Tahukah Sobat Remaja, bahwa perkembangan dunia digital semakin berkembang dan mengubah banyak aspek kehidupan manusia, salah satunya mengenai cara Sobat Remaja memilih dan mengonsumsi makanan.
Melalui media sosial, aplikasi pesan-antar makanan, serta konten digital lainnya, memengaruhi Sobat Remaja dalam mengambil keputusan persoalan makanan. Tapi perlu Sobat tahu ya, bahwa adanya campur tangan dunia digital terhadap tren makanan saat ini dapat membawa dampak positif maupun negatif.
Dampak yang nantinya Sobat terima tergantung pada bagaimana Sobat mengelola informasi yang ada dan bagaimana cara Sobat Remaja memutuskan persoalan makanan. Selengkapnya bisa dibaca di penjelasan berikut ini.
Konten Makanan di Media Sosial
Jika Sobat Remaja perhatikan, media sosial yang saat ini Sobat gemari (Instagram, TikTok, dan YouTube) memegang peranan penting dalam menyebarluaskan tren makanan.
Menurut Silawati (2024), agensi pemasaran digital Invynix bersama lembaga survei Jakpat, meluncurkan laporan bertajuk Pemetaan Strategi Influencer di Media Sosial yang menunjukkan bahwa terdapat 3 platform media sosial yang paling populer dan sering diakses oleh responden yakni Instagram (94%), YouTube (91%), dan TikTok (81%).
Sobat Remaja dapat dengan mudah menemukan konten makanan yang menarik, baik secara visual maupun yang mudah ditiru. Tren makanan di media sosial seperti itu memancing rasa ingin tahu Sobat Remaja untuk mencoba makanan yang serupa. Terlebih lagi dengan makanan yang sudah pernah dirasakan dan diakui oleh influencer atau selebriti yang Sobat Remaja sukai.
Pastinya Sobat Remaja tidak asing dengan peristiwa mukbang yang pernah populer di YouTube dalam beberapa tahun ke belakang. Merujuk dari Seputar Hobi (2023), mukbang adalah siaran daring yang dilakukan seseorang sambil menyantap makanan. Pada umumnya siaran ini dilakukan sembari berinteraksi dengan penonton.
Salah satu konten mukbang yang terkenal sampai saat ini adalah ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response), pengisi konten akan menyantap makanan dengan disertai efek ASMR berupa suara ketika sedang mengunyah, menyeruput, atau mengaduk makanan (Naomy, 2023). Bagi Sobat Remaja yang sudah pernah menonton video mukbang ASMR pasti ikut merasakan sensasi menyenangkan dari video tersebut.
Begitulah cara kerja konten ASMR yang dirancang untuk memicu respon fisik dan emosional tertentu (revoupedia, 2024), bukan hanya menyajikan tontonan tetapi juga dapat memberikan sensasi menyenangkan dan pengalaman mendalam bagi penonton, sehingga mendorong Sobat Remaja untuk ikut merasakannya langsung.
Influencer sebagai Pemengaruh
Influencer memiliki peran penting dalam membentuk pilihan makanan Sobat Remaja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Coates, dll (2019), ditemukan bahwa iklan makanan yang melibatkan influencer lebih efektif dalam2 memengaruhi keputusan pembelian remaja dibandingkan iklan tradisional. Coba deh Sobat Remaja renungi, pasti Sobat Remaja disini akan lebih percaya jika suatu makanan telah direkomendasikan oleh influencer atau selebriti yang Sobat minati.
Coates, dll (2019) juga menekankan bahwa endorsement makanan tidak sehat oleh influencer meningkatkan konsumsi makanan tersebut di kalangan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa dunia digital telah memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pola makan Sobat Remaja selama ini.
Peningkatan Kesadaran Gaya Hidup Sehat Melalui Konten Digital
Sobat Remaja disini pasti sudah tidak asing dengan aplikasi pesan-antar makanan seperti Grabfood dan GoFood, bahkan MinRISE sendiri sering menggunakannya untuk memudahkan mendapat makanan dan menghemat waktu di tengah padatnya aktivitas.
Sadarkah Sobat bahwa aplikasi pesan-antar makanan ini bukan hanya menawarkan kenyamanan, tetapi juga memperluas pilihan makanan Sobat Remaja. Namun sayangnya, makanan yang ditawarkan di aplikasi pesan-antar makanan lebih banyak makanan cepat saji atau junk food yang lebih praktis, terjangkau, dan tentunya menjadi favorit Sobat Remaja saat ini.
Kemudahan akses makanan cepat saji yang ditawarkan aplikasi pengirim makanan seringkali menjadi penyebab meningkatnya konsumsi makanan tinggi kalori pada Sobat Remaja yang jarang disadari.
Nah, bukan hanya dampak negatif saja nih Sobat! Dunia digital juga menawarkan sisi positif loh, yaitu dapat memberikan informasi yang lebih luas tentang pola makan sehat untuk Sobat Remaja.
Banyak sekali kampanye kesehatan yang disuarakan oleh NGO, pemerintah atau influencer kesehatan yang mendorong peningkatan kesehatan Sobat Remaja dalam pentingnya menjaga pola makan yang seimbang.
Dalam penelitian oleh Bragg, dll (2020), ditemukan bahwa kampanye digital yang mempromosikan makanan sehat berhasil meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya diet sehat.
Melalui konten-konten yang dibagikan di media sosial seperti Instagram dan Tiktok, Sobat Remaja dapat menambah pengetahuan mengenai resep sehat mengolah makanan, panduan diet dan informasi gizi yang membantu Sobat Remaja dalam menentukan pilihan makanan yang lebih baik.
Terdapat beberapa kegiatan yang disediakan oleh satuan tugas gizi remaja yang dapat dilakukan di sekolah salah satunya program inovasi untuk berbagi informasi “Beritahu Teman” yang dibuat di sekolah (Unicef Indonesia).
Program ini dirancang untuk mendorong para siswa membagikan informasi yang telah dipelajarinya kepada teman-teman, keluarga, atau anggota komunitas baik secara langsung maupun melalui platform media sosial.
Nah, Sobat Remaja juga bisa loh menjadi bagian dari program ini, dengan begitu Sobat Remaja dapat menunjukkan bahwa media sosial tidak selalu memberikan dampak yang negatif, serta bisa memberikan edukasi kepada teman dan orang sekitar.
Algoritma dan Pengaruh Iklan Makanan
Adanya teknologi yang semakin berkembang membuat keberadaan banyak sekali fitur canggih yang dapat kita temui, salah satunya algoritma platform digital. Menurut Annisa (2022), seiring dengan berjalannya waktu, isi konten yang ditampilkan akan terus berubah, dan hanya memperlihatkan postingan yang sesuai dengan topik yang ingin dilihat.
Algoritma platform digital ini mampu memberikan iklan di media sosial sesuai dengan pilihan Sobat Remaja, berdasarkan riwayat pencarian atau interaksi Sobat dengan konten tertentu di media sosial. Begitu pula dengan laman pencarian media sosial Sobat Remaja yang akan menyajikan konten dari riwayat-riwayat yang sebelumnya.
Bagi Sobat Remaja yang sering mencari konten tentang makanan, maka akan cenderung mendapatkan iklan makanan cepat saji, minum manis, atau camilan yang tidak sehat. Konten makanan yang beredar di sosial media memberikan visual yang menarik dengan warna-warna yang cerah, tampilan makanan yang menggugah selera, serta pesan singkat yang memikat.
Contohnya, iklan burger di atas yang menampilkan visual sayur segar, daging, dan keju meleleh di antara dua roti empuk. Warna yang digunakan dalam poster tersebut pun cerah mendukung disertai sedikit tulisan singkat nama sebagai perkenalan, harga burger yang seakan murah, dan pesan singkat paling laris.
Iklan tersebut juga tidak lupa mencantumkan website dan sosial media, agar memudahkan pemirsa untuk membeli. Iklan semacam ini sering kali membuat Sobat Remaja tergoda untuk segera memesannya melalui aplikasi pesan-antar makanan.
Oleh karena itu, Sobat Remaja bisa mulai mencari konten-konten makanan sehat atau pola hidup sehat yah, agar tidak terpapar iklan makanan cepat saji yang menggiurkan dan membuat Sobat Remaja terdorong untuk membelinya.
Referensi:
Ayu Nugraheni, N. (2023). Memahami Istilah Korea tentang Konten Mukbang, Apakah Itu? [online] tempo.co. Available at: https://travel.tempo.co/read/1683762/memahami-istilah-korea-tentang-konten-mukbang-apakah-itu [Accessed Sep. 29AD].
Bragg, M.A., Roberto, C.A., Harris, J.L., Brownell, K.D. and Elbel, B., 2018. Marketing food and beverages to youth through sports. Journal of Adolescent Health, 62(1), pp.5-13.
Coates, A.E., Hardman, C.A., Halford, J.C., Christiansen, P. and Boyland, E.J., 2019. Social media influencer marketing and children’s food intake: a randomized trial. Pediatrics, 143(4).
Ismi R, A. (2022). Algoritma Sosial Media : Jenis, Cara Kerja, & Pengertiannya. [online] Socialmediamarketer.id. Available at: https://socialmediamarketer.id/blog/algoritma-sosial-media/ [Accessed 29 Sep. 2024].
Kominfo (2024). Bootcamp Digital Marketing. [online] Revou.co. Available at: https://revou.co/kosakata/asmr [Accessed 29 Sep. 2024].
Seputar Hobi (2023). Mengenal Kepanjangan Mukbang yang Populer di Media Sosial. [online] Kumparan.com. Available at: https://kumparan.com/seputar-hobi/mengenal-kepanjangan-mukbang-yang-populer-di-media-sosial-21KzjO8MI6l/full [Accessed 29 Sep. 2024].
Silawati (2024). Instagram Jadi Media Sosial Paling Populer di Kalangan Gen Z. [online] swa.co.id. Available at: https://swa.co.id/read/446547/instagram-jadi-media-sosial-paling-populer-di-kalangan-gen-z [Accessed 2 Oct. 2024].
UNICEF Indonesia (2021). STRATEGI KOMUNIKASI PERUBAHAN SOSIAL DAN PERILAKU: MENINGKATKAN GIZI REMAJA DI INDONESIA. [online] Jakarta: UNICEF Indonesia. Available at: https://www.unicef.org/indonesia/media/9241/file/Strategi&hx2009 [Accessed 29 Oct. 2024].