Hidup di tengah kota besar merupakan salah satu keuntungan, ada gedung tinggi, pusat perbelanjaan yang lengkap, dan juga tempat nongkrong menarik yang berjamur. Namun, sadarkah, Sobat? Dibalik semua kenyamanan ini, ada masalah besar yang jarang kita sadari, hadirnya ruang terbuka hijau di tengah kota semakin terbatas.
Sementara itu, pembangunan kian meningkat pesat di berbagai sudut kota. Akibatnya, kota menjadi semakin panas dan udara semakin tercemar oleh polusi. Meskipun Peraturan Perundang-undangan Nomor 14 Tahun 2022 sudah mengatur tentang penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau.
Jika akhir-akhir ini Sobat merasakan panasnya matahari sangat menyengat kulit di siang hari, suhu menjadi lebih panas, dan udara mengandung banyak polusi. Hal tersebut merupakan beberapa persoalan yang timbul akibat kurangnya ruang terbuka hijau, yang sebenarnya memiliki fungsi penting untuk menjaga ekosistem perkotaan dan mengurangi dampak buruk dari krisis iklim. Permasalahan ini menjadi ancaman yang serius dan segera memerlukan perhatian, khususnya dari Sobat Remaja, yang akan hidup di masa depan.
Apa Hubungan Ruang Terbuka Hijau dengan Krisis Iklim?
Ruang terbuka hijau yang memiliki banyak pohon dan tanaman berperan penting dalam menyerap polusi di perkotaan. Namun, banyak lahan hijau di perkotaan yang beralih fungsi menjadi bangunan, jalan raya, ataupun gedung-gedung tinggi. Pembangunan yang dilakukan secara masif ini menimbulkan adanya peningkatan suhu udara.
Fenomena ini sering disebut dengan urban heat island, dimana aspal, beton, dan bangunan tinggi menyerap panas matahari dan melepasnya secara perlahan di malam hari yang mengakibatkan suhu udara menjadi semakin panas (Jeremy dan Hessam, 2021).
Fenomena ini juga mendorong meningkatnya permintaan energi pendingin ruangan, yang lagi lagi memiliki kontribusi dalam emisi gas rumah kaca, sehingga menyebabkan adanya pemanasan global. Menurut laporan International Energy Agency (IEA), diperkirakan pada tahun 2050 penggunaan AC akan bertanggung jawab atas emisi karbon sebesar 15 persen (Anastasya, 2022).
Ruang hijau di perkotaan memiliki manfaat sebagai penyaring alami polusi dan mengurangi dampak dari krisis iklim, dengan semakin berkurangnya ruang terbuka hijau di perkotaan, polusi udara dapat meningkat dan berakibat buruk bagi kesehatan. Akibatnya ekosistem perkotaan menjadi tidak seimbang dan menurunkan kualitas hidup masyarakat di masa yang akan datang.
Mengapa Ruang Terbuka Hijau Itu Penting?
Sobat, ruang terbuka hijau bukan hanya sekedar taman kota yang penuh dengan tanaman dan sering Sobat Remaja lihat selama ini. Lebih dari itu, keberadaan pepohonan dan hamparan hijau pada ruang terbuka hijau berfungsi sebagai paru-paru kota yang memproduksi oksigen, menyerap karbon dioksida (CO2), dan mendinginkan udara yang panas (Azka, 2024).
Hal tersebut sejalan dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan mengurangi suhu global (Anggun, 2023).
Tahukah Sobat, ruang terbuka hijau dapat membentuk kondisi iklim yang berbeda dari iklim umum di sekitarnya, fenomena ini disebut dengan mikroklimat. Hal tersebut karena keberadaan ruang hijau turut membantu perubahan suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan intensitas cahaya yang disebabkan oleh tanaman-tanaman yang ada di ruang terbuka hijau, sehingga dapat berbeda jika dibandingkan dengan tempat yang tidak memiliki ruang terbuka hijau.
Sobat bisa mencobanya dengan berjalan di taman atau bawah pepohonan, udaranya akan terasa lebih bersih, suhunya lebih sejuk, dan lingkungan di sekitarnya lebih nyaman.
Mengapa Sobat Remaja Harus Peduli?
Sekarang, panasnya kota mulai tidak terkendali dan bahkan kualitas udara memburuk terjadi di beberapa kota dalam kurun waktu satu tahun ke belakang. Pada 31 Agustus 2023, Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai kota berpolusi di dunia (Fadhil dan lainnya, 2023). Walaupun di akhir tahun 2023, Indonesia menduduki rangking ke-14 sebagai negara yang memiliki kualitas udara terburuk (IQAir, 2024).
Mungkin saat ini Sobat Remaja belum terlalu menyadari hal ini. Tapi, coba bayangkan 10-20 tahun ke depan ketika masalah ini menjadi hal serius yang diperdebatkan dan krisis iklim menjadi semakin parah. Masa depan ini adalah milik Sobat Remaja, jika tidak peduli sejak sekarang, lalu apa yang akan terjadi dalam waktu dekat?
MinRISE yakin, bahwa Sobat di sini mempunyai ide dan kreativitas luar biasa, sehingga berpotensi menciptakan inovasi hijau yang didukung dengan teknologi ramah lingkungan. Sobat Remaja dapat memanfaatkan ide-ide tersebut untuk mendukung adanya ruang terbuka hijau demi terciptanya kenyamanan, kebersihan, dan udara menjadi lebih sejuk. Hal tersebut merupakan beberapa manfaat yang dihasilkan ruang terbuka hijau. Selain itu, Sobat dapat berolahraga, bersantai, atau bahkan hanya sekedar menghirup segarnya udara.
Apa Yang Bisa Dilakukan Sobat Remaja?
Sobat Remaja dapat melakukan berbagai cara untuk membantu menjaga ruang hijau di kota dan melawan dampak dari krisis iklim. Mulailah dengan mempelajari lebih lanjut mengenai isu perubahan iklim, pentingnya ruang hijau, dan cara-cara untuk mengurangi jejak karbon. Beralihlah untuk memilih produk dan transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dengan cara ini, Sobat dapat mengurangi sampah yang mencemari lingkungan dan emisi karbon di kota.
Maraknya penggunaan media sosial dan teknologi yang semakin canggih saat ini dapat Sobat manfaatkan untuk mengkampanyekan pentingnya ruang hijau dan memotivasi orang lain untuk peduli terhadap lingkungan dengan berbagai kreativitas yang Sobat miliki.
Selain itu, Sobat bisa ikut bergabung dalam suatu komunitas yang menangani isu lingkungan atau ikut bersuara serta mencari dukungan ketika terdapat kebijakan proyek yang mendorong penghijauan kota.
Jika memungkinkan, Sobat Remaja dapat mulai membuat ruang terbuka hijau dalam skala kecil di sekitar rumah, lho! Mulailah dengan tanaman yang sederhana seperti, sayuran atau tanaman hias. Selain membantu dalam memproduksi oksigen, tanaman dapat membantu menciptakan suhu yang lebih dingin daripada lingkungan sekitar. Mungkin Sobat Remaja berfikir langkah kecil ini tidak membantu, tapi ini akan berdampak besar jika banyak orang yang melakukannya.
Di tengah pembangunan yang dilakukan secara masif dan memperbesar dampak dari krisis iklim, ruang terbuka hijau dapat menjadi solusi untuk menciptakan lingkungan yang nyaman di tengah padatnya perkotaan. Dengan langkah kecill tapi nyata, Sobat Remaja dapat ikut andil dalam menjaga kota agar tetap hijau dan berkelanjutan demi kita, dan generasi yang akan datang.
Referensi:
Azka (2024). Ruang Terbuka Hijau: Pengertian, Tipologi, dan Fungsi untuk Kehidupan yang Lebih Baik. [online] TeknikSipil.id. Available at: https://tekniksipil.id/ruang-terbuka-hijau-pengertian-tipologi-fungsi/ [Accessed 1 Nov. 2024].
Firdaus, F.M., Elliott, B., Malsch, J. and Surjadi, P. (2023). 7 Things to Know About Jakarta’s Air Pollution Crisis. wri-indonesia.org. [online] Available at: https://wri-indonesia.org/en/insights/7-things-know-about-jakartas-air-pollution-crisis [Accessed 5 Nov. 2024].
Gregory, J. and Azarijafari, H. (2021). Urban Heat Islands. [online] MIT Climate Portal. Available at: https://climate.mit.edu/explainers/urban-heat-islands [Accessed 1 Nov. 2024].
IQAir (2024). Informasi Indeks Kualitas Udara (AQI) dan Polusi Udara di Indonesia | AirVisual. [online] www.iqair.com. Available at: https://www.iqair.com/id/indonesia [Accessed 5 Nov. 2024].
Lavenia, A. (2022). Dilema AC: Mendinginkan Ruangan, Meningkatkan Suhu Bumi. [online] insight. Available at: https://www.cxomedia.id/science/20220521010800-43-174929/dilema-ac-mendinginkan-ruangan-meningkatkan-suhu-bumi [Accessed 1 Nov. 2024].
Menteri Agraria dan Tata ruang (2022). Permen Agraria/Kepala BPN No. 14 Tahun 2022. [online] Database Peraturan | JDIH BPK. Available at: https://peraturan.bpk.go.id/Details/255207/permen-agrariakepala-bpn-no-14-tahun-2022.
Nindita, A. (2023). The Utilization of Public Green Spaces for Public Health and Air Pollution Prevention –. [online] Institut Teknologi Bandung. Available at: https://itb.ac.id/news/the-utilization-of-public-green-spaces-for-public-health-and-air-pollution-prevention/59785 [Accessed 4 Nov. 2024].