Kota hari ini rasanya semakin bergerak cepat dan juga semakin padat. Banyak jalan diperpanjang, hanya untuk memenuhi deru suara bising kendaraan yang seakan mengajak warganya bergegas. Menurut data Bank Dunia yang dikutip oleh UNEP, pada tahun 2019 sebanyak 57% dari total populasi Indonesia tinggal di wilayah perkotaan, yang berarti lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia hidup di kota.
Kota yang semakin padat menuntut pembangunan fasilitas yang pesat untuk mobilitas warganya yang lebih nyaman. Pembangunan kota hari ini masih lebih didominasi oleh pembangunan akan jalan raya yang menimbulkan masalah kemacetan, karena menimbulkan induced demand. Induced demand atau permintaan terinduksi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai dampak yang saling berkaitan, di mana pembangunan jalan baru justru membuat jalan baru tersebut kembali padat. Alih-alih menyelesaikan masalah kemacetan, menurut ITDP Indonesia pembangunan jalur baru mendorong lebih banyak orang untuk berkendara karena merasakan efek nyaman yang sementara dari jalan yang masih baru, namun kondisi ini mendorong bertambahnya kendaraan bermotor baru yang akhirnya menyebabkan kemacetan kembali terjadi.
Pembangunan kota, hari ini masih belum memperhatikan para pejalan kaki. Seperti contohnya Trotoar yang sempit, hingga penerangan jalan yang tidak memadai di setiap sudutnya. Padahal berjalan kaki memiliki manfaat untuk fisik dan mental yang lebih baik bagi orang muda yang terjebak gaya hidup statis.
Kota yang Bergerak Semakin Cepat
Sumber : Freepik
Kota bergerak semakin cepat dengan terus meningkatnya jumlah kendaraan yang beredar. Catatan Badan Pusat Statistik yang dimuat pada laman (Goodstats, 2024) menunjukkan pertumbuhan sepeda motor di Indonesia meningkat sebanyak 132 juta unit pada 2023, naik 26 juta unit dari tahun 2018 yang sebesar 106 juta unit.
Disisi lain, aktivitas berjalan kaki terlihat seperti aktivitas yang kurang populer dan tidak cocok untuk kota yang semakin bergerak cepat. Sebuah studi pada tahun 2017 terhadap 700 ribu responden dari 46 negara yang dilakukan Stanford University dan dimuat di (Goodstats, 2022) rata-rata orang Indonesia hanya melangkah 3.513 langkah per hari, jauh di bawah rata-rata global 4.961 langkah.
Kontras antara jumlah sepeda motor yang terus meningkat di kota dan langkah kaki yang lebih rendah daripada warga global menunjukkan bahwa memang warga kota di Indonesia, semakin bergerak cepat. Kendaraan bermotor lebih dipilih dan pada akhirnya meninggalkan mereka yang melambat dengan berjalan. Padahal, kurangnya berjalan kaki ini, menyimpan banyak masalah untuk warga kota dan terutama orang muda.
Manfaat Jalan Kaki Bagi Orang Muda
Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia dalam laporannya pada tahun 2023 mencatat sebanyak 83,55% dari total orang muda Indonesia usia 18-30 tahun memiliki kondisi kebugaran jasmani yang kurang dan kurang sekali. Padahal kebugaran jasmani yang kurang baik akibat kurangnya aktivitas fisik bisa menimbulkan banyak permasalahan kesehatan baik fisik dan mental.
Aktivitas fisik menurut World Health Organization mengacu pada gerakkan tubuh yang memerlukan energi, hal ini termasuk jalan kaki. Sebagai salah satu aktivitas fisik paling sederhana dan paling dasar yang dilakukan manusia, berjalan kaki memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
Berdasarkan survei oleh Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey di artikel yang ditulis pada laman (Goodstats, 2024) 15,5 Juta orang muda Indonesia memiliki setidaknya satu kesehatan mental yang meliputi depresi, kecemasan, dan stress pasca trauma.
Berjalan kaki memiliki manfaat dan dampak yang baik bagi orang muda dalam memperbaiki atau mengurangi dampak buruk yang dihadapi dari permasalahan mental seperti mengurangi stress, kecemasan dan depresi ringan. Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, dalam laman Times Indonesia berjalan kaki mampu melepaskan hormon endorfin yang bertanggung jawab meningkatkan suasana hati, terutama ketika dilakukan di alam terbuka, seperti taman, dan juga gunung. Termasuk juga di jalanan-jalanan kota yang menyenangkan.
Lima Langkah Mewujudkan Kota untuk Kita Semua
Sumber : Freepik
Mewujudkan kota yang ramah pejalan kaki, meskipun hanya melalui langkah-langkah kecil akan memberi dampak yang baik untuk warga. Meski saat ini kota yang kita tinggali belum menjadi kota yang sepenuhnya nyaman untuk berjalan kaki, tapi sebagai orang muda dan warga kota kita bisa mewujudkan nyaman berjalan kaki di kota. Yuk, simak lima tips berikut.
1. Berjalan dengan Tempo Santai
Berjalan kaki, berarti kita memutuskan untuk bergerak lebih lambat. Berjalan kaki dengan lambat, santai dan tidak terburu-buru bisa menjadi cara kita untuk mewujudkan nyaman dalam berjalan kaki. Berjalan kaki dengan tempo yang santai dan rute yang tidak terlalu panjang dapat menjadi awal untuk mewujudkan kegiatan berjalan kaki yang menyenangkan.
2. Nikmati Suasana dan Variasi Rute saat Berjalan
Salah satu dari tujuan berjalan santai adalah menikmati suasana. Banyak kisah yang menunggu untuk di ungkap di balik setiap sudutnya. Menikmati suasana, sambil bereksplorasi melewati jalan-jalan yang belum pernah dilalui untuk terkoneksi dengan sejarah dari kota kita.
3. Berjalan Kaki bersama Keluarga dan Teman
Berjalan kaki di perkotaann yang belum begitu baik fasilitasnya, mungkin bisa menjadi tantangan bagi keamanan sobat. Mengajak teman dan keluarga keluar berjalan bersama bisa menjadi solusinya untuk menjaga keamanan bersama. Selain itu berjalan kaki bersama berarti mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dan dapat membantu mendorong terwujudnya kota yang nyaman untuk kita semua.
4. Melihat yang Sering Dilewati
Ketika Sobat memutuskan untuk melambat dengan berjalan, ada kemungkinan kita baru menemukan hal-hal yang dahulu tidak pernah kita temukan. Seperti kucing-kucing liar di jalan, burung kecil seperti burung gereja yang bertengger di atap rumah warga, para pedagang kaki lima yang menjajakan makanan, dan seniman jalanan yang sedang unjuk kemampuan. Keberadaan mereka mungkin sering dianggap mengganggu dan mungkin jadi alasan untuk tidak berjalan. Tapi, percayalah ketika sobat bertemu mereka saat menikmati kota, keberadaan mereka malah membantu berjalan menjadi lebih menyenangkan.
5. Menjaga Kebersihan Trotoar
Menikmati kota, apalagi bersama teman dan menyantap makanan yang dijajakan para pedagang yang kita temui saat berjalan akan sangat menyenangkan. Akan tetapi jangan sampai kegiatan tersebut meninggalkan sampah yang tercecer. Meskipun ada petugas yang akan membersihkan, tapi akan lebih maksimal dan baik ketika kita ikut menjaga kebersihan meski dengan langkah kecil.
Diatas adalah lima langkah yang Sobat bisa ambil agar berjalan menjadi lebih menyenangkan. Berjalan kaki memang terlihat terlalu sederhana dan mudah dilakukan, namun sebenarnya menyimpan dampak besar yang sangat kita butuhkan. Sobat sendiri apakah setuju dengan langkah diatas? Atau menurut Sobat ada langkah yang lain?
Baca juga artikel tentang langkah orang muda untuk kota lebih hijau dan tangguh iklim : https://healtheroes.id/saatnya-orang-muda-bergerak-untuk-kota/
Penulis : Rizky Muhammad Aldi Fernanda
Referensi
Ahmad Zamzama. “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Indonesia, Sepeda Motor Terbanyak!” GoodStats, 24 Oktober 2024, https://data.goodstats.id/statistic/perkembangan-jumlah-kendaraan-bermotor-indonesia-sepeda-motor-terbanyak-KC4lR.
Alifah, Nabilah Nur. “Peneliti Stanford: Indonesia jadi Negara Paling “Mager” di Dunia.” GoodStats, 25 Oktober 2022, https://goodstats.id/article/peneliti-stanford-indonesia-jadi-negara-paling-mager-di-dunia-QDiM0.
Kementerian Pemuda dan Olahraga. Laporan Indeks Pembangunan Olahraga 2023. Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2023, https://ppid.kemenpora.go.id/wp-content/uploads/2024/08/Laporan-Indeks-Pembangunan-Olahraga-Tahun-2023-1.pdf.
Putra, Rahmad Wandi. “Manajemen Pengendalian Lalu Lintas: Pendekatan Terpadu Mengatasi Kemacetan.” ITDP-Indonesia, ITDP Indonesia, 26 Juni 2023, https://itdp-indonesia.org/2023/06/manajemen-pengendalian-lalu-lintas-pendekatan-terpadu-mengatasi-kemacetan/.
Times Indonesia. “Manfaat Berjalan Kaki untuk Remaja yang Ingin Tetap Aktif.” Times Indonesia, 22 Oktober 2024.
UN Environment Program. “Indonesia.” Indonesia, UN Environment Program, https://www.unep.org/topics/transport/active-mobility/indonesia.
Wirawan, Nadhifa Aurellia. “15,5 Juta Remaja Indonesia Mengalami Masalah Kesehatan Mental.” Good Stats, 30 Oktober 2024, https://goodstats.id/article/15-5-juta-remaja-indonesia-mengalami-masalah-kesehatan-mental-m9Njh.
World Health Organization. “Physical Activity.” World Health Organization, 26 Juni 2024, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity.