Hi Gen Z! Di era globalisasi ini, banyak sekali isu kesehatan remaja. Diantaranya adalah obesitas, anemia, hipertensi, bahkan kesehatan mental. Isu tersebut sering digaungkan akhir-akhir ini. Namun, tahukah kalian jika kesehatan remaja adalah salah satu kesuksesan suatu negara. Loh, memangnya iya? Kok bisa?
Remaja merupakan generasi penerus suatu bangsa sehingga remaja yang unggul akan mempengaruhi sumber daya manusia di negara tersebut. Pemaja yang sehat dimulai dari dalam diri sendiri. Salah satunya dengan penerapan Gizi Seimbang. Eiitttsss… sekarang pedoman makan sudah bukan lagi 4 Sehat 5 Sempurna, tapi berubah ke Gizi Seimbang!
Loh, sejak kapan slogan tersebut berubah?
Pada awalnya, slogan gizi Indonesia adalah 4 Sehat 5 Sempurna dari Basic Four yang diperkenalkan oleh American Dietetic Association(ADA). Namun, setelah penerapan 4 Sehat 5 Sempurna ternyata bermunculan banyak masalah terkait overweight, obesitas, maupun malnutrisi. Hal ini menyebabkan slogan gizi tersebut mengalami perubahan.
Pada tahun 1990, basic four diganti menjadi Nutrition Guide for Balance Diet (PUGS). Lalu pada tahun 2014, PUGS berganti menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang memuat 10 pesan gizi seimbang. Pesan gizi seimbang tersebut berisi mensyukuri dan nikmati keanekaragaman makanan, mengkonsumsi lauk pauk berprotein tinggi, mengkonsumsi aneka ragam sayur dan buah, mengkonsumsi aneka ragam makanan sumber karbohidrat, membatasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak tinggi, membiasakan sarapan, mengkonsumsi air putih yang cukup dan aman membiasakan membaca label pada kemasan, mencuci tangan sebelum makan, dan berolah raga secara teratur.
Konsumsi gizi seimbang telah diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Berikut penjelasan dari Pedoman Gizi Seimbang (PGS):
1. Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam Makanan
Salah satu caranya dengan mengkonsumsi beberapa jenis makanan dalam sekali makan yang terdiri dari makanan pokok (karbohidrat), lauk – pauk (protein), sayur dan buah (vitamin, mineral dan serat).
Hal ini karena tidak ada pangan yang mengandung semua zat gizi. Sebagai contoh adalah nasi. Nasi adalah sumber karbohidrat yang kaya akan gula tetapi tidak mengandung protein. Sehingga asupan protein wajib dipenuhi oleh sumber pangan lain. Semakin beragam pangan yang dikonsumsi maka semakin banyak pula nutrisi yang masuk ke tubuh kita.
2. Banyak Makan Sayur dan Cukup Buah
Konsumsi sayur yang dianjurkan sebanyak 3-4 porsi (250 gr) perhari dan konsumsi buah 2-3 porsi (150gr) perhari. Konsumsi buah dan sayur yang cukup akan memberikan tubuh vitamin dan mineral untuk memperlancar metabolisme tubuh. Selain itu, rutin konsumsi buah dan sayur dapat membuat tubuh menjadi awet muda karena vitamin yang dikandungnya.
3. Konsumsi Lauk Pauk Berprotein Tinggi
Protein terbagi menjadi 2 yaitu protein hewani (daging sapi, daging ayam, ikan, susu dan telur) dan protein nabati (tahu, tempe, kacang, oncom dan lain-lain). Konsumsi protein dapat berguna untuk zat pembangun dan pemelihara sel tubuh.
4. Konsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok
Jenis pangan yang beragam tentunya akan membantu pemenuhan gizi yang dibutuhkan tubuh. Sumber makanan pokok diantaranya adalah nasi, ubi, singkong, talas, dan lain lain. Dengan konsumsi beragam pangan maka semakin beragam nutrisi yang masuk ke tubuh kita.
5. Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk konsumsi tidak lebih dari 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan minyak perhari. Hal ini didukung oleh penyakit degeneratif yang ditimbulkan oleh kelebihan konsumsi gula, garam, dan lemak.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang ditimbulkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit ini tidak hanya mengancam orang dewasa atau orang tua, tetapi anak muda. Salah satu contoh penyakit ini adalah diabetes, obesitas, hipertensi, atau kolesterol tinggi.
6. Biasakan Sarapan sebelum Beraktivitas
Sarapan dapat membantu memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, sarapan pagi juga bisa membantu menjaga fungsi kognitif.
7. Minum Air Putih yang Cukup
Pada umumnya, disarankan untuk konsumsi air putih 8-10 gelas setiap hari. Rutin minum air putih dapat membantu menjaga fungsi ginjal dan mengganti cairan tubuh yang hilang. Kekurangan air putih dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi hingga terkena penyakit ginjal.
8. Baca Label Makanan
Ada banyak sekali makanan kemasan yang beredar di pasaran. Agar tetap aman, disarankan membaca label kemasan. Perhatikan komposisi, zat gizi, sertifikasi dan tanggal kadaluarsa produk. Selain itu perhatikan kandungan garam (natrium), gula, dan lemak.
9. Biasakan Cuci Tangan dengan Sabun dan Air Mengalir
Mencuci tangan secara teratur terutama sebelum makan dapat sebagai upaya dalam pencegahan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
10. Berolahragalah Secara Teratur dan Jaga Berat Badan Normal
Rutin berolahraga sangat baik bagi tubuh. Aktivitas fisik ringan bisa dilakukan selama 5-10 menit, sementara aktivitas fisik sedang dilakukan selama 30 menit setiap hari. Dengan begitu, berat badan akan terjaga dan terhindar dari risiko obesitas serta penyakit lainnya. Olahraga juga akan memperlancar proses metabolisme di dalam tubuh. Selain itu, olahraga juga akan meningkatkan hormon kebahagiaan dalam diri.
Penerapan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang baik akan menjadi cara sebagai tindakan preventif dalam menangani kesehatan remaja dan menekan angka mortalitas dan morbiditas akibat penyakit tidak menular.
Mengapa dapat seperti itu? Misalnya seseorang rutin berolahraga dan menjaga berat badan. Maka ia akan terhindar dari kelebihan atau kekurangan berat badan karena secara teratur ia memantau. Jika kelebihan berat badan maka ia tak segan-segan untuk menurunkan berat badan agar ideal. Begitu pula jika ia kekurangan berat badan, maka ia akan berusaha untuk mencapai berat badan ideal.
Contoh lain adalah perkara penerapan mencuci tangan sebelum makan dengan air mengalir. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang muncul. Entah itu diare atau typhus yang disebabkan oleh tangan yang kotor.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jika seorang remaja mampu menjaga kesehatan dirinya dengan menerapkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) maka seorang remaja tersebut bisa sehat. Jika remaja sehat maka ia bisa beraktivitas dengan normal dan bisa memberdayakan banyak orang. Bayangkan jika semua remaja di Indonesia tergolong sehat dan produktif? Tentu saja harapan Indonesia emas di tahun 2030 atau tahun 2045 dapat tercapai.
Bagaimana? Siap menerapkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS)? Tentu saja siap!
Healthy Inside, Fresh Outside!