Siapa yang kalau beli produk makanan atau minuman selalu lihat dari kemasannya dulu? Kebanyakan para Gen-Z saat ini sering tergiur pada suatu produk bukan karena rasanya saja, tapi karena kemasannya juga. Benar atau benar?
Tapi, pernahkah kalian memerhatikan ada apa saja, sih, dalam kemasan produk yang kalian beli? Apakah kalian sudah mengetahui bahwa setiap produk makanan atau minuman kemasan memiliki “Label Pangan?”
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh The Fo od and Drug (FDA) pada tahun 2005, 60% — 80% konsumen di Amerika membaca produk label pangan sebelum membeli produk makanan baru. Dari persentase tersebut, 30%-40% konsumen mengaku bahwa label produk pangan menjadi salah satu masukan mereka dalam membeli jenis produk pangan. Sedangkan hasil kajian Badan perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa hanya 6,7% konsumen di Indonesia yang memperhatikan label pada produk pangan kemasan untuk memilih produk makanan tersebut.
Dari sini, terbukti bahwa masyarakat Indonesia sangat minim memperhatikan label pangan. Alias mereka memakai prinsip “kemasan menarik, rasanya pas, auto jadi langganan!” Padahal, tidak semua yang kemasannya menarik dan rasanya enak itu sehat.
Wah, kok bisa? Nah, inilah pentingnya mengetahui Label Pangan. Yuk, ini saatnya kita mengenal Label Pangan!
Label pangan adalah keterangan mengenai pangan yang berbentuk tulisan, gambar, maupun kombinasi keduanya yang disertakan pada kemasan produk pangan. Label pangan juga sebagai sarana berkomunikasi dengan konsumen?
Loh loh loh … kok bisa? Komunikasi yang gimana nih?
Melalui label pangan, kita bisa mengetahui informasi suatu produk, ada apa saja, sih, kandungan di dalam makanan atau minuman yang kita konsumsi? Peran label pangan sebagai “sarana komunikasi” itu bisa kita rasakan ketika kita membaca label pangan.
Nah, mari kita mulai menerapkan KELABANG (Kenali Label Pangan) dalam kehidupan sehari-hari dengan mengenal dan membaca informasi pada label pangan.
Suatu produk kemasan harus tercantum label pangan, seperti:
1. Pesan Kesehatan:
“Konsumsi Gula kurang dari 54 gram, Garam (Natrium) kurang dari 2000 miligram, atau Lemak kurang dari 72 gram per orang per hari mencegah risiko Hipertensi, Stroke, Diabetes dan Serangan Jantung.”
2. Tanggal Kadaluarsa
Makanan/minuman baik digunakan sebelum tanggal yang tercantumkan.
3. Nama Produk
Menyatakan jenis produk
4. Komposisi
Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk
5. Informasi Nilai Gizi
Menggambarkan nilai gizi yang terkandung dalam satu kemasan makanan atau minuman, termasuk kadar gula, garam dan lemak.
6. Keterangan Halal
Terdapat logo halal resmi yang dikeluarkan oleh MUI
7. Izin Edar
Dikeluarkan oleh BPOM
8. Berat/isi
Menggambarkan berat bersih produk.
Mari perhatikan cara membaca informasi nilai gizi:
1. Serving Size
Serving size menunjukkan takaran dalam 1 kali penyajian atau dalam 1 porsi makan. Informasi nutrisi tersedia dalam1 kali penyajian. Serving per container Menunjukkan berapa banyak porsi dalam 1 kemasan.
2. Energi Total
Energi yang tercantum adalah untuk satu porsi makanan. Energi dari lemak menunjukkan berapa banyak energi dari lemak dalam satu porsi.
3. Persen AKG
%AKG (Angka Kecukupan Gizi) memberikan informasi kontribusi produk tersebut terhadap kebutuhan sehari. Kebutuhan energi harian rata-rata yaitu sebesar 2.000 kkal. Misalkan %AKG menunjukkan nilai 20%, maka kebutuhan nutrisi tersebut sudah terpenuhi 20% bila dikonsumsi sesuai takaran saji.
4. Kandungan Gizi
Biasanya terdiri dari total, lemak total, protein, karbohidrat total, gula, dan natrium yang terdapat dalam satu kemasan.
Nah, mengenali label pangan itu sangat penting. Tidak hanya untuk remaja saja, tetapi semua kalangan masyarakat wajib tahu informasi label pangan dalam kemasan. Maka, tim Health Heroes Fasilitator Jawa Timur telah melakukan aksi Health Heroes Goes to School yang telah dilaksanakan pada salah satu sekolah yang ada di Jawa Timur untuk menyebarluaskan informasi mengenai label pangan. Mengapa sasaran kami adalah para pelajar? Katanya, mengenali label pangan tidak pandang usia?
Yup! Kali ini kita memfokuskan sasaran pada pelajar karena sekolah dapat dikatakan sebagai lembaga sosialisasi. Melalui sosialisasi yang diadakan di sekolah, siswa-siswi dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai anak muda, tentunya siswa-siswi mudah untuk menyebarluaskan informasi tersebut ke berbagai jaringan yang dimiliki. Tahu sendiri, kan, kalau Gen-Z jaman sekarang jaringannya sangat luas, bahkan kadang se-Indonesia. Nah, inilah cara efektif untuk membantu menyebarluaskan informasi label pangan!
Jadi, sekarang kita sudah bisa mulai menerapkan KELABANG (Kenali Label Pangan) juga dalam kehidupan sehari-hari dan jangan sampai informasi yang didapat hanya berhenti pada kita saja, melainkan harus terus disebarkan!
WE HEALTH, WE HEROES!