Generasi milenial sepertiku memang lagi di masa terkadang merasa iri melihat pencapaian teman lain, bahkan pernah di fase menyerah dan takut karena tidak bisa mencapai cita-cita. Keresahan itu terjadi karena sering melihat beberapa konten di sosial media tentang pencapaian orang lain yang keren dan hebat. Terkadang aku berpikir nanti akan jadi apa ke depannya, seperti takut hanya mendapat gelar sarjana tapi tidak bisa mendapat pekerjaan. Hal tersebut membuatku masuk ke dalam quater life crisis dimana fase merasa tidak memiliki arah, khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupan di masa mendatang.
Hal yang membuatku semakin tertekan karena aku pernah baca berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), melaporkan angka pengangguran Indonesia 8,42 juta orang pada periode Agustus 2022, naik dari sebelumnya 8,40 juta orang pada Februari 2022. Data ini membuatku resah, apakah iya nanti aku masuk ke salah satu dari mereka? Aku juga ingat saudaraku juga yang lulusan S1 tapi belum dapat pekerjaan selama setahun lebih padahal dia lulusan kampus ternama. Tapi aku sadar, bahwa hal tersebut tidak menjamin bisa langsung dapat kerja.
Selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi, cita-citaku adalah ingin bekerja di perusahaan besar sebagai public relation dan marketing communication. Terkadang pikiran negatif selalu muncul di kepalaku yang membuat susah tidur karena overthinking yang tidak ada ujungnya. Tapi aku juga tersadar, “mau sampai kapan stuck disini aja?”. Hal itu membuatku bangkit lagi untuk lebih produktif dan tidak menyerah. Dengan melihat konten inspiratif di sosial media, dapat memengaruhi motivasiku untuk lebih berkembang dan semakin semangat.
Seiring berjalannya waktu, aku merasa terdorong untuk melakukan perubahan yang terbaik bagi diriku sendiri. Aku mulai mencoba banyak hal baru agar bisa menambah pengalaman dengan berani keluar dari zona nyaman. Seperti contohnya, aku harus mengubah pemikiranku dengan tidak boleh insecure namun bersyukur. Kalimat itu sangat melekat di kepalaku dan memengaruhi kehidupanku setelah masa-masa terpuruk itu. Aku mulai bangkit pelan-pelan dan memberanikan diri kembali untuk bergabung ke beberapa organisasi yang dapat mengembangkan potensi yang aku miliki. Pada akhirnya, hal tersebut menjadi salah satu keputusan yang paling tepat karena aku disana juga menambah relasi baru yang keren.
Nah, trus gimana sih cara biar bisa jadi produktif juga? Sini aku kasih tau!! Pastikan sebelumnya kalian udah tau apa yang akan kita bahas. Jadi menggali potensi diri menambah passion dengan melalui hobi yang biasanya dilakukan. Seperti berorganisasi seperti aku, itu bakal membantu banget karena ketemu orang baru, jadi bisa bertukar cerita dan pengalaman juga. Selain itu mengatur rencana hidup mulai dari sekarang supaya tau apa sih yang mau aku lakukan kedepannya sehingga bisa lebih terarah. Dengan begitu aku jadi bisa melakukan satu per satu step untuk mencapai goals yang aku impikan.
Setelah aku merenungi kehidupanku, perlahan mulai bangkit untuk mengejar masa depan yang lebih cerah. Dengan dimulai dari diriku yang cukup extrovert dan hobiku yang suka mengobrol itu membuatku mencoba melatih public speaking agar lebih lancar. Tentunya secara tidak langsung pasti rasa semangat yang dapat mendukung untuk terus mengembangkan potensi dan meningkatkan skill. Namun, hal tersebut tidak hanya dari pribadi, tetapi juga perlu bantuan dari external yaitu pemerintah. Maka dari itu, harapannya setelah ini para stakeholders dapat membantu mendorong para remaja untuk bisa mewujudkan impian mereka masing masing.