berpengaruh terhadap tubuh. Kekurangan energi dan zat gizi dari makanan tidak hanya dapat mengganggu fungsi tubuh, tapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Kekurangan nutrisi berbahaya untuk kesehatan, ketika tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, maka tubuh tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Melansir Medical News Today, ada beberapa kondisi yang memicu seseorang mengalami kekurangan nutrisi atau yang dikenal dengan malnutrisi, salah satunya adalah faktor sosial.

Tidak hanya itu, seorang yang mengalami malnutirisi juga dapat berdampak ke masalah kesehatan dan mental, contohnya, seperti gangguan jantung, risiko infeksi yang semakin tinggi, sulit berkonsentrasi, hingga kesulitan pemulihan dari penyakit tertentu. Timbul pertanyaan bagi kita, apakah benar makanan berpengaruh pada kesehatan mental kita?.

Melansir WebMD, asupan gizi sehari-hari bisa mempengaruhi suasana hati, kestabilan emosi, dan bahkan risiko gangguan mental. Untuk menjaga keseimbangan kimia otak dan meningkatkan suasana hati kita dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung banyak nutrisi omega-3 asam lemak, vitamin D, vitamin B, Serat dan probiotik. Sedangkan, makanan yang dapat menimbulkan resiko depresi yang berat serta suasana hati yang negatif adalah makanan olahan dengan tambahan banyak bahan kimia, makanan tinggi gula, serta mengonsumsi minuman beralkohol.

Defenisi ini sepertinya akan menyinggung para Gen Z (Anak Muda) yang mengonsumsi tiga hal diatas sebagai bagian dari budaya yang dianggap kemajuan. Padahal, secara umum kita telah mengetahui bahwa mengonsumsi gula secara berlebihan bukan hanya berdampak pada mental kita, tapi juga akan menimbulkan penyakit lain seperti obesitas dan gula darah. Sedangkan Alkohol? lebih parah lagi pengaruhnya, gangguan koordinasi tubuh, gangguan emosi dan memori, menganggu pencernaan makanan, adalah sedikit dari fakta bahwa alkohol bergitu berbahaya untuk tubuh.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Natalia Kovac yang termuat dalam darwynhealth.com menjelaskan bahwa nutrisi dan kesehatan mental adalah hubungan kompleks yang saling mempengaruhi. Penelitian ini menunjukan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki dampak besar pada kesejahteraan emosional manusia.

Peran nutrisi adalah membantu otak dalam menjalankan pekerjaan dan fungsinya dengan optimal, nutrisi ini termasuk vitamin, minral, asam lemak omega-3, antioksidan, dan asam amino. Berdasarkan penelitian yang dibuat oleh Worobey (2016), fungsi sistem saraf pusat dan fungsi fisiologis berlangsung dengan tepat dipengaruhi oleh Makronutrien seperti Karbohidrat, Protein, Energi, Lemak dan beberapa Mikronutrien, seperti zat besi, seng, asam folat, vitamin c.

Promosi gaya hidup sehat pun semakin ramai dibuat oleh instansi, dan komunitas terkait untuk membantu mengurangi masalah kesehatan mental yang sedang marak terjadi di masyarakat. Maraknya kasus kesehatan mental dibarengi dengan munculnya berbagai macam produk makanan cepat saji, jika dikonsumsi secara terus-menerus dan tidak berimbang antara olahraga teratur, dan gaya hidup sehat maka individu akan cenderung mengalami kerentanan kesehatan mental.

Kita mengharapkan bahwa, semakin banyak organisasi atau komunitas terkait yang mengkampanyekan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi yang baik serta pengaruhnya kepada kesehatan mental.

 

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

Ruang Kata 4

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »