Janji Manismu Sebanding Dengan Sakitnya Diabetes

diabetes

Tau nggak sih? Apa yang lebih sakit dari dighosting gebetan dan diputusin pacar? Ya kalau kata Gita sih orang yang mengingkari janji manisnya waktu pacaran dulu, alias mantan. Udah gitu sakitnya membekas dan sulit untuk dilupakan.

Tapi temen-temen tau nggak sih? Kalo ada yang lebih sakit dan berbahaya banget buat tubuh kita? Diabetes Mellitus. Penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah. Berdasarkan fakta yang ditulis oleh Rochmah HidayahMahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim dalam media etheses.uin-malang.ac.id tahun 2018. Bahwa Penderita penyakit diabetes mellitus di Indonesia menduduki urutan ke empat terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika serikat. Hasil penelitian juga menyebutkan kurangnya jumlah dan daya kerja insulin menyebabkan glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel sehingga hanya berakumulasi dalam darah. Diabetes Mellitus dapat menjadi penyebab aneka penyakit seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, gagal ginjal, katarak dan lain-lain.

Pola hidup yang sehat mencerminkan kehidupan seseorang baik dari badan, jiwa dan sosial yang dapat memungkinkan orang untuk produktif. Namun, tak semua masyarakat Indonesia memperhatikan pola hidup yang sehat bagi tubuh mereka dan lingkungan sekitar. Masih banyak yang lebih memperhatikan kuantitas dari pada kualitas makanan. Padahal dari kuantitas yang sedikit bisa kita kembangkan menjadi makanan sehat berkualitas. Namun sayangnya masyarakat Indonesia terlebih lagi seroang pelajar, lebih memilih gampangnya saja dengan membeli makanan asal-asalan tanpa memperhatikan proses pengolahannya. Masih banyak juga pelajar yang lebih memilih membeli makanan di kantin dan enggan mengkonsumsi bekal. Padahal makanan yang dibawa dari rumah lebih terjamin terlebih ibu sendiri yang memasak.

Berdasarkan hasil penelitian Nelly Afni dalam Jurnal Berkala Kesehatan berjudul Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan di SDN Natam Kecamatan Badar. Bahwa hasil penelitian seluruh siswa siswi kelas V sebanyak 73 orang lebih memilih jajanan yang siap dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, sikap individu, pengaruh teman sebaya, peran orangtua/keluarga terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan dan minimnya kesadaran untuk membawa bekal. Dengan hasil riset yang telah beredar di media dapat disimpulkan bahwa Pelajar Indonesia masih minim memperhatikan pola makan yang sehat.

Terlebih lagi makanan yang dikonsumsi para pelajar adalah makanan yang relatif manis. Seperti minuman dan makanan kemasan. Sebenarnya boleh saja kita mengkonsumsi makanan siap saji atau kemasan yang manis. Hanya saja, para remaja harus mengurangi makanan dan minuman manis. Namun ada sebagian remaja yang masih kurang aware dengan hal ini. Meski penyakit ini tidak dapat menular secara langsung, tetapi penyakit Diabetes dapat menyerang kesehatan kita tanpa memandang usia. Salah satu faktor terkuat penyebab Diabetes Mellitus ialah anggota keluarga penderita Diabetes Mellitus. Kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini, dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak memiliki riwayat Diabetes Mellitus. Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis oleh Bertalina Purnama berjudul Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tahun 2016 dalam Jurnal Kesehatan, Kementrian Kesehatan Tanjung Karang. Hasil penelitian, diperoleh analisis univariat distribusi karakteristik responden, diketahui bahwa jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (56,7%), umur responden terbanyak berkisar 51-60 tahun (43,3%) dan pendidikan terakhir responden terbanyak adalah SMA (36,7%). Memang semengerikan itu penyakit Diabetes, apalagi penyakit ini belum ditemukan obatnya. Meski sudah banyak edukasi bagi remaja, baik secara offline dan online, seperti di sosial media dan sejenisnya. Nyatanya itu semua masih kurang berdampak bagi kesadaran mereka. Seakan penyakit Diabetes itu adalah hal yang biasa saja bagi remaja.

Dari kasus ini Menteri Kesehatan tidak hanya mengedukasi para remaja saja, tetapi Ibu-ibu rumah tangga juga perlu mendapat informasi ini. Dalam artikel repository.urecol.org tahun 2006 berjudul Pencegahan dini Diabetes dengan edukasi pengaturan makan terkait risiko diabetes pada remaja di kalangan ibu. Dijelaskan bahwa penderita Diabetes Melitus diusia muda meningkat tidak hanya dipengaruhi pola makan yang tidak sehat pada usia remaja, namun juga dari kesadaran seorang Ibu. Perbaikan kebiasaan makan remaja dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang dapat ditingkatkan melalui edukasi. Metode melalui pemberian edukasi dengan ceramah tanya jawab pada ibu yang memiliki anak usia remaja. Hasil yang didapatkan adalah adanya peningkatan pengetahuan ibu tentang pengaturan makan terkait resiko Diabetes Melitus dengan nilai rata rata post test adalah 81,24. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah edukasi mampu meningkatkan pengetahuan ibu, tenaga kesehatan dianjurkan untuk memberikan edukasi pada ibu tentang pengaturan makan terkait resiko Diabetes Melitus. Guna meminimalisir peningkatan kejadian Diabetes Melitus dikemudian hari. Tetapi sayangnya masih ada Ibu yang paham terkait hal ini tapi tidak diterapkan di kehidupan sehari-hari. Sehingga edukasi dari berbagai sumber tidak terlalu berdampak bagi kesadaran para Ibu di Indonesia. Karena kesadaran ini sangat berpengaruh bagi kesehatan Ibu dan keluarganya.

Sehat itu tidak harus dimulai dari Ibu dan keluarga, tidak harus dimulai dari teman, sahabat dan kerabat dekat. Tapi dimulai dari diri kita sendiri. Mungkin sebagian remaja sudah menerapkan gaya hidup sehat dan masih ada yang belum. Seperti remaja yang duduk di bangku kelas 7 dan 8 SMP Wachid Hasyim 7 Surabaya. Pada acara Implementasi project dalam acara Youth Nutritiative hari Sabtu, 26 Agustus 2023. Implementasi Project ini dari tim kami bernama Gempita, yang berarti Gerakan Milenial Paham Imun dan Tanggap Aksi. Gempita ini beranggota 3 orang, yakni Gita, Salma dan Alexa. Merupakan siswi dari SMK Wachid Hasyim 2 Surabaya yang mengikuti kegiatan Youth Nutritiative. Implementasi project ini berawal dari seleksi Youth Nutritiative melalui akun Instagram healtheroes.id dan risefoundation.id dan juga materi seeputar gizi dan isi piringku melalui online di zoom, dan offline saat bertemu di Hotel Suites Surabaya. Alasan Kami memilih SMP Wachid Hasyim 7 Surabaya ini karena satu yayasan dengan Sekolah Kami. Selain mengedukasi adik-adik SMP Wachid Hasyim 7 Surabaya, Gempita juga membuat Madding Sugar MeterKenali Manismu” dan penyerahan X-Banner “Kenali Manisnya Minumanmu” kepada Kepala SMP Wachid Hasyim 7 Surabaya. Dari hasil Implementasi yang kami lakukan kepada 50 Siswa, masih banyak yang belum mengetahui kandungan gula terhadap minuman kemasan. “Wah.. minuman yang terdapat kandungan vitamin dan dianggap sehat ternyata banyak kandungan gula nya ya.” Ujar salah satu siswa SMP Wachid Hasyim 7 Surabaya. Setelah siswa melihat hasil madding sugar meter 3D yang Gempita buat dengan minuman kemasan lengkap dengan takaran gula. Madding sugar meter ini bisa menjadi mading hiasan sekaligus memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua warga SMP Wachid Hasyim 7 Surabaya. Harapan Gempita semoga Implementasi Project Youth Nutritiative ini dapat mengedukasi Peserta Didik sekaligus Tenaga Pendidik.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Picture of Gita Shafa Aurelia

Gita Shafa Aurelia

43

Bergabung

100.000

Tujuan Berikutnya

Ikuti Kampanye Ini

Form 1

Mereka yang Sudah Bergabung

Iklan Sponsor

Artikel Populer

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »