Kontribusi Suara Remaja: Nanti Kita Cerita Tentang Gizi Yang Bermakna!

suara remaja

Anggra Liany Rihadatul Aisyi
Provinsi DKI Jakarta

Melihat adanya prevalensi Status Gizi Remaja di Indonesia berusia 13-15 tahun sebesar 8,7% (sangat kurus 1.9% dan kurus 6.8%, gizi lebih 16% (gemuk 11,2% dan obesitas 4.8% (Kemenkes RI. 2018), menjadi sebuah kekhawatiran untuk penulis dapat menceritakannya di lingkungan sekitar. Tantangan besar dalam meningkatkan kesehatan Sumber Daya Manusia Indonesia berangkat dari isu sulitnya menemukan makanan sehat di lingkungan sekolah, sulitnya mendapatkan logo pilihan sehat pada makanan anak dan remaja, hingga kesulitan bagi kami remaja membaca informasi nilai gizi. Pola makan yang kurang sehat, terutama konsumsi makanan olahan, adalah penyebab utama meningkatnya kejadian penyakit tidak menular. Saat ini, makanan kemasan dan jajanan kurang sehat sangat mudah ditemukan dan tersedia secara luas terutama di lingkungan modern. (PIKAT, 2023)

Gizi yang baik dan seimbang adalah salah satu faktor kunci dalam menjaga kesehatan, terutama bagi remaja. Di Indonesia, remaja memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap masalah gizi di negara ini. Suara remaja dalam memahami, mempromosikan, dan mendorong gaya hidup sehat serta pola makan yang tepat memiliki dampak yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan sehat dan berkelanjutan. Inisiatif cerita penulis ini juga berawal dari ketidaktahuan seorang remaja tentang pelabelan makanan yang lebih baik melalui peningkatan menemukan hubungan antara kebiasaan membaca label dan pengetahuan mengenai nilai gizi. Melalui media penulis melihat bahwa pendekatan berbasis salah satu komunitas yaitu Health Heroes dalam meningkatkan edukasi kebiasaan membaca label pangan berpotensi memberikan dampak positif pada pola makanan konsumen dengan kapasitas untuk advokasi.

Tidak hanya fokus pada komunitas remaja namun bagaimana sekolah memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan gizi atas makanan sehat. Sekolah adalah tempat yang penting untuk meningkatkan kesadaran gizi. Remaja di sekolah dapat berperan aktif dalam mengampanyekan inklusi pendidikan gizi yang lebih baik di lingkungan sekolahnya. Mereka bisa memperjuangkan keberadaan program-program pendidikan yang menarik dan interaktif mengenai pentingnya gizi yang seimbang. Berkolaborasi bersama melalui aksi nyata masyarakat, remaja juga dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan gizi di lingkungan sekitar. Mereka dapat mengorganisasikan kegiatan seperti penggalangan dana untuk membantu orang-orang yang kurang mampu memperoleh makanan bergizi, mengadakan seminar atau workshop tentang pentingnya gizi, atau bahkan mendirikan kebun sayur komunitas di sekolah. Tidak hanya itu, remaja juga dapat berperan sebagai penggerak untuk mendorong pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam menginisiasi kebijakan publik yang mendukung peningkatan gizi di kalangan remaja. Dengan menyuarakan aspirasi dan ide-ide mereka, mereka dapat membantu mempengaruhi kebijakan yang berdampak langsung pada pemenuhan gizi yang baik bagi semua kalangan terkhusus mendapatkan akses label makanan yang benar.

Dalam konteks cerita kali ini, penulis mendapatkan edukasi penuh melalui media sosial perihal makanan sehat dan informasi nilai gizi. Remaja sering kali menggunakan media sosial sebagai platform untuk berbagi informasi dan pengalaman. Dengan memanfaatkan platform media sosial, penulis sebagai seorang remaja dapat menyebarkan informasi mengenai pentingnya gizi melalui berbagai konten seperti artikel, video, infografis, atau kampanye online. Dengan demikian, mereka dapat mengedukasi dan memotivasi teman-teman sebaya lainnya untuk mengadopsi gaya hidup sehat.

Bukan hanya di media sosial, hal yang paling menarik lainnya penulis menemukan karya tulisan buku yang memberikan panduan informasi nilai gizi pada Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil Untuk Generasi Emas Indonesia – BKKBN RI 2022. Dari temuan kali ini penulis sebagai seorang remaja menjadi lebih mengetahui bahwa informasi dalam buku tersebut sangat bermanfaat bagi referensi sekaligus materi edukasi dalam penyiapan dan pengolahan makanan yang baik dan tepat. Menu makanan yang disusun pun sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk masyarakat Indonesia.

Versi lain yang sangat menarik selain sebuah tulisan pada buku, penulis juga menemukan bahwa adanya panduan informasi nilai gizi juga terdapat pada kantin salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Di sana penulis menemukan banyak sekali poster informasi terkait bagaimana cara memilih makanan yang baik untuk tubuh. Namun, setelah penulis melakukan sedikit perbincangan justru fakta lainnya adalah poster tersebut ternyata masih banyak dari remaja yang bekerja di perusahaan belum dapat mengetahui dan memahami informasi nilai gizi makanan yang tersedia. Meskipun panduan dalam membaca informasi nilai gizi sudah ada, remaja tetap akan memilih untuk mengambil makanan kemasan berdasarkan dari apa yang mereka inginkan. Panduan nilai gizi dalam bentuk infografis sudah membantu, tetapi belum cukup untuk memahami informasi gizi para remaja.

Memilih makanan dari apa yang para remaja inginkan menjadi bagian dari memenuhi kecintaan terhadap diri sendiri, namun realitasnya “keinginan bukanlah menjadi sebuah kebutuhan atas diri sendiri”. Melalui pengetahuan serta mulai mengurangi makanan tidak sehat bagi tubuh adalah bentuk kecintaan dari kesadaran diri. Cerita mengenai peran remaja yang memiliki kekuatan menjadi agen perubahan dalam memperbaiki masalah gizinya, memberikan perubahan atas kejadian yang tidak langsung hanya bukan dengan menghilangkan tetapi bisa dimulai dari mengurangi.

Problem membaca informasi nilai gizi dalam memenuhi keinginan masih menjadi permasalahan yang penulis temukan hingga saat ini, bahwa infografis maupun poster tidak banyak menjawab kekhawatiran dalam pengetahuan nilai gizi seorang remaja. Sehingga harus disertai adanya Komunikasi Informasi dan Edukasi dari remaja yang memahami tentang pentingnya memilih makanan dan minuman yang sehat dimulai dari diri sendiri. Suara remaja memiliki pengaruh besar dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya gizi yang baik, baik itu memulai kampanye sosial, akses nyata di masyarakat, maupun penggunaan media sosial untuk langsung menyebarkan informasi seputar gizi dalam bentuk informasi nilai gizi pada label makanan. Upaya kolaboratif dari berbagai pihak, lingkungan yang mendukung pertumbuhan remaja yang sehat secara bergizi telah menjadi solusi atas penyediaan akses yang lebih baik terhadap makanan bergizi bagi semua kalangan remaja.

Penulis percaya bahwa melakukan perubahan bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu, penulis mengajak kita semua sebagai remaja untuk ikut andil dalam sebuah Isu Gizi dan Label Pangan menjadi lebih bermakna. Mulailah dari diri sendiri agar kita dapat memberikan edukasi kepada teman sebaya serta dapat mendorong lingkungan yang aman bagi remaja untuk memenuhi akses makanan yang lebih sehat. Mari berubah menjadi generasi yang berguna dimulai dari gizi yang bermakna!

Facebook
X
Threads
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Event Kami

IYD Challage 2024

Artikel Populer

Artikel Terkait

Translate »