Kampanye Mindful Eating, Meaningful Life (MEMean) Bagi Remaja

kampanye mindfull eating

Kampanye MEMean atau Mindful Eating Meaningful Life, merupakan gerakan untuk meningkatkan kesadaran bagi para remaja terkait pentingnya memperhatikan asupan makanan yang masuk dan bagaimana cara untuk mencintai diri. 

Apakah teman-teman tahu, bahwa dibutuhkan pemenuhan kalori sebanyak 2000-2650 kalori setiap harinya bagi seorang remaja. Tak hanya itu, ada serangkaian nutrisi lain seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, dan vitamin lain yang perlu dipenuhi remaja. Namun sayangnya, masih banyak dari remaja yang masih belum mampu menyeimbangkan kebutuhan tersebut. Sebagai negara berkembang berpenghasilan menengah, Indonesia sedang bergulat dengan beban ganda (double burden) malnutrisi di semua kelompok umur, termasuk remaja.

Kemajuan yang lambat dalam mengurangi malnutrisi, ini diperparah oleh peningkatan kasus overnutrisi yang pesat. Terdapat paradoks terkait kebutuhan untuk memenuhi konsumsi pangan pada remaja yang nyata. Di satu sisi, kelebihan berat badan dan obesitas semakin menjadi tantangan utama kesehatan masyarakat di Indonesia, tetapi isu kekurangan gizi lainnya seperti stunting dan Wasting juga masih menjadi permasalahan di sisi lain. Remaja bahkan ditemukan sebagai kelompok umur yang mengalami gangguan makan dengan frekuensi yang terus meningkat.  

Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Data yang dirangkum dari BPS 2021 dan Kementerian Kesehatan RI 2021 menunjukkan bahwa pada tahun 2018, sekitar 7,6 juta anak usia sekolah, 3,3 juta remaja, dan 64,4 juta orang dewasa di Indonesia mengalami kondisi ini. Di sisi lainnya, gangguan makan merupakan penyakit kompleks yang semakin sering menyerang remaja. Gangguan ini menempati urutan ketiga penyakit kronis paling umum pada remaja perempuan (1), dengan angka kejadian hingga 5%, tingkat yang meningkat secara dramatis selama tiga dekade terakhir.

Dua subkelompok utama dari gangguan ini diakui: bentuk restriktif, di mana asupan makanan sangat dibatasi (anorexia nervosa), dan bentuk bulimia, di mana episode makan berlebihan diikuti dengan upaya untuk meminimalkan efek makan berlebihan melalui muntah, katarsis, olahraga atau puasa (bulimia nervosa). Baik anoreksia nervosa dan bulimia nervosa dapat dikaitkan dengan morbiditas biologis, psikologis dan sosiologis yang serius, dan mortalitas yang signifikan. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai double burden.  

Fakta tersebut tentu mengkhawatirkan karena seharusnya, di masa remaja ini menjadi masa perkembangan yang emas. Tidak terpenuhinya atau justru kelebihan asupan yang tidak sesuai dengan kriteria ideal akan membuat perkembangan dan pertumbuhan remaja menjadi optimal. Bagi isu kelebihan berat badan dan obesitas, keduanya merupakan faktor resiko utama untuk berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti kardiovaskular, stroke, dan beberapa jenis kanker.

Bagi gangguan makan berupa pembatasan konsumsi yang masuk ke dalam tubuh pun mampu menyebabkan banyak komplikasi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Kemunculan obesitas maupun gangguan makan bahkan ditemukan dapat terjadi secara berbarengan. Obesitas dan gangguan makan dapat terjadi berdampingan sehingga memperparah masalah kesehatan fisik dan psikologis. Faktor-faktor resiko gangguan makan di antaranya, ketidakpuasan dengan tubuh, harga diri yang rendah, depresi, dan terlibat dalam perilaku diet. Diet tanpa pengawasan untuk mengelola berat badan dapat memperburuk risiko gangguan makan. 

Kampanye MEMean atau Mindful Eating Meaningful Life, merupakan gerakan untuk meningkatkan kesadaran bagi para remaja terkait pentingnya memperhatikan asupan makanan yang masuk dan bagaimana cara untuk mencintai diri. Kegiatan Mindful Eating ini berupa psikoedukasi terkait pentingnya penerapan mindful eating dalam melakukan kegiatan makan sehari-hari serta psikoedukasi bagi para remaja untuk lebih mencintai diri. Komponen utama dalam kampanye ini adalah:  

1. Kegiatan Psikoedukasi Mindful Eating:   

Psikoedukasi Mindful Eating juga mengajarkan bagaimana bahaya dari adanya emotional eating. Pada kegiatan ini, akan diajarkan langkah-langkah dalam melakukan mindful eating secara spesifik dan general. Kegiatan mindful eating akan berupa instruksi tahap per tahap berupa raisin exercise (Praktik mindfulness dalam makan) dan tips and trick mengenai pentingnya mindful eating.   

Psikoedukasi Mindful Eating ini penting karena adanya fenomena perilaku makan maladaptif seperti makan sebagai respons terhadap emosi (disebut makan emosional), makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal (disebut makan eksternal), makan sebagai respons terhadap keinginan makan (makan intuitif), makan berlebihan (binge eating) atau makan tanpa kontrol. Perilaku makan ini dikaitkan dengan perkembangan dan pemeliharaan kelebihan berat badan, obesitas, dan gangguan makan. Oleh karena itu, mindfulness, atau mindful eating, semakin banyak digunakan untuk membantu gangguan makan serta obesitas (Peitz, Schulze, & Warschburger, 2019). Mindful eating (ME) telah terbukti mampu untuk mengurangi keinginan makan, mengontrol porsi makan, serta mengatur indeks massa tubuh dan berat tubuh (Dunn, 2018). Psikoedukasi Mindful Eating juga menyampaikan terkait pentingnya asupan makan yang cukup setiap harinya dan menghindari diet ekstrem. 

Kegiatan Psikoedukasi Loving MESelf:  

Tak hanya itu, salah satu kegiatan dari kampanye MEMean adalah kegiatan memahami dan mencintai diri. Psikoedukasi ini dirasa penting karena permasalahan terkait adanya ketidakpuasan terhadap citra diri sebagai salah satu faktor yang menyebabkan munculnya gangguan makan (eating disorder) pada remaja. Tak hanya itu, pada kegiatan psikoedukasi Loving MESelf ini juga dipaparkan beberapa jenis gangguan makan pada remaja agar muncul kesadaran terhadap perilaku maladaptif yang mungkin selama ini tidak disadari. Bentuk dari Psikoedukasi ini berupa refleksi diri terkait persepsi tubuh dan kepercayaan diri pada tubuh serta pembahasan dan diskusi bersama terkait pentingnya mencintai diri.  

Namun, kampanye ini tak bisa hanya berhenti di sini saja. Diperlukan adanya gerakan dari setiap remaja untuk terus menggalakkan pentingnya kesadaran akan asupan nutrisi yang tepat dan cukup. Apa saja yang bisa Sobat Remaja lakukan?. 

Gerakan MEE 

Maximize social media: Galakkan tagar #MEMean, #MakanyangPenting, dan #BukanYangPentingMakan melalui sosial media.  

Educate Yourself and Others: Turut mengedukasi teman sebaya akan pentingnya memperhatikan asupan nutrisi dan gizi yang masuk dalam tubuh.  

Empathize: Berempati dan peka terhadap lingkungan sekitar ketika melihat teman yang menunjukkan gejala gangguan makan dan mulai menumbuhkan kebiasaan diet ekstrem.  

Mari bersama-sama, galakkan pentingnya pemenuhan nutrisi yang sehat dan cukup, dan hindari diet ekstrem.

#MakanYangPenting #BukanYangPentingMakan.

REFERENSI
1. Rifki A, Muhammad. “Pentingnya Menjaga Kesehatan”. Kumparan.com, 18 April 2018, https://kumparan.com/muhamad-rifki-a/pentingnya-menjaga-kesehatan
2. Sulaiman, M.Reza. “Dampak Negatif dan Dampak Positif Diet bagi Tubuh”. suara.com, 03 Maret 2021, https://www.suara.com/health/2021/03/03/202034/dampak-negatif-dan-dampak-positif-diet-bagi-tubuh
3. Nareza, Meva. “Obesitas”. alodokter.com, 03 Oktober 2023, https://www.alodokter.com/obesitas
4. Retno Wulandari, Larastining. “Fungsi Protein, Zat Gizi Penting yang Dibutuhkan Tubuh”. hellosehat.com, 22 Mei 2023, https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/fungsi-dan-makanan-protein/
Facebook
Twitter
LinkedIn
Picture of Anisa Qoni Azizah

Anisa Qoni Azizah

16

Bergabung

100.000

Tujuan Berikutnya

Ikuti Kampanye Ini

Form 1

Mereka yang Sudah Bergabung

Iklan Sponsor

Artikel Populer

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »