Digitalisasi dan Perkembangannya di Indonesia
Pada abad ke-21 ini perkembangan teknologi terjadi dengan sangat pesat sehingga mengakibatkan banyak perubahan dalam berbahagai hal. Perubahan ini dinamakan dengan istilah Digitalisasi. Digatalisasi adalah komunikasi digital dan dampak media digital pada kehidupan sosial kontemporer.. Hal ini didorang dengan fenomana dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat sehingga mengharuskan penggunaan teknologi dalam bebagai aspek dan lini kehidupan. Dalam menghadapi hal ini perspektif setiap orang berbeda-beda dalam menghadapinya, ada yang menentang dengan dalih tidak efektif, sulit , dan lain-lain. Sedangkan orang-orang yang mendukung digitalisasi berdalih bahwa dengan adanya perkembangan teknologi ini dapat mempermudah pekerjaan, semua menjadi lebih praktis dan efisien. Namun, meskipun dengan adanya kontroversi, hal ini tidak dapat mempengaruhi proses dan permbangan teknologi di era digitalisasi ini.
Dalam hal ini ada 2 hal yang behubungan dengan digitalisasi, yaitu, Digitisasi dan Transformasi Digital. Digitisasi adalah proses konversi dari analog ke digital. Digitisasi sendiri lebih fokus kepada pengoptimalan proses internal, seperti otomatisasi kerja, meminimalisir penggunaan kertas, dan lain sebagainya. Sehingga adanya perkembangan teknologi di era digitalisasi adalah dapat mempermudah segala hal yang berhubungan dengan kertas dapat berkurang, mengingat banyaknya hutan yang menjadi gundul dikarenakan banyaknya penebangan yang tidak terkontrol untuk membuat kertas. Disamping itu hal ini juga dapat mempermudah dalam aspek literasi terutama dalam lingkup sekolah, karena para siswa tidak perlu membawa banyak buku ketika belajar di sekolah atau mengerjakan soal dan ujian dengan menggunakan kertas sehingga semua menjadi lebih efisien. Selanjutnya adalah Transformasi Digital atau Digital Transformation yang dimana hal ini tentu sangat berbeda dengan Digitilalisasi Sebab transformasi digital merujuk pada pengadopsian teknologi digital yang lebih luas lagi dan ada perubahan budaya didalamnya.
Teknologi digital berpondasikan pada teknologi komputer, internet, dan smartphone. Dari masa ke masa, Indonesia sudah bisa mengikuti perkembangannya, meski masalah geografis masih jadi penghalang dalam penyebarannya. Dalam penyedian Teknologi Digital, Indonesia sudah menghasilkan beberapa produk digital seperti smartphone, televisi, dan alat-alat elektronik lainnya, namun masih kalah dalam hal pemasaran dan kualitas dengan brand-brand yang sudah terkenal dari luar negri yang sudah lebih maju dan canggih.
Digitalisasi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1967 yang ditandai dengan masuknya teknologi computer. Computer pertama kali dibuat pada tahun 1822 oleh ahli matematika asal Inggris bernama Charles Babbage. Namun computer pada saat itu masih berukururan sangat besar dengan adanya tabung vacum, sehingga teknologi komputer ini mulai dikembangkan dengan adanya komputer digital pertama yang dihadirkan pada tahun 1930 oleh Alan Turing. Lalu pada tahun 1990-an teknologi internet mulai diperkenalkan di Indonesia. Protokol internet (IP) pertama di Indonesia didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. Pada tahun 1994, ISP komersial pertama di Indonesia bernama IndoNet mulai beroperasi. Namun pada saat itu, penggunanya masih sedikit dan publik belum mengenal konsep bisnis internet secara lebih lanjut. Baru pada tahun 1995, pemerintah Indonesia menerbitkan izin untuk IndoNet ini. Setelah adanya izin, barulah ada beberapa perusahaan di Indonesia yang menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri dengan koneksi remote browser Lynx sehingga terhubung ke akses internet (HTTP). Sama seperti komputer, teknologi seluler masuk lebih dulu ke berbagai negara maju di Eropa, sejak tahun 1970-an. Setelah itu, teknologi seluler baru berbasis Nordic Mobile Telephone (NMT) baru masuk ke Indonesia pada tahun 1984. proyek ponsel selular digital Global System for Mobile atau GSM dimulai PT Telkom pada tahun 1993. Inovasi GSM ini cakupannya luas dan keamanannya terjamin karena menggunakan kartu SIM. Satelindo atau Satelit Palapa Indonesia sendiri mulai beroperasi di Jakarta pada tahun 1994. Koneksi ponsel di era teknologi informasi saat itu beroperasi dengan sinyal 2G. Perkembangan teknologi layanan SMS atau pesan singkat sendiri baru mulai diperkenalkan di tahun 2000. Konsep SMS ini menjadi fenomena yang banyak diminati karena lebih praktis dan murah. Seiring dengan perkembangan teknologi yang terus maju, mulai lahirlah generasi ponsel 3G dengan jangkauan yang lebih luas dan koneksinya lebih cepat. Hingga era digital masa kini, kita sudah difasilitasi koneksi 4G yang lebih baik lagi. Teknologi informasi difasilitasi dengan koneksi berkecepatan tinggi serta jangkauan global yang lebih luas. Tak hanya sekedar SMS, munculnya teknologi 4G mempermudah kehidupan sehari-hari dan membawa dampak positif. Semua orang bisa memainkan berbagai aplikasi multimedia, video conferencing, game online, dan lain sebagainya.
Dengan adanya banyak fasilitas teknologi digital tersebut, hal itu dapat mempermudah banyak hal dalam kehidupan, salah satunya adalah ketika terjadinya wabah COVID-19, yang dimana pada saat itu pemerintah menggalakkan terkait adanya PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) sehingga banyak kegiatan yang dilakukan secara online atau daring mulai dari Belajar dari Rumah (BDR), belanja online, rapat online, dan lain-lain. Selain itu dengan didukung oleh adanya Teknologi Digital dan internet, warga Negara dapat mengatahui berita terkini atau perkembangan dari wabah tersebut, yang dimana hal itu masih dapat dirasakan hingga saat ini, terkait berbagai perkembangan dan berita terkini. Namun semua hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya hal-hal buruk atau dampak negatif dari teknologi digital dan digitalisasi itu, sehingga mendapat banyak penentangan dari beberapa pihak. Seperti pada abad ke-21 ini warga Indonesia adalah satu-satunya yang menghabiskan waktu menatap layar HP lebih dari 6 jam setiap hari. Ini menjadikan RI sebagai negara nomor satu di dunia dalam hal kecanduan smartphone. Di samping itu dengan adanya teknologi digital, hal tersebut dapat mempermudah masuknya budaya-budaya luar seperti Westernisasi yang dikhawatirkan dapat merusak moral bangsa dikarenakan Pengguna ponsel pintar (smartphone) di Indonesia diproyeksikan mencapai 194,26 juta pada 2024 ini, bertambah 4,23 juta (2,23%) dibandingkan dengan tahun 2023 masih 190,03 juta, dan tidak sedikit anak-anak di bawah umurpun ikut menggunakannya dengan cara yang tidak tepat. Menjadikan masyarakat lebih mengatahui bahkan mencintai Negara lain dibangding Negaranya sendiri sehingga melupakan identitas kebangsaan, memakai pakaian yang tidak sopan, merusak moral, merusak ideologi bangsa, dan lain-lain.
Teknologi adalah bagian penting dari kehidupan kita saat ini dan memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan dunia. Kita harus memahami dan mengambil manfaat dari teknologi, sambil memperhatikan dampak negatif yang mungkin terjadi dan berupaya untuk menghindarinya. Dengan mengambil pendekatan bijak dalam memanfaatkan teknologi, kita dapat menjadi agen perubahan yang positif dan membantu mendorong kemajuan negara ke arah yang lebih baik. Karena setiap perubahan pasti memiliki keunggulan dan kekurangannya tersendiri, sehingga sangat bergantung kepada setiap individu itu sendiri.