DAMPAK MIE INSTAN UNTUK TUBUH

mie instan

Mie itu apa sihhhh? 

Mie telah menjadi makanan yang populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia hingga saat ini. Mie banyak digemari sehingga dapat berperan sebagai salah satu bahan pangan alternatif pengganti nasi. Mie memiliki harga yang bervariasi dan relatif terjangkau. Penyajian dan pengolahan mie pun dinilai cepat, mudah, dan praktis untuk dikonsumsi.

Pengolahan dan formulasi mie dipengaruhi oleh kebiasaan makan suatu daerah, preferensi rasa, dan kemajuan teknologi seakan-akan bervariatif dan dapat memanjakan lidah kita. Keunikan lokal tiap daerah telah menciptakan klasifikasi mie secara khusus. Bahkan di Cina bagian utara hanya menggunakan garam sodium klorida, dimana Cina bagian selatan menambahkan garam alkali lainnya (sodium dan kalium karbonat).

Mie merupakan produk pangan yang dalam pembuatannya menggunakan bahan utama tepung gandum. Tepung gandum sebagai bahan utama dalam proses pembuatan mie memiliki peran penting oleh karena peran protein gluten yang terkandung di dalamnya untuk menghasilkan tekstur kenyal dari mie sehingga saat dikonsumsi dapat membuat kita kenyang.

Proses pembuatan mie terbagi atas tiga tahapan besar, yaitu pengadukan tepung terigu dan air untuk menghasilkan adonan yang merata, pencetakan adonan sehingga akan dihasilkannya adonan berupa lembaran tipis yang rata, serta pemotongan dari adonan hasil tahapan kedua yang berbentuk lembaran sehingga akan dihasilkannya potongan-potongan kecil. Produk mie merupakan salah satu makanan sumber energi karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.

Makanan Cepat Saji itu apa? 

Seiring dengan perkembangan zaman modern dan teknologi sekarang ini, makanan cepat saji hadir dalam kehidupan masyarakat dan ikut andil dalam memenuhi kebutuhan primer khususnya pangan setiap harinya. Hal ini karena didukung oleh keinginan masyarakat yang bersifat instan, cepat, dan praktis terutama dalam konsumsi makanan, namun hal tersebut kurang didukung oleh kesadaran masyarakat dalam mengetahui kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi.

Makanan cepat saji (fast food) merupakan salah satu jenis makanan yang banyak digemari karena mudah disajikan dan bersifat praktis. Hasil survei pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Nielsen menunjukkan bahwa konsumsi makanan cepat saji masyarakat kota di Indonesia adalah sebesar 69%, yaitu sebesar 33% masyarakat banyak mengkonsumsi saat makan siang, 25% saat makan malam, dan 2% saat makan pagi atau sarapan, serta 9% masyarakat mengkonsumsi makanan cepat saji sebagai selingan.

Makanan cepat saji terdiri dari berbagai macam, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Makanan cepat saji memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi, namun rendah kandungan serat, vitamin, dan mineral. Hal ini menyebabkan kandungan nutrisi pada makanan cepat saji kurang untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh agar tetap sehat.

Apa saja sih dampak dari mengonsumsi makanan cepat saji? 

Konsumsi makanan cepat saji yang dilakukan secara berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit, seperti kolesterol yang tinggi, diabetes, gangguan ginjal, penyakit jantung dan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Jika terlalu sering mengonsumsinya, ada beberapa dampak buruk yang bisa terjadi, antara lain:

Kenaikan gula darah  

Makanan saji yang masuk ke tubuh dapat menyebabkan lonjakan cepat pada gula darah. Hal ini disebabkan banyaknya kandungan karbohidrat olahan dan gula tambahan pada sajiannya.

Makanan saji yang masuk ke tubuh dapat menyebabkan lonjakan cepat pada gula darah. Hal ini disebabkan banyaknya kandungan karbohidrat olahan dan gula tambahan pada sajiannya. 

Bukan hanya itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan lonjakan insulin yang besar tidak normal. Sehingga mengakibatkan penurunan gula darah. Sebagai akibatnya, tubuh merasa lelah dan tubuh menjadi lapar kembali dalam waktu singkat. 

Meningkatkan tekanan darah 

Makanan cepat saji terkenal kaya akan kandungan garamnya. Mengutip jurnal dari HHS Public Access, konsumsi garam dalam kadar tinggi bisa berdampak langsung pada pembuluh darah. 

Sebab, garam dapat meningkatkan jumlah natrium pada sel darah dan menyebabkan retensi cairan. Akibatnya, jantung perlu memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat.

Meningkatkan Peradangan 

Dampak buruk lainnya dari konsumsi makanan cepat saji adalah peradangan yang meningkat di seluruh tubuh. Menurut jurnal dari Health Promotion Perspectives, satu sajian makanan ini memiliki kandungan tinggi lemak jenuh. Dampaknya adalah terjadi peningkatan peradangan saluran napas, kondisi yang membahayakan pengidap asma. 

Gangguan sistem reproduksi 

Perlu diketahui juga jika junk food bisa berdampak buruk pada tingkat kesuburan. Mengacu pada Environmental Health Perspectives, makanan olahan ini mengandung ftalat, yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu kerja hormon pada tubuh. Kandungan bahan kimia di dalamnya dapat menyebabkan masalah reproduksi, termasuk gangguan perkembangan janin. 

Gangguan pada gigi 

Makanan cepat saji kaya akan kandungan karbohidrat dan gula, paparan dalam jangka panjang dapat meningkatkan tingkat keasaman di mulut. Sifat asam tersebut dapat merusak enamel gigi, sehingga bakteri mampu bertahan lama dan menyebabkan gigi berlubang. 

