Hi, Sobat Remaja!
Pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024, tim Health Heroes Facilitator yang beranggotakan Jazzy Dwi Arimurti, Ahmad Fauzan Al Muzzamil, dam Arsya Aafiati Kunthi berhasil melaksanakan Aksi Nyata Health Heroes Facilitator Rencana Aksi Nasional Peningkatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) Kota Bogor Goes to School di SMK – SMAK Bogor atau yang dikenal sebagai SMAKBO. Aksi ini diselenggarakan oleh RISE Foundation yang bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Pemerintah Kota Bogor, serta didanai oleh Friedrich Ebert Stiftung (FES) Indonesia. Aksi ini berlangsung selama satu hari dan dihadiri oleh 35 siswa/i perwakilan dari SMAKBO.
Aksi Nyata Health Heroes RAN PIJAR Kota Bogor Goes to School ini diharapkan dapat memperkuat partisipasi remaja dalam pengimplementasian Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja atau RAN PIJAR di Kota Bogor, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan bagi diri mereka sendiri, khususnya mengenai kesehatan mental dan gizi seimbang.
Tahapan Kegiatan
Kami membuka aksi ini dengan berkenalan dan membagi peserta menjadi 8 kelompok belajar. Karena SMAKBO mempelajari Kimia, kami menamai seluruh kelompok sesuai rangkaian hidrokarbon, yaitu Metana untuk kelompok satu, Etana untuk kelompok dua, dan seterusnya. Unik yaa? Nah, kelompok belajar dibentuk karena akan diadakan sesi diskusi, sehingga diharapkan peserta bisa berpartisipasi aktif dalam diskusinya. Setelah itu, peserta diajak membuat Ground Rules yang wajib untuk disepakati bersama serta mengisi pre-test sebanyak 10 pertanyaan dalam rangka mengukur tingkat pengetahuan sebelum dilakukannya aksi nyata.
Sesi pertama dimulai dengan topik Cintai Dirimu Sendiri. Awalnya, peserta ditanya-tanya dulu mengenai makna dari mencintai diri sendiri dan bentuk kegiatan yang mereka lakukan untuk menyampaikan makna tersebut. Ada yang menjawab dengan menghabiskan waktu bersama teman, jalan-jalan, nonton drama Korea, maupun makan makanan yang disukai dalam rangka mengapresiasi diri sendiri. Tapi ternyata, seringkali keinginan makan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang harus terpenuhi, sehingga malah merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu, peserta diajak berdiskusi mengenai makna dari mencintai diri sendiri dan hubungannya dengan gizi.
Nah, sesi ini sebenarnya mengajarkan kita untuk tidak selalu memenuhi keinginan yang kita maksudkan untuk mengapresiasi diri maupun bentuk self love lainnya. Kita punya hak lho, untuk memilih self love yang tetap seru dan membahagiakan, tetapi tidak menimbulkan kerugian ke depannya, termasuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Jadi, Teman-teman jangan sampai salah memilih keinginan untuk self love-nya, yaa! Salah-salah nanti, malah jadi berbahaya untuk kesehatan, ‘kan!
Sesi kedua adalah mengenai Manajemen Stress. Peserta diajak membuat Roda Solusi dengan menggambar lingkaran dan membaginya menjadi delapan bagian. Setiap nomor ganjil diisi dengan penyebab stress dari sekolah, keluarga, teman sebaya, maupun orang dewasa, sedangkan nomor genap diisi dengan cara mengatasi stress tersebut. Teman-teman bisa coba membuatnya di rumah juga lho!
Dari gambar tadi, kami mengajak peserta untuk berdiskusi mengenai penyebab dan cara mereka memanajemen stress masing-masing. Ternyata, sebagian besar peserta mengalami stress dari lingkungan sekolah, yaitu kesulitan dalam memahami pelajaran maupun lingkup pertemanan yang kompetitif. Ada juga yang masih sulit mengatur waktu yang padat dan harus tetap menyeimbangkannya dengan belajar. Nah, dengan adanya sesi ini, peserta dapat berdiskusi dengan terbuka dan saling berbagi dalam ruang aman, sehingga masing-masing peserta dapat saling menemukan solusi terbaik untuk memanajemen stressnya.
Nah, kalian jadi tahu, ‘kan? Kalian tidak stress sendirian, kok! Stress itu wajar dan harus dihadapi, makanya harus dikelola dengan baik agar kita tidak mengalami stress yang berkepanjangan hingga mengganggu produktivitas sehari-hari. Kita bisa lho, menjadikan stress ini sebagai pemacu untuk menciptakan semangat baru. Jadi ke depannya nanti, kita tidak akan takut apabila mengalami stress lagi di kemudian hari, melainkan kita sudah siap menghadapinya. Gimana guys, apakah kamu sudah memanajemen stress dengan baik? Selamat mengenal dirimu sendiri, ya!
Sesi terakhir, kita membahas topik mengenai Lihat Sekitarmu, Apa yang Terjadi. Peserta diajak untuk peka terhadap isu gizi seimbang yang terjadi di lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, maupun masyarakat. Seluruh kelompok belajar diminta untuk mendiskusikannya berdasarkan faktor penyebab, masalah gizi yang masih banyak terjadi, dampak secara jangka pendek maupun panjang, serta solusi yang dapat diimplementasikan.
Sesi ini mengajarkan kita bahwa sebagai agent of change, kita sebagai remaja wajib untuk memahami informasi kesehatan, termasuk mengenai gizi seimbang. Faktanya, masih banyaknya isu gizi seimbang di sekitar yang memerlukan peran serta remaja untuk dapat berdampak positif dengan menyebarkan informasi ini ke lingkungan sekitarnya. Gimana guys? Are you ready to contribute to the people around you?
Aksi nyata ditutup dengan pengisian post-test sebanyak 10 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta setelah dilakukannya aksi. Hasilnya adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan pada peserta, sehingga menunjukkan bahwa aksi ini efektif dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan mental maupun gizi seimbang.
Kesan dan Pesan
Kami sebagai tim Health Heroes RAN PIJAR Kota Bogor merasa bahwa ini adalah suatu pengalaman berharga untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan mental dan gizi remaja. Meskipun begitu, dikarenakan adanya keterbatasan waktu, peserta dari SMAKBO merasa cukup sulit untuk mendiskusikan kasus dalam waktu singkat. Padatnya waktu penyelenggaraan aksi juga membuat mereka merasa tidak mampu berkonsentrasi seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, kami berusaha untuk tetap menjaga semangat peserta dengan terus berinteraksi aktif dan mengadakan games kecil-kecilan agar peserta tetap mudah fokus akan sesi pembelajaran.
Menurut Garin dan Zalfa selaku perwakilan peserta dari SMAKBO, aksi nyata ini sangat seru dan tidak membosankan. Adanya sesi diskusi dan sharing dari tim kami membuat mereka dapat lebih mudah memahami pentingnya mental dan gizi seimbang pada remaja. Oleh karena itu, ke depannya nanti, diharapkan kita semua dapat meneruskan aksi ini dalam rangka mengajak remaja untuk peduli dan mampu menyuarakan pentingnya kesehatan mental maupun gizi seimbang.
Ini adalah cerita tim kami di SMAKBO, bagaimana ceritamu? Nantikan aksi kami selanjutnya, ya!
“The body is like a piano, and happiness is like music. It is needful to have the instrument in good order.” – Henry Ward Beecher