Halo Sobat Remaja! Dalam menciptakan kesadaran terhadap gizi dan pola hidup sehat pada usia remaja anak-anak usia sekolah dan remaja, Tim Health Heroes RAN PIJAR Kota Bogor yang beranggotakan Muhammad Fajar Ramadhan, Dian istiqomah, Sherni Mailay, Fadli, Zaki, dan ale telah berhasil berkolaborasi dengan berbagai sektor pemerintah, akademisi, dan sekolah MA Nurani dalam mengadakan kegiatan implementasi aksi bergizi dan edukasi mengenai gizi remaja serta pola hidup sehat kepada 40 lebih santri/i pada tanggal 10 September 2024. Program ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Permenko PMK No. 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesehatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja yang telah didukung oleh Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Pemerintah Kota Bogor dengan Pendanaan FES Indonesia. Kegiatan yang diberikan berupa edukasi mengenai gizi remaja dan peningkatan pola hidup sehat di lingkungan pondok pesantren, pemberian studi kasus, dan penerapannya makan sesuai dengan prinsip gizi seimbang.
Aksi Nyata RAN PIJAR Kota Bogor ini dimulai pada pukul 08.00 dengan sambutan oleh Kepala sekolah MA Nurani Bapak Bangbang Irawan M.Pd yang menyatakan bahwa, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk peningkatan kesehatan pada remaja dan ia menyatakan bersyukur atas terpilihnya madrasah MA Nurani dalam implementasi program RAN PIJAR setelah MAN 1 Bogor dan MAN 2 Kota Bogor. Adapun edukasi yang disampaikan berupa pentingnya mencintai diri sendiri yang membahas mengenai pemahaman remaja dalam mengenal dirinya, kemudian materi manajemen stress pada santri, dan membahas tentang pentingnya kesehatan remaja terutama dalam pemahaman gizi dan pola hidup sehat. Adapun respon yang diberikan oleh pihak sekolah sangat positif dan santri aktif dalam proses diskusi.
Tahapan Implementasi Program dalam Peningkatan Pemahaman Santri Terhadap Kesehatan
Dalam proses implementasi program RAN Pijar Kota Bogor ini dimulai dengan sesi perkenalan dan pre-test untuk mengukur tingkat pemahaman awal santri terhadap materi. Soal yang diberikan mencangkup materi self love, manajemen stress, dan kesehatan remaja. Setelah itu, dilanjutkan penyampaian materi oleh Sherly meilani mengenai “cintai dirimu sendiri”. Pemberian materi ini bertujuan agar santri dapat memahami pentingnya mencintai diri sendiri melalui penerapan pola hidup sehat. Dalam sesi ini, santri melakukan brainstorming secara individu mengenai proses implementasi mencintai diri sendiri dalam kehidupan mereka yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan diskusi kelompok secara interaktif, Dalam sesi diskusi, santri membagikan tentang cara mereka dalam menjaga kesehatan fisik dan mental.
Setelah itu, dilanjutkan topik 2 mengenai manajemen stres yang menjadi salah satu topik yang paling menarik bagi santri karena mereka merasa bahwa topik ini sesuai dengan keadaan mereka saat ini yang mengharuskan mengatur stress dalam pembelajaran di pondok pesantren. Disini mereka mendapatkan tantangan untuk menuliskan permasalahan yang memicu stress dengan metode permainan “Roda Solusi”. Dengan menggunakan metode ini santri harus menggambarkan lingkaran yang berisikan permasalahan stress yang mereka hadapi di lingkungan madrasah, keluarga, dan teman. Tak hanya menganalisis masalah, mereka juga harus memberikan solusi untuk menghadapi stress yang berkepanjangan.
Pada sesi ketiga santri diajak untuk menceritakan permasalahan mengenai kesehatan khususnya kesadaran gizi serta pola hidup bersih dan sehat pada lingkungan keluarga, . Mereka menceritakan mengenai kesadaran gizi yang kurang di lingkungan pondok pesantren. Dimana salah satu peserta menceritakan bahwa ketika di pondok pesantren asupan yang mereka makan belum memenuhi prinsip gizi seimbang. Mereka menyadari akan pentingnya hal tersebut, namun ketika di pondok pesantren makanan yang mereka makan terbatas hanya sebatas makanan pokok, protein nabati seperti tahu, dan sayuran. Mereka juga menjelaskan bahwa ketika di pondok pesantren jarang sekali mendapatkan asupan berupa protein hewani seperti ayam atau ikan dan buah-buahan. Hal ini tentu membuat suatu perbedaan apabila mereka makan dirumah bersama keluarga, tentunya ketika mereka berkumpul dengan keluarga makanan sesuai dengan prinsip gizi seimbang terpenuhi.
Disisi lain, ketika mereka mendapatkan makanan dari Health Heroes yang berisikan makanan sesuai dengan prinsip isi piringku mereka sangat senang karena terdapat protein hewani dan buah yang jarang sekali mereka makan. Ketika mereka mendapatkan makanan mereka merasa senang dan menghabiskan makanan yang didapat sesuai dengan salah satu prinsip pedoman gizi seimbang yaitu mensyukuri setiap makanan yang kita peroleh. Setelah mereka bercerita santri diajak untuk melakukan focus group discussion yang terdiri atas 4-5 dalam satu grup. Mereka berdiskusi mengenai studi kasus permasalahan pemenuhan gizi pada lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat. Santri diajak untuk berpikir kritis dan didampingi co-fasilitator dalam menyelesaikan studi kasus. Setelah selesai mereka mempresentasikan apa yang telah mereka analisi, disini ditemukan bahwa pengetahuan mereka masih kurang terhadap pemahaman permasalah gizi terutama dalam mengetahui akar permasalahan kurangnya kesadaran gizi. Namun, setelah sesi presentasi berakhir, fasilitator menjelaskan dan memberikan feedback mengenai apa yang telah mereka presentasikan.
Dilanjutkan dengan dengan sesi penjelasan menngenai materi bacaan gizi simbang dan PHBS di lingkungan pondok pesantren. Ketika penjelasan materi, santri diajak untuk mengutarakan kebiasaan apa yang telah mereka implementasikan dalam menjaga pola hidup bersih dan sehat. Salah satu peserta mengutarakan opininya tentang penerapan PHBS dalam lingkungan pondok pesantren. Santri tersebut mengatakan bahwa “Saya telah menerapkan kebersihan di lingkungan tempat tinggal saya yaitu di kamar dan saya biasa menjaga kebersihan tempat tidur, menyapu lingkungan sekitar, dan mandi dengan bersih” ujar salah satu siswa Setelah sesi ini telah, santri ajak untuk mengerjakan post-test sebagai bentuk pemahaman terhadap materi yang telah mereka dapat selama kegiatan berlangsung.
Kerjasama dengan multi stakeholder adalah Pengalaman Berharga Bagi Tim HHF RAN PIJAR
Bagi tim HHF yang bertugas di MA Nurani ada fajar, dian, sherly, fadli, zaki, dan ale sangat bersyukur karena ini merupakan pengalaman yang berharga bahwa MA Nurani dapat dikunjungi oleh dinkes kota bogor, pemkot kota bogor, kementrian agama, dan stakeholder terkait sehingga hal ini menyebabkan kegiatan ini sangat meriah dan mendapatkan antusias yang tinggi. Meskipun awalnya persiapan terbatas, namun tim dapat memberikan yang terbaik baik dalam segi penyampaian materi maupun dalam melakukan management event. Kami juga sangat senang bisa berinteraksi dengan santri di MA Nurani karena sepanjang kegiatan santri sangat semangat dalam mengikuti kegiatan dari awal sampe akhir acara. Acara ini berjalan dengan lancar dan kegiatan ini menjadikan suatu pengalaman yang tak terlupakan bagi para HHF.
Berkolaborasi untuk meningkatkan pemahaman gizi menjadikan tangan baru bagi remaja
Ketika santri mencoba memahami terkait materi dan studi kasus tentunya terdapat beberapa kendala. Salah satunya kendala di keterbatasan kosa kata ilmiah maupun bahasa asing. Salah satu contohnya yaitu seperti kata “ finansial dan impulsive”. Kata financial ini muncul ketika di soal pre test dan kebanyakan santri masih kebingungan dengan menggunakan kata tersebut. Hal ini dipengaruhi salah satunya karena memang di Pondok Pesantren MA Nurani lebih dijarkan terkait agama sehingga minim untuk belajar ke arah bahasa asing, berbeda halnya dengan sekolah formal yang sudah unggul mana biasanya mereka sudah terbiasa dengan kata0kata tersebut. Dalam membantu santri tentunya para facilitator selalu terbuka kepada peserta untuk menyelesaikan setiap kendala yang ada. Salah satunya dalam mendampingi edukasi.
Dalam melakukan pemberian edukasi yang komprehensif kegiatan ini berjalan dengan sukses dalam meningkatkan pemahaman santri mengenai kesehatan di lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut menjadikan kolaborasi antara HHF dengan santri sehingga kami mendapatkan berbagai temuan baru yang dapat kami advokasikan kepada pemerintah kedepannya. Adapun temuan yang kami dapatkan selama kegiatan peserta mengalami gap knowledge terhadap beberapa istilah seperti resiko penyakit, finansial,dll. Tak hanya itu, pendekatan yang dilakukan juga berbeda dimana biasanya mereka belajar mengenai agama, disini mereka harus memahami materi mengenai kesehatan sehingga menjadi hal baru yang tentunya relevan dengan permasalahan yang banyak dihadapi masa kini. Bukan hal yang mudah, namun ini menjadi tantangan untuk tetap berkolaborasi antar generasi muda dengan pemerintah untuk bersama-sama menciptakan remaja Indonesia yang dapat menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang sangat kompleks. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa remaja juga mampu berkontribusi sebagai agen perubahan dan menjadi peers learning bagi remaja lainnya.
Jadi, Menjadi sehat itu adalah pilihan, dan kebiasaan baik yang kamu bangun hari ini akan menjadi anugerah terbesar di masa depan. Maka Jadilah pahlawan bagi dirimu sendiri! Mulai sekarang, bangun kebiasaan baik untuk tubuh dan pikiranmu. Hindari risiko, wujudkan kesehatan yang lebih baik. Mulailah dari hal kecil, seperti memilih makanan bergizi dan menjaga pola hidup dan sehat. Masa depanmu dimulai hari ini, jadi ayo bergerak menuju hidup yang lebih sehat dan bahagia. ini versi aku, Kalo Kamu kapan mulai peduli sama kesehatanmu? Yuk komen di kolom komentar!!