Gangguan pada tulang 

Terlalu banyak makan junk food juga dapat menyebabkan obesitas, akhirnya mengalami gangguan terkait kepadatan tulang dan massa otot. Penurunan kualitas tulang dapat meningkatkan risiko fraktur, terutama pada orang tua. Maka dari itu, perlu rutin berolahraga agar dapat membentuk otot serta menjaga pola makan dengan baik. 

Sumber: Halodoc.com 

Berapa banyak sih permintaan mie instan di indonesia? 

Makanan cepat saji yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah mie instan. Mie instan banyak digemari masyarakat karena bersifat praktis dan memiliki cita rasa yang sesuai dengan selera sebagian besar masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Permintaan konsumsi mie instan di Indonesia mencapai 14,8 miliar bungkus pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan mencapai 16 miliar bungkus (Fatima, 2018). Mie instan yang terjual di Indonesia mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir dari tahun 2017 hingga 2021. Mie instan yang terjual pada tahun 2021. mencapai 13,2 miliar bungkus (Angelia, 2022). Berdasarkan hasil Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret tahun 2022, konsumsi mie instan masyarakat Indonesia mencapai 78,68% (Badan Pusat Statistik, 2022). Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa tiap tahun permintaan mie instan di indonesia semakin meningkat seiring dengan perkembangan rasa dan variasi mie di indonesia. 

Apa sih alasan masyarakat suka makan mie instan? 

Pola hidup masyarakat saat ini yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji mengakibatkan adanya perubahan pada pola makan yang seharusnya mengkonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat dan serat yang tinggi, namun rendah lemak justru menjadi sebaliknya. Serat pangan merupakan salah satu bagian pada bahan pangan khususnya tumbuhan dan terdiri dari karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Serat pangan memiliki beberapa manfaat penting bagi tubuh, seperti mengontrol berat badan dan menghindari kegemukan, mengatasi diabetes, mencegah kanker usus besar, serta mengurangi kadar kolesterol pada tubuh dan penyakit kardiovaskuler (Kementerian Kesehatan RI, 2022). 

Mie dimasyarakat saat ini sering digunakan sebagai salah satu alternatif makanan pengganti nasi. Adanya pola makan masyarakat saat ini yang cenderung sering mengonsumsi makanan cepat saji seperti mie instan yang memiliki kandungan nutrisi terutama serat yang rendah, maka diperlukan adanya upaya untuk membuat suatu produk pangan mie dengan kandungan serat yang lebih tinggi. Salah satu upaya untuk membuat suatu produk pangan mie tersebut adalah dengan menambahkan alternatif bahan pangan lain pada proses pembuatan mie. 

Kesibukan masyarakat perkotaan berperan dalam perubahan pola makan seseorang yang cenderung lebih praktis. Salah satu makanan yang sering dikonsumsi sebagai pengganti nasi adalah mie. Budaya mengonsumsi mie dengan tiga bahan baku (tepung, air, dan garam) dipengaruhi oleh negara Cina, Jepang, dan Korea. Jenis mie ini dikenal sebagai mie basah di Indonesia. 

Kandungan apa saja yang terdapat pada mie? 

Mie regular biasanya dibuat dengan menambahkan garam sodium klorida sebanyak 2-8% dari total berat tepung. Jumlah garam yang sebenarnya tergantung pada jenis mie dan pengolahannya. Jenis makanan kaya karbohidrat ini terbuat dari tepung terigu yang berasal dari tanaman gandum. Makanan berbasis gandum menyediakan hampir 20%. total kebutuhan asupan energi, utamanya karbohidrat dan protein, di seluruh dunia. 

Mie regular biasanya dibuat dengan menambahkan garam sodium klorida sebanyak 2-8% dari total berat tepung. Jumlah garam yang sebenarnya tergantung pada jenis mie dan pengolahannya. Jenis makanan kaya karbohidrat ini terbuat dari tepung terigu yang berasal dari tanaman gandum. Makanan berbasis gandum menyediakan hampir 20%. total kebutuhan asupan energi, utamanya karbohidrat dan protein, di seluruh dunia. 

Apabila mie dikonsumsi oleh anak dalam masa pertumbuhan, suatu saat perkembangan atau tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan gizi seimbang. Selain itu, pola makan tinggi karbohidrat berasal dari turunan tepung terigu, seperti roti, kue kering, kue basah dan produk lainnya akan memicu konsumsi karbohidrat secara berlebihan. Selain karbohidrat, komponen makromolekul lain yang diperlukan tubuh adalah protein. Kadar protein dalam mie hanya sebesar 12,4% terhadap karbohidrat, ini merupakan angka yang rendah. Melihat rendahnya kadar protein pada mie, maka diperlukan subtitusi bahan lain yang mengandung protein tinggi, sehingga pada akhirnya menghasilkan mie yang berkualitas. Salah satu sumber protein lokal yang telah lama menjadi makanan tradisional asli Indonesia, yaitu tempe. Tempe dibuat melalui proses fermentasi dari kacang kedelai atau kacang lokal lainnya dalam waktu tertentu yaitu 48 jam, menggunakan jamur Rhizopus sp.

Mie instan pada dasarnya tidak disarankan untuk dikonsumsi secara berlebihan apalagi setiap hari. Meski memiliki nutrisi, tetap saja mie instan tidak bisa digunakan sebagai pengganti makanan pokok sehari-hari yang lebih kaya akan gizi seimbang. Adapun mie instan dapat dikonsumsi dengan cara-cara sehat seperti menambahkan sayuran atau protein lain. Cara lainnya adalah memilih produk mie instan sehat yang diklaim lebih baik.

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »