Halo haiii bestie! tau ngga, sih? Isu tentang masalah kesehatan mental di kalangan remaja Indonesia semakin ramai di perbincangkan masyarakat. Remaja adalah masa transisi seorang anak menuju dewasa. Bagi sebagian orang, bagian terpenting dalam hidup dimulai sejak remaja. Pada fase inilah mereka mengalami berbagai macam perubahan yang belum pernah mereka alami sebelumnya, mulai dari perubahan fisik, emosional, juga intelektual. Dalam proses ini, pemenuhan gizi yang baik serta asupan nutrisi yang cukup sangat berpengaruh terhadap sehatnya mental seorang remaja. Asupan gizi yang seimbang penting untuk membuat seorang remaja berpikir jernih juga membentuk remaja yang sehat serta produktif.
Nah, salah satu faktor yang jarang disadari padahal penting untuk menjaga kesehatan mental remaja ialah akses terhadap Hak Atas Pangan dan Gizi (HAPG). Ya, makanan bergizi baik bukan hanya tentang rasa kenyang. Kualitas nutrisi yang diterima saat makan pun mempengaruhi kesehatan mental seseorang, khususnya seorang remaja.
HAK ATAS PANGAN DAN GIZI? APAAN TUH?
Hak Atas Pangan dan Gizi adalah hak setiap individu untuk mendapatkan akses makanan yang sehat, bergizi, serta cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari. Hak ini dijamin dalam Pasal 25 ayat (1) Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) dan Pasal 11 Kovenan Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (EKOSOB). Pemerintah sebagai pengemban tugas pemenuhan HAM memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan masyarakat.
Salah satu kelompok yang sangat membutuhkan asupan gizi yang cukup ialah remaja. Di fase ini, tubuh dan otak seorang remaja mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga butuh nutrisi yang cukup untuk dapat bekerja dengan optimal. Penelitian telah membuktikan bahwa remaja yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup berisiko terkena berbagai macam masalah kesehatan mental. Seperti overthinking, sulit berkonsentrasi, bahkan hingga depresi. Sayangnya, tidak semua remaja Indonesia mendapatkan akses terhadap pangan yang bergizi lengkap. Masalah kemiskinan juga keterbatasan pengetahuan tentang gizi seringkali menjadi hambatan. Ketika hak atas pangan dan gizi tidak terpenuhi, dampak yang terjadi bukan hanya berhubungan pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental para remaja.
HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN MAKANAN YANG BERGIZI: MENGAPA HAPG PENTING?
Tidak bisa dipungkiri bahwa kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh asupan gizi. Misalnya, asam lemak dan omega-3 yang banyak ditemukan pada ikan dan biji-bijian sudah terbukti dapat membantu mengurangi gejala depresi. Beberapa penelitian pun menunjukan bahwa kekurangan gizi tertentu seperti vitamin D, zat besi, magnesium, dan berbagai zat gizi lainnya berperan dalam menjaga keseimbangan kimiawi di otak. Ketika remaja tidak mendapat asupan gizi yang cukup maka akan cenderung merasa lesu, mudah lelah, dan sulit berkonsentrasi, yang pada gilirannya bisa menimbulkan rasa frustasi dan memicu stres.
Disinilah HAPG memainkan peran penting dengan memastikan setiap remaja memiliki akses terhadap makanan bergizi yang mendukung kesehatan mental mereka. Pola makan yang baik, kaya akan buah-buahan juga sayuran, serta sumber protein berkualitas dapat memberikan nutrisi penting bagi otak untuk dapat berfungsi secara optimal sehingga dapat menjaga stabilitas emosional.
TIPS SEDERHANA MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL MELALUI KONSUMSI MAKANAN YANG BERGIZI
- Makan dengan pedoman isi piringku: Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Selain itu, Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
- Mengurangi konsumsi makanan cepat saji: Makanan cepat saji sering kali mengandung bahan buatan yang dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter di otak. Makanan cepat saji dapat menghambat sinyal neurotransmiter seperti domain dan serotonin (hormon bahagia)
- Mengurangi konsumsi produk olahan tinggi gula: Makanan atau minuman yang tinggi akan gula dapat memberikan lonjakan energi instan, tetapi akan menyebabkan penurunan suasana hati yang drastis setelahnya.

DAMPAK DARI HAPG YANG TIDAK TERCAPAI PADA REMAJA
Ketidakseimbangan gizi dapat menyebabkan kelelahan juga kurangnya konsentrasi yang akhirnya dapat mempengaruhi performa akademik dan sosial remaja. Dalam jangka panjang, remaja yang tidak mendapatkan gizi seimbang berisiko lebih tinggi terkena gangguan mental serius seperti depresi.
Tidak hanya itu, remaja yang mengalami kekurangan gizi juga dapat menghadapi masalah dalam interaksi sosial. Rasa tidak nyaman karena kondisi fisik yang kurang optimal bisa membuat mereka menarik diri dari pergaulan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental lebih lanjut.
KENAPA KITA HARUS PEDULI DENGAN HAK ATAS PANGAN DAN GIZI?
Sebagai generasi penerus bangsa, seorang remaja harus menyadari pentingnya HAPG untuk kesehatan mental dan fisik mereka. Pola makan yang sehat berfungsi untuk meningkatkan kinerja otak sehingga dapat membangun hubungan sosial yang baik juga peningkatan rasa percaya diri.
Penting bagi seorang remaja untuk meningkatkan literasi kebutuhan gizi, memahami komposisi nutrisi, juga pengaruh nutrisi bagi pikiran yang akan membantu remaja untuk membuat pilihan yang lebih baik terkait asupan gizi.
Selain itu, memahami dan mendukung pemenuhan HAPG di kalangan remaja juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial. Dengan memahami apa itu HAPG, diharapkan remaja dapat lebih peduli terhadap ketidakadilan sosial, terutama hak mengenai akses pangan yang layak. Masih banyak remaja di berbagai daerah di Indonesia belum mendapat akses pangan yang layak. Maka dari itu, kesadaraan akan isu ini harapannya dapat mendorong empati masyarakat untuk memperbaiki situasi tersebut.

CARA SEDERHANA BAGI REMAJA UNTUK MEMPERJUANGKAN HAK ATAS PANGAN DAN GIZI
Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat diterapkan remaja untuk memperjuangkan HAPG sekaligus menjaga kesehatan mental ialah:
- Edukasi mulai dari diri sendiri dan teman terdekat serta melalui media sosial: Kita dapat mulai mengedukasi diri sendiri tentang pentingnya gizi pada makanan dan hubungannya dengan kesehatan mental, penyebaran informasi melalui media sosial juga dapat menjadi langkah awal dalam menyebarkan informasi mengenai hal ini.
- Perlibatan keluarga: Keluarga berperan besar dalam membantu remaja menjaga kesehatan mental dan gizi, Orang tua perlu diberi edukasi pentingnya menyediakan makanan sehat di rumah untuk mendukung kesehatan mental anak anak mereka. Pola makan sehat yang dimulai dari rumah dapat memberikan dampak positif jangka panjang untuk para remaja.
KESIMPULAN
Hubungan antara Hak Atas Pangan dan Gizi (HAPG) dengan kesehatan mental di kalangan remaja merupakan isu yang sangat penting untuk dibahas. Remaja harus paham bahwa nutrisi yang baik merupakan fondasi dari kesehatan mental yang baik juga. Dengan memperkuat kesadaran tentang HAPG di kalangan remaja, kita bisa membantu generasi untuk tumbuh tak hanya sehat fisiknya, tapi juga sehat mentalnya.
Jadi, mari bersama sama kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya Hak Atas Pangan dan Gizi demi mewujudkan generasi yang sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan masa depan!
Daftar Pustaka
1. Kompas. (2023, 3 Mei). Krisis kesehatan mental melonjak di kalangan remaja. Kompas.id. Diakses pada 7 Oktober 2024, dari https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/05/03/krisis-kesehatan-mental-melonjak-di-kalangan-remaja
2. Gramedia. (2023). Klasifikasi remaja. Diakses pada 7 Oktober 2024, dari https://www.gramedia.com/literasi/klasifikasi-remaja/?srsltid=AfmBOoq2EGDud9dDk6j4uiJEzops1EiYvRizTgSHFsPD73Uls9p09N-W
3. FAO. (n.d.). Right to food. Diakses pada 7 Oktober 2024, dari https://www.fao.org/policy-support/policy-themes/right-to-food/en/
4. McLean Hospital. (n.d.). Nutrition and mental health. Diakses pada 8 Oktober 2024, dari https://www.mcleanhospital.org/essential/nutrition
5. RSUD Wonosari. (n.d.). Isi piringku: Beda-beda kebutuhan. Diakses pada 8 Oktober 2024, dari https://rsudwonosari.gunungkidulkab.go.id/kesehatan/view/ISI-PIRINGKU-BEDA-BEDA-KEBUTUHAN_ID269
6. Bayside Psychotherapy. (n.d.). 10 harmful effects of junk food on mental health. Diakses pada 8 Oktober 2024, dari https://www.baysidepsychotherapy.com.au/blog/10-harmful-effects-of-junk-food-on-mental-health/
7. Allianz Indonesia. (n.d.). Kenali kandungan gizi penting yang wajib ada dalam makananmu. Diakses pada 8 Oktober 2024, dari https://www.allianz.co.id/explore/kenali-kandungan-gizi-penting-yang-wajib-ada-dalam-makananmu.html
8. Siregar, N. D. (2020). Pengaruh gizi terhadap kesehatan mental remaja. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, diakses dari https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/download/402/323
satu Respon
informatif min