Gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan anak terlalu rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya. Anak dengan gizi buruk atau severe wasting biasanya memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah sehingga beresiko terkena penyakit parah, bahkan meninggal (Alodokter, 2022). Melalui laporan pada tahun 2019-2021, belasan juta penduduk Indonesia mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk, sehingga Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara yang memiliki penduduk paling banyak mengalami gizi buruk di Asia Tenggara (The State of Food Security and Nutrition in the World, 2021). Masalah gizi buruk menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kesehatan pada tumbuh kembang anak, hal ini dikarenakan pemberian makanan yang terbatas dalam jumlah, kualitas, dan variasi ( Gooddoctor, 2020).
Namun, belum ada upaya spesifik yang menyasar kelompok ibu hamil dan anak yang terkena gizi buruk. Upaya untuk mendeteksi gizi buruk sangat penting agar upaya penanganannya dapat segera dilakukan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu sistem deteksi dini gizi buruk yang terintegrasi dengan sistem daring guna mendukung perkembangan ibu hamil dan anak ke arah yang lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan Sistem Informasi Gizi Seimbang (SIGS).
Sistem Informasi Gizi Seimbang (SIGS) adalah suatu inovasi berbasis aplikasi yang bertujuan untuk deteksi dini (screening) gangguan gizi buruk dan membimbing pemilihan makanan. Alasan memilih sistem informasi berbasiskan aplikasi adalah karena sebagian besar para ibu dan orang tua sudah terbiasa dengan teknologi ini, dan akan memudahkan untuk mengaksesnya karena hampir setiap hari pasti seseorang akan menggunakan smartphone nya. Penggunaan smartphone ini dapat dimanfaatkan untuk upaya screening gangguan gizi buruk, sehingga upaya pencegahan dan penanganan dini dapat dilakukan oleh pihak pengelola dan tenaga kesehatan terkait.
Deteksi dini gangguan gizi buruk (screening) adalah upaya yang dilakukan untuk mengamati, mengenali, dan mengetahui gejala-gejala gangguan gizi yang terjadi pada seseorang. Gangguan gizi buruk memiliki banyak rupa dan gejala. Hal ini menyebabkan seseorang yang sedang mengalami gangguan gizi buruk cenderung terabaikan dan menjadi semakin parah. Situasi ini menyebabkan upaya penanganannya menjadi lebih sulit dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama. Upaya pencegahan lebih baik daripada mengobati. Dengan adanya bimbingan pemilihan makanan dalam aplikasi SIGS akan membuat para penggunanya memahami dan mengetahui apa yang mereka butuhkan untuk asupan makanan mereka sehari-hari. Prinsip inilah yang mendasari inovasi Sistem Informasi Gizi Seimbang (SIGS) guna mencegah gangguan gizi buruk.
Upaya deteksi dini terhadap gangguan gizi buruk memerlukan beberapa tahap. Tahap yang digunakan pada aplikasi SIGS adalah pengumpulan identitas dan makanan keseharian, pertanyaan seputar gejala gizi buruk, dan bimbingan pemilihan makanan.
Pengumpulan identitas dan makanan keseharian merupakan tindakan yang akan menunjukan perbandingan keadaan tubuh pengguna dengan standar normal keadaan tubuh pada umumnya. Dan akan dilihat dari makanan yang dikonsumsi sehari- hari, jika sekiranya perlu tindakan berkelanjutan maka aplikasi ini akan membimbing minimal dalam pemilihan makanan di tahap terakhir aplikasi. Dengan tahap ini secara garis besar akan tergambar apakah pengguna terindikasi gangguan gizi buruk atau tidak.
Tahap selanjutnya yaitu pertanyaan seputar gejala gizi buruk. Tahap ini adalah tahap paling spesifik untuk mengenali pengguna berpotensi terserang penyakit apa, pengguna mengalami penyakit apa, dan apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
Tahap yang terakhir adalah bimbingan pemilihan makanan. Bagian ini akan terakses apabila pemeriksaan di tahap sebelumnya pengguna didiagnosa mengalami gangguan gizi buruk. Pada awalnya fitur ini akan menampilkan macam-macam makanan mulai dari makanan pokok, lauk pauk, buah buahan, dan sayuran. Dalam sehari fitur ini tidak hanya menampilkan satu menu saja, tetapi 3-4 menu agar menyesuaikan dengan keadaan pengguna dan tetap menjaga pelaksanaan perubahan makanan menjadi lebih baik dengan gizi yang tercukupi per-harinya. Setiap hari akan diberikan pilihan menu yang berbeda supaya pengguna merasa tidak bosan, tetapi jika pengguna tetap memilih menu yang sama seperti hari sebelumnya itu tetap akan bisa dijalankan dalam aplikasi. Dan setiap 2 pekan sekali akan dilakukan evaluasi kembali tentang kondisi tubuh pengguna, jika diperlukan tindakan lanjut maka di aplikasi tersebut terdapat fitur “chat dokter” yang membantu konsultasi pemulihan keadaan.
Penerapan Sistem Informasi Gizi Seimbang (SIGS) ini memiliki berbagai macam manfaat. Sistem informasi yang dirancang menggunakan sistem aplikasi dapat diakses oleh siapa saja sehingga sasaran yang dijangkau bisa semakin luas. Keunggulan kedua adalah SIGS ini memiliki fitur yang beragam, yaitu monitor kesehatan gizi, panggilan darurat yang berisi daftar puskesmas terdekat atau dokter yang bisa dihubungi untuk konsultasi terkait penanganan gangguan gizi buruk, dan informasi terkait tips menjaga kecukupan gizi seimbang. Fitur-fitur ini dapat langsung diakses dengan gratis melalui aplikasi SIGS yang dapat di download di playstore atau appstore.
Kerjasama dari beberapa pihak sangat penting dilakukan dalam implementasi SIGS. Pihak pertama adalah para mengelola aplikasi yang merupakan tenaga kerja kesehatan (pegawai puskesmas, mahasiswa keperawatan, dll.) yang sukarela membantu masyarakat Indonesia menuju lebih baik dengan gizi seimbang. Sekolah dalam hal ini dapat menjadi pelaksana utama yang berperan dalam penyediaan layanan screening, diharapkan upaya ini dapat berjalan secara efektif sehingga pemantauan terhadap gangguan gizi buruk dapat dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
Guna mendukung kegiatan screening agar berjalan dengan lancar dengan hasil yang valid, maka diperlukan kerjasama dengan para dokter, salah satunya adalah dengan dokter spesialis gizi. Dokter spesialis gizi berperan dalam diagnosis gizi buruk yang sudah diperoleh melalui kegiatan screening dan kondisinya sudah parah sehingga dialihkan kepada dokter untuk ditindak lanjuti. Upaya intervensi yang dilakukan ini sangat penting agar gangguan gizi buruk pada ibu hamil dan anak tidak menjadi semakin parah, yang dapat mengganggu perkembangan kehamilan dan perkembangan anak di masa yang akan datang.
Kesehatan gizi seimbang pada ibu hamil dan anak sangat penting untuk dijaga, terutama pada masa seperti saat ini. Kehadiran Sistem Informasi Gizi Seimbang (SIGS) dapat memberikan solusi untuk upaya screening gangguan gizi buruk . Upaya screening ini penting untuk mengetahui gangguan gizi buruk lebih awal. Agar penanganan yang diberikan bisa lebih komprehensif. Apabila hal ini dapat diimplementasikan dengan baik dengan melibatkan kerjasama tenaga kesehatan, dokter spesialis gizi, dan masyarakat, niscaya kualitas gizi masyarakat Indonesia menjadi lebih baik untuk kedepannya.
REFERENSI
3. https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